Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya... sekitar 2 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 6 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.
Jadi... begini nih ceritanya.
Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 8 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah... mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh... ternyata dia bersama tantenya Liza yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Liza mengganti celana anakku, "Kemana mamanya, Za...?" tanyaku. "Lagi ke pasar Bang"jawabnya "Emang gak diberi tau, ya?"timpalnya lagi. Aku melihat Liza pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
"Kenapa kamu"tanyaku heran "Anu bang..."sambil melihat kembali ke bawah.
"Oh... maaf ya, Za"terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm... tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana.
Anehnya, Liza hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir "Abis tempur ya, Bang. Mau dong..."katanya tanpa ragu "Haaa..." Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Liza kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah... masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Liza di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Liza yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor. "Siapa?"tanyaku "Duhhhh... kan cuma kita berdua di rumah ini, bang"jawabnya.
"Oh iya, ada apa, Za...?"tanyaku lagi
"Bang, lampu di kamar aku mati tuh"
"Cepatan dong!!"
"Oo... iya, bentar ya" balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Liza.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud. "Za, kamu pegangin nih kursi ya?" perintahku "OK, bang" balasnya.
"Kok kamu belum pake baju?"tanyaku heran.
"Abisnya agak gelap, bang"
"ooo...!?"
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Liza. Dan... braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Liza.
"Ou...ou..."apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka. "Maaf, Za"
"Gak apa-apa bang"
Anehnya Liza tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Liza hanya terdiam dan tidak membalas.
"Kok kamu diam?"
"Ehmm... malu, Bang"
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Liza mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
"Ouhh... sakit, Bang. Tapi enak kok"
"Za... tubuh kamu bagus sekali, sayang... ouhmmm" Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Liza tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum memeknya Liza, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
"Adauuu.... sakiiit" tentu saja ia melonjak kesakitan.
"Oh, maaf Za"
"Jangan seperti itu dong" merintih ia
"Ayo lanjutin lagi" pintanya
"Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang" aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Liza langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
"Ohhh... Za, enak kali sayang, ah...?" kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh...!!
"Duh, gede amat barang mu, Bang"
"Ohhh...."
"Bang, Liza sudah tidak tahan, nih... masukin kontol mu, ya Bang"
"Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan" Liza kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang memeknya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
"Ouuu...ahhhhh...." blessss... seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Liza.
"Aduuuh, Baaaang..... akhhhhh" Liza mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Liza semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
"Akhhhh... aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh... ahhh... ouhhh"
"Jangan dulu Za, tahan ya bentar" hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Liza, genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Liza terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
"Ampuuuun... ahhhh... ahhhh... trus, Bang"
"Baaang... goyangnya cepatin lagi, ahhhh... dah mau keluar nih"
Liza tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
"Oughhhhh... abang juga mau keluar, Za" kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Liza membana di ruang kamar.
Erangang panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
"Akkhhhhhh..... ouughhhhh.... ouhhhhhh"
"Enak, Baaaangg...."
"Iya sayang.... ehmmmmmm" kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Liza dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
"mmmmmmuaaachhhhh..." dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Liza siap dan dimanapun aku siap.
Jadi... begini nih ceritanya.
Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 8 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah... mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh... ternyata dia bersama tantenya Liza yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Liza mengganti celana anakku, "Kemana mamanya, Za...?" tanyaku. "Lagi ke pasar Bang"jawabnya "Emang gak diberi tau, ya?"timpalnya lagi. Aku melihat Liza pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
"Kenapa kamu"tanyaku heran "Anu bang..."sambil melihat kembali ke bawah.
"Oh... maaf ya, Za"terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm... tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana.
Anehnya, Liza hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir "Abis tempur ya, Bang. Mau dong..."katanya tanpa ragu "Haaa..." Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Liza kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah... masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Liza di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Liza yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor. "Siapa?"tanyaku "Duhhhh... kan cuma kita berdua di rumah ini, bang"jawabnya.
"Oh iya, ada apa, Za...?"tanyaku lagi
"Bang, lampu di kamar aku mati tuh"
"Cepatan dong!!"
"Oo... iya, bentar ya" balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Liza.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud. "Za, kamu pegangin nih kursi ya?" perintahku "OK, bang" balasnya.
"Kok kamu belum pake baju?"tanyaku heran.
"Abisnya agak gelap, bang"
"ooo...!?"
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Liza. Dan... braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Liza.
"Ou...ou..."apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka. "Maaf, Za"
"Gak apa-apa bang"
Anehnya Liza tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Liza hanya terdiam dan tidak membalas.
"Kok kamu diam?"
"Ehmm... malu, Bang"
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Liza mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
"Ouhh... sakit, Bang. Tapi enak kok"
"Za... tubuh kamu bagus sekali, sayang... ouhmmm" Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Liza tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum memeknya Liza, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
"Adauuu.... sakiiit" tentu saja ia melonjak kesakitan.
"Oh, maaf Za"
"Jangan seperti itu dong" merintih ia
"Ayo lanjutin lagi" pintanya
"Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang" aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Liza langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
"Ohhh... Za, enak kali sayang, ah...?" kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh...!!
"Duh, gede amat barang mu, Bang"
"Ohhh...."
"Bang, Liza sudah tidak tahan, nih... masukin kontol mu, ya Bang"
"Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan" Liza kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang memeknya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
"Ouuu...ahhhhh...." blessss... seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Liza.
"Aduuuh, Baaaang..... akhhhhh" Liza mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Liza semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
"Akhhhh... aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh... ahhh... ouhhh"
"Jangan dulu Za, tahan ya bentar" hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Liza, genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Liza terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
"Ampuuuun... ahhhh... ahhhh... trus, Bang"
"Baaang... goyangnya cepatin lagi, ahhhh... dah mau keluar nih"
Liza tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
"Oughhhhh... abang juga mau keluar, Za" kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Liza membana di ruang kamar.
Erangang panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
"Akkhhhhhh..... ouughhhhh.... ouhhhhhh"
"Enak, Baaaangg...."
"Iya sayang.... ehmmmmmm" kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Liza dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
"mmmmmmuaaachhhhh..." dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Liza siap dan dimanapun aku siap.
Dari Pada Nganggur. There are any Dari Pada Nganggur in here.
-
Cerita Dewasa ini terjadi sekitar setahun yang lalu, tahun kedua-ku bersekolah di luar negeri. Aku sedang mandi dan mempersiapkan diri untuk...
-
Inilah cerita seks sedarah antara ibu dan anak, bercinta dengan anak kandung ataupun bercinta dengan ibu kandung memang menjadi hal yang tak...
-
Keluarga Calvin pamitan pada Antonius, Ali, Bayu, dan Made setelah cukup lama ngobrol dengan Dion dan saudara-saudaranya. Besok pagi mere...
Search This Blog
Blog Archive
-
►
2022
(2)
- ► December 2022 (2)
-
▼
2021
(300)
- ► December 2021 (12)
- ► November 2021 (26)
- ► October 2021 (15)
- ► September 2021 (3)
- ► August 2021 (2)
- ► April 2021 (1)
- ► March 2021 (16)
-
▼
February 2021
(54)
- Ada Apa Dengan Rangga?
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 43 : Bangsal Nomor 19
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 42 : Silvia …, Oh Silvia …
- Keperawanan Ibu Guru
- Ngentot Tante Sexy
- Kenalan Remaja Jilbab Perawan
- Perjalanan Seks Seorang Guru
- Tante Ken Aduhai Seksi
- Irwan 2 : Kakakku dan Pengertiannya
- Irwan 1 : Mamaku Pengalaman Pertamaku
- Takan Lari Orgasme DiKejar
- PEJUH SIAPA INI??
- Demi Sahabat
- Erli Berikan Keperawananmu
- Dari Pada Nganggur
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 41 : Damai Itu, Indah …
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 40 : Arti Persahabatan
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 39 : Akhir Kisah Dion
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 38 : Tak Terduga
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 37 : Interogasi
- Derita ABG saat Jogging Pagi
- Hadiah Kedewasaan
- [Video] Aino Kishi SOE-472
- [Video] Sayaka Fukuyama - Beautiful Young Nurses O...
- Cinta 10 minit By eDdieaMir
- Aku Masih Ingat - Ricky and big black car By Edd
- Adik Kesayangan Saya By Isaac
- Kenangan di Kampus (2) By adekku
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 36 : Nafsu Reserse
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 35 : Made
- Mau Dibikin Apa... Mas ? By Jee
- Semalam Bersama Syam By Rizal
- Kena Amput Oleh Orang Melanau Di Sarawak By Wanxxx
- Melancap Bersama Seorang Cikgu Berusia 42 Tahun By...
- Aku Anak Siapa : part 3
- Aku Anak Siapa : part 2
- Aku Anak Siapa : part 1
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 34 : Om Handoko
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 33 : Kejujuran Hati
- Beromen Diatas Katil Double Decker By eDdieaMir
- Terkenang Dipeluk Ejan By eDdieaMir
- Sex Dengan Bapa Saudara By Jimbob
- Thank You Ian By Wan
- Kongsi Selamanya 2
- Kongsi Selamanya 1
- Dua Batang Untuk Isteri ku
- Mengayat Anak Buah Sendiri
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 32 : Ternyata, Oh Ternyata …
- SERIAL ANDRE DAN CALVIN 31 : Penangkapan
- Abang Aziz , Aku Rindu Padamu By Arjuna Asmara
- Malam Yang Hebat Sekali By Shamsuddin@22
- Bestnya Main Ngan Abang By hadi
- Pengalaman di Tempat Awam By Zoey
- Lubang Najis Kak Dewi : part 2
- ► January 2021 (127)
Powered by Blogger.
Find Your Happiness Within Yourself Quotes
Find Your Happiness Within Yourself Quotes . Web find peace within yourself.” “seeking happiness outside ourselves is like waiting for sunsh...

Labels
- 69
- Abang Angkat
- Air Mani
- Ajudan
- Amput
- Anal
- Askar
- Asrama
- Awek
- Ayah
- Ayam
- Bapa Saudara
- Bas
- Batang Besar
- Batang Kuda
- Bawah Umur
- Beastillity
- Bercuti
- Blowjob
- Bogel
- Bontot
- Boyfriend Orang
- Butuh
- By Budak Adli
- By Denco
- By EddieAmir
- By Jimbob
- By Man
- By Mr Cadd
- By Nicholas
- By Niclit
- By Nur Atikah
- By pangeran212
- By Wanxxx
- Cerita Dewasa
- Cikgu
- Cina
- Daun Muda
- Dildo
- Download
- Driver
- Driver Lori
- Duda
- Emak
- ExBoyfriend
- Fan Fiction
- Foursome
- Glory Hole
- Handsome
- Hensem
- Hetero
- Hisap
- Homo
- Horor
- Hotel
- Housemate
- Ibu Mertua
- Incest
- Indian
- Indonesia
- Interracial
- Isteri Orang
- Jawa
- jiran
- Jubur
- Kampung
- Kebun Teh
- Kisah Cinta Dua Marhalah
- KL&L
- Konek
- Kontol
- Kontol Gede
- Kuli
- Lancap
- Liwat
- Love Story
- Maktab
- Malaysia
- Mat Salleh
- Mature
- Melanau
- Melayu
- MOTNES
- Muscle
- Negro
- News
- Ngentot
- Novel
- Orgy
- Outdoor
- Pakcik
- Pemerkosaan
- Pensyarah
- Pertama
- Polis
- pondan
- Remaja
- Rogol
- Roomate
- Sarawak
- Satpam
- Sedarah
- Sekolah
- Selingkuh
- Serial Andre dan Calvin
- Sesama Wanita
- Siswa
- Skodeng
- Sport
- Suami
- Suami Isteri
- Suami Orang
- Tentera
- Tetek
- Threesome
- Toilet
- Tukar Pasangan
- Umum
- Uncle
- Universiti
- Video