Aturan #1 : setiap nama target harus ditulis lengkap sambil membayangkan wajahnya
Vio (20 tahun) mengendarai Honda jazz-nya dengan kecepatan sedang. Ia harus extra hati hati karena hujan yang turun dengan derasnya membuat malam semakin gelap dan membatasi jarak pandang. Sesekali Vio menajamkan matanya melihat ke kiri dan kanan, sepertinya sedang mencari alamat. Honda jazz itu terus membelah malam , menembus tirai air hujan dan menjadi mobil satu satunya yang berada di jalanan saat itu. Hujan sederas ini apalagi di malam hari membuat banyak orang enggan untuk keluar rumah.
Aturan #2 : jika nama yang ditulis adalah laki laki ,maka 40 detik kemudian ia akan tewas karena serangan jantung kecuali dituliskan detail kematiannya
Vio membelokkan mobilnya ke sebuah komplek perumahan yang belum jadi. Tempat itu sangatlah sepi dan gelap gulita. 6 bulan lalu pembangunan perumahan itu dihentikan karena masalah fInancial , akibatnya beberapa rumah yang sudah setengah jadi menjadi terbengkalai. Sambungan listrik pun dicabut kembali oleh PLN. Hanya mengandalkan lampu mobil , mata Vio mencari cari rumah yang dituju. Dan diantara jajaran bangunan yang gelap gulita , di salah satu rumah setengah jadi terlihat titik cahaya dan juga bayangan orang disana. Vio menghentikan mobilnya tepat di depan bangunan tersebut.
Aturan #3 : jika nama yang ditulis adalah wanita , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami lonjakan birahi dan akan bercinta dengan siapapun secara acak kecuali dituliskan detail dengan siapa dia bercinta.
Tanpa payung, Vio turun dari mobilnya dan langsung berlari kecil memasuki bangunan tersebut. Titik air hujan membasahi tubuh indahnya terutama pundaknya yang terbuka. Bangunan itu sedianya akan menjadi rumah dua lantai sebelum akhirnya pembangunannya terhenti. Kondisi lantai satu sangat kotor dan berantakan. Bekas kantong semen berserakan dimana mana. Belum lagi sampah lainnya seperti bekas minuman , kertas Koran , kaleng cat , tambang plastic , hingga tumpukan kecil pasir teronggok sembarangan. Vio melangkah hati-hati diantara sampah yang berserakan. Ia naik ke lantai dua menggunakan tangga yang sudah jadi. Berbeda dengan lantai satu yang gelap, di lantai dua kondisinya sepertinya lebih terang.
Aturan #4 : jika nama wanita yang ditulis kemudian dicoret , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami pemerkosaan secara acak kecuali dituliskan detail pemerkosanya.
Sebuah lentera elektrik bertenaga baterai menerangi lantai dua. Lantai ini menjadi lebih terang karena di tengah ruangan ada api unggun yang menyala walau tak begitu besar , setidaknya cukup untuk menghangatkan tubuh. Seorang lelaki duduk didekatnya. Vio berjalan mendekati lelaki itu sambil memperhatikan sekeliling. Tempat ini lebih rapi daripada di bawah. Meski memang kesan kotor dan berantakan masih terasa , setidaknya sampah sampah tertumpuk rapi di sudut ruangan dan sebagian digunakan sebagai bahan bakar api unggun. Tak banyak barang disana selain dua buah kursi kayu, satu bangku panjang , dan sebuah kasur gulung tergelar di lantai dilapisi oleh kain lebar bekas spanduk salah satu partai. Lelaki itu menoleh dan berdiri saat mendengar langkah kaki Vio mendekat , ia tersenyum senang. Orang itu adalah Benjo, preman pasar dan juga seorang krimInal yang ditakuti. Spesialisasinya adalah curanmor, terkadang disertai dengan kekerasan. Sebagai orang jalanan tampangnya jelas jauh dari tampan. kulit hitam, rambut cepak tak jelas, tato dimana mana, dan terutama wajahnya yang sangar dengan bekas luka melintang dari ujung dahi atas membelah pipi sebelah kiri. Bekas sabetan golok musuhnya sesame preman dulu. Penampilan Benjo sangat berbanding terbalik dengan Vio. Seorang gadis cantik, mahasiswi sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Apa yang terbayang oleh pria dari kecantikan dan keindahan tubuh seorang wanita, itulah Vio. Apalagi selain mahasiswi, ia juga sedang merintis karir di bidang modeling. Ia termasuk salah satu rising star dari sebuah majalah pria dewasa dan pernah berpose sexy disana. Meski bukan sebagai cover model setidaknya itu membuktikan jika Vio tak hanya cantik tapi juga mempunyai body yang menggiurkan.
“hai….” Sapa Vio pendek
“hai juga…..” Benjo juga menjawab pendek lalu keduanya tak ada lagi yang saling berbicara.
Benjo mendekati Vio. Dielusnya pipi gadis itu, terasa begitu halus. Disentuhnya pula bibir gadis itu yang sungguh menggoda tak tertahankan untuk menciumnya. Viona malam itu memang terlihat sangat cantik sekali. Rambutnya ia ikat ke belakang sehingga lehernya terlihat, ditambah baju yang dikenakannya bermodel jatuh di bagian pundak sehingga bahunya yang putih berpadu indah dengan kelenjangan lehernya. Di bagian bawah Vio memakai rok jeans yang sangat pendek sehingga kakinya yang panjang terlihat berpadu indah dengan pahanya yang putih mulus. Benjo mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Vio. Butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya Vio membalas ciuman itu. Keduanya berpagut dengan ganasnya, lidah mereka liar mencari pasangan.
“mmm….mmmphh…mmmm….” Vio menggumam tertahan saat bibir mereka menyatu saling mengulum dan mencium. Dirangkulnya makin erat pria dihadapannya, payudara gadis itu menekan empuk dada Benjo yang keras.
Ciuman Benjo kini beralih menyusuri leher mulus Vio , memberikan rangsangan geli dan nikmat pada gadis itu , terutama saat lidah Benjo menyusuri pundaknya yang terbuka.
”oouhh……oohhh…..ooohhh…..” Vio mulai mengerang nikmat.
Dengan satu isyarat tangan Benjo menyuruh Vio untuk berlutut. Gadis itu menurut dengan pasrah dan langsung paham apa yang harus dilakukannya. Jari jari lentiknya dengan cekatan membuka ikat pinggang Benjo, kancing celananya hingga retsletingnya.celana Benjo meluncur jatuh sampai mata kaki untuk kemudian dilepas oleh pemiliknya.
Karena sudah menegang sedari tadi, ujung penis Benjo terlihat sedikit mengintip dari balik celana dalamnya. Tanpa ada keraguan sedikitpun, Vio menjilati ujung penis yang sedikit terlihat itu layaknya mencicipi es krim.
“wuughh…teruss..ya ..gitu…gitu…..” Benjo meracau menikmati permaInan lidah Vio.
Tak hanya jilatan lidah saja , Vio juga menggosok-gosok bibirnya pada ujung penis itu. Rasa geli yang erotis sontak menyebar cepat ke skujur tubuh pria itu. Benjo merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya , padahal ini barulah permulaan , belum lagi rasa kulumannya , atau jepitan vagInanya , atau seluruh tubuhnya bahkan. Sungguh beruntung preman satu ini , bisa menikmati tubuh indah dan sexy seorang calon model majalah pria dewasa.
Kali ini Vio mulai menurunkan celana dalam Benjo , tidak dengan tangan melainkan dengan mulut dan giginya. Gesekan gesekan halus antara wajah mulus Vio dengan selangkangannya membuat birahi Benjo semakin melonjak tak terkendali. Terlepas dari kungkungan celana dalam , penis Benjo langsung berdiri siaga penuh. Vio meraih penis itu dengan tangannya lalu dengan sangat ahli melakukan gerakan kocokan dan memijat sehingga perasaan banjo makin tak karuan saking nikmatnya. Sex memang bukan hal yang asing bagi Viona, ia kerap melakukannya dengan kekasihnya , juga pernah dengan photograpernya seusai photo session. Mungkin yang sedikit agak aneh adalah kenapa Vio mau melakukan sex dengan pria seperti Benjo. Seorang preman yang wajahnya jauh dari tampan , bahkan sebenarnya tak Vio kenal sama sekali. Apalagi selama ini Vio terkenal pilih pilih untuk urusan cowok apalagi sex. Untuk bisa mendekatinya, tak cukup wajah tampan tapi juga kantong tebal.
Lidah Vio bergerak liar menyapu dan melingkar di seputaran batang besar milik Benjo.
Jilatannya bergerak naik turun dari ujung atas hingga ke bawah lalu naik lagi, begitu seterusnya.
Aksi selanjutnya semakin membuat Benjo panas dingin saat Vio mengulum penis itu dengan mulutnya. Terasa penuh dan sempit karena mulut Vio yang tak terlalu besar. Dimulai dengan perlahan , kepalanya bergerak maju mundur lalu semakin cepat. Begitu intens Vio mengocok penis Benjo dengan mulutnya. Tak tahan dengan ‘panas’ yang dirasakan , Benjo membuka pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat sementara Vio masih berpakaian lengkap. Benjo mengelus bahu Vio yang terbuka , tak sabar rasanya ingin segera melucuti seluruh pakaian gadis cantik ini. Menikmati lekuk demi lekuk tubuhnya , menindihnya. Namun untuk sementara ini Benjo masih menikmati kuluman bibir Vio yang basah dan hangat. Penisnya semakin berdenyut tak tertahankan. Sampai akhirnya Benjo tak tahan juga. Ia menyuruh Vio untuk berdiri lalu dengan tak sabar dilucutinya seluruh pakaian gadis itu
”anjrritt……!!!” Benjo terkesima sendiri melihat tubuh polos Vio tanpa penutup , nyaris sempurna.
Tangannya memijit lembut dua payudara Vio , begitu empuk Dan kenyal. Putingnya ia sentil-sentil , semula dengan jari lalu berlanjut dengan lidah. Vio tak banyak beraksi selain memejamkan mata , mulutnya sedikit terbuka mengeluarkan desahan desahan menggairahkan. Birahi Benjo sudah mencapai titik ‘kritis’ , digendongnya tubuh Vio dan dijatuhkannya di atas kasur. Dengan buas Benjo langsung menindih tubuh indah itu. Leher Vio ia ciumi ganasseraya meremas buah dadanya.
‘oouu…aahhh..aduhh..baangg…pelan…sakiit..niihh….”rintih Vio pelan bernada manja.
Benjo semakin ganas saja saat menciumi dan mengulum satu belahan dada Vio, yang sebelah lagi ia remas remas. Lidahnya bermain main di sekitaran puting, sesekali payudara itu ia hisap kuat kuat meninggalkan bekas merah pada kulit mulus tersebut.
Benjo membalikkan tubuh Vio hingga tertelungkup. Mata preman itu langsung nanar menyaksikan betapa mulus dan putihnya punggung gadis dihadapannya ini. Dielusnya dengan perlahan punggung mulus itu , rasanya begitu lembut dan halus bagai guci porselein dari chIna.
Benjo mencium tengkuk Vio dan berlanjut menjelajahi tiap inchi dari punggung gadis itu. Sebelah tangannya menelusup , meraup dan meremas buah dada kiri gadis itu.
“ooouuhhh….” Vio hanya bisa merintih lirih.
Tak se-inchi pun dari punggung Vio terlewatkan oleh belaian dan ciuman Benjo , bahkan kini Benjo menelusuri punggung mulus itu dengan penisnya. Cukup bermain main , Benjo mengangkat sedikit pantat Vio dan memposisikan diri untuk menyetubuhi dari belakang.
”ooooohhhhh……” Vio melenguh panjang saat penis Benjo mulai menyeruak masuk.
Sejenak Benjo terdiam membiarkan penisnya dan vagIna Vio saling ‘beradaptasi’, barulah selang semenit kemudian Benjo mulai bergerak maju mundur , menanamkan penisnya semakin dalam.
“oohh…aahhh…aahhh…ouuhh…..” erangan erotis Vio mengiringi setiap hentakan yang dirasakan tubuhnya sekaligus menjadi penyemangat untuk Benjo.
Awalnya penis Benjo yang berukuran lumayan besar tersebut sempat membuat Vio tak nyaman , namun lama kelaman gesekan gesekan di dinding vagInanya terasa begitu enak dan membuainya dengan efektif. Tubuh Vio terus tersentak seiring dengan semakin intensnya dorongan Benjo , buah dada gadis itu menggantung dan bergoyang goyang begitu menggoda dan menggairahkan. Benjo boleh saja seorang preman jalanan ,tapi untuk urusan sex dia tergolong jago. Ia menggenjot tubuh Vio dari belakang dengan tempo yang tepat , kadang cepat , kadang pelan , kadang berhenti untuk sejenak memainkan buah dada Vio yang menggantung.
Hasilnya Vio mencapai orgasme terlebih dahulu , tangan kecilnya meremas kuat kain penutup kasur tersebut, mulutnya mengeluarkan desahan panjang , tubuhnya menegang sejenak untuk kemudian melemas.
Melihat Vio yang sudah mencapai puncak , kali ini Benjo mempercepat genjotannya tanpa jeda. Tubuh Vio yang lemas terguncang guncang liar. Sesekali pula Benjo memukuli pantat Vio hingga memerah. Dan akhirnya Benjo menggeram panjang , sperma menyembur deras membasahi vagIna Vio , ia pun langsung ambruk lemas diatas tubuh Viona. Keduanya terdiam masih meresapi kenikmatan yang baru saja dirasakannya. Terbuai oleh kenikmatan keduanya tak menyadari jika sebenarnya sedari tadi ada yang mengintip mereka. Setiap detil persetubuhan mereka tak luput dari pandangan mata orang itu. Dan setelah Vio dan Benjo menyelesaikan permaInannya ia langsung turun perlahan tanpa suara. Saat ia melangkah meninggalkan rumah itu , samar terdengar lagi suara rintihan Vio menggema dari lantai dua. Orang itu tersenyum , rupanya permaInan sudah dimulai lagi. Orang itu adalah Don , kekasih Vio atau tepatnya mantan kekasih. Dan sebenarnya ia sudah lebih dahulu tiba di tempat itu sebelum Vio. Hujan masih turun dengan derasnya , Doni berlari menembusnya menuju bangunan yang berada tepat di depan tempat Vio dan Benjo berada. Disana ia menyembunyikan mobilnya. Doni masuk kedalam mobil dengan perasaan puas, hatinya begitu bersemangat dan bergairah bagaikan baru saja meraih hadiah milyaran rupiah. Diraihnya sebuah buku berwarna hitam bertuliskan ‘black note’ di sampulnya.
“ternyata buku ini memang berguna sekali…..” gumam Doni , ” dengan buku ini gue bisa melakukan apa aja …..gue bisa habisin semua sampah masyarakat…gue bisa hukum semua cewek yang taunya cuma morotin cowoknya…….gue bisa apa aja..!!!”
Doni memandang bangunan di seberangnya dengan tatapan sinis penuh kebencian.
“Vio…elu masih beruntung gue cuma bikin kamu ML sama preman , tapi nanti..tunggu saja…..gue bakal bikin orang pada ngantri buat ngegilir dan merkosa elu…..you’ll see bitch….!!! You’ll see…”
Doni segera menghidupkan mobilnya dan meninggalkan tempat itu , sementara Vio dan Benjo masih bergumul ria disana. Sepanjang jalan Doni terus memikirkan rencana selanjutnya , deretan nama yang akan dihabisi , dan deretan nama wanita yang ‘layak’ diperkosa mulai tersusun di otaknya. Apa yang terjadi dengan Vio tadi hanyalah sebuah uji coba kecil untuk sekedar mengetahui apakah ‘black note’ memang mempunyai kekuatan atau tidak. Dan kini Doni sudah sangat yakin bahwa ia mempunyai kekuasaan untuk mengatur hidup orang lain di tangannya.
Dan itu semua berawal dari tiga hari yang lalu.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
TIGA HARI SEBELUMNYA
Doni turun dari mobilnya dengan perasaan geram dan emosi tertahan. Diperhatikannya sekeliling areal parkir hotel tiga melati yang agak penuh karena long weekend. Matanya langsung tertuju pada sebuah Honda jazz warna pink yang sangat ia kenal. Emosinya kian memuncak.
“damn it , Vio….!!!” Umpat Doni sambil bergegas memasuki hotel.
Satu jam yang lalu , seorang kawan Doni yang sedang mengInap disana meneleponnya dan memberitahu jika ia melihat Viona dan seorang lelaki tak dikenal check in di hotel itu. Padahal ia tahu sekali jika Viona masih menjadi kekasih Doni. Sesaat setelah mendengar kabar tersebut , Doni langsung memacu mobilnya menuju hotel tiga melati. Di lobby hotel , teman Doni sudah menunggu dan langsung menyambutnya.
“kamar 103…” katanya sambil menunjukan arah kamar yang dimaksud.
Hanya butuh waktu beberapa detik untuk Doni tiba di depan kamar hotel 103. ia bimbang sejenak apa akan mendobrak masuk atau mengetuk dulu. Ia memilih yang kedua. Pintu kamar itu ia ketuk dengan normal.
“room service…..” teriak Doni
Tak ada jawaban dari dalam.
“room service pak…..” Doni mengetuk pintu lebih keras lagi
Tetap tak ada jawaban.
“room service pak…..!!!” Doni mengetuk semakin keras.
Doni menempelkan telinganya di pintu , samar ia mendengar suara lelaki mengumpat namun tak terlalu jelas, diikuti suara langkah mendekati pintu. Pintu sedikit terbuka dan kepala seorang lelaki melongok keluar. Tadinya ia hendak marah karena kesayikannya terganggu, namun saat melihat orang yang di depan pintunya tak seperti room service ia langsung terdiam dengan dahi berkerut heran. Kesempatan itu Doni gunakan untuk menendang pintu sekeras mungkin, akibatnya lelaki itu jatuh terjengkang ke lantai.
”eehh..eeh…apa apaan nih….???” Protes orang itu saat Doni dengan cepat melompat masuk dan berlari menuju ranjang.
Dan darah Doni pun semakin menggelegak saat melihat Vio terbaring tanpa busana di ranjang. Vio pun terkejut melihat Doni tiba tiba muncul , ia menarik selimut dan menutup tubuh seadanya.
“heh..siapa luh…..??” orang tadi menepuk bahu Doni.
Doni menjawabnya dengan melayangkan bogem mentah membuat orang itu jatuh ke lantai dengan bibir berdarah. Doni lalu menarik bangun orang itu untuk kemudian kembali menghajarnya hingga terjatuh.
“Don..udah Don..jangan…..!!!” teriak Vio panic melihat kekasihnya mengamuk.
Perhatian Doni sejenak teralihkan pada Vio , ” jadi ini yang namanya photo session hah…!!!….iya…???!!!…..photo sessionnya di ranjang….???!!! Gitu…????!!!….anjiing semua…..!!!!!”
Doni menendang tubuh lelaki yang masih mengerang kesakitan di lantai.
“Don..jangan…..udah……!!!”
Doni tak menggubrisnya , ia terus saja menendang dan memukuli pria itu yang merupakan photographer Vio dari sebuah majalah pria dewasa. Seusai photo session sore tadi, photographer itu membujuk Vio agar mau check in dengannya. Jika Vio bersedia ia menjanjikan akan membantu mempermudah jenjang karir Vio untuk menjadi model terkenal. Vio dengan senang hati menyanggupinya yang penting ia bisa segera menjadi model terkenal. Doni masih saja terus menghajar photographer itu habis habisan ditimpali oleh jeritan histeris dari Viona. Di tengah kepanikannya , secara spontan Vio meraih kamera Nikon D300 yang tergeletak di meja dan langsung menghantamkannya ke kepala Doni. Terkena hantaman , Doni mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang berdarah. SUmpah serapah panjang keluar dari mulutnya. Si photographer masih tergeletak tak bergerak di lantai, entah pingsan atau mati. Doni bangkit mendekati Vio yang tertegun bingung dengan perbuatannya sendiri. Dengan mudahnya , Doni merebut kamera dari tangan Vio. Ia angkat kamera itu untuk membalas hantaman tadi.
“aaaww….” Vio menjerit ketakutan sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangan.
Setitik kesadaran terlintas di benak Doni , memukul seorang wanita apapun alasannya adalah tindakan pengecut dan bukanlah hal yang pantas.
”monyeeeet….!!!!” Teriak Doni sambil membanting kamera di tangannya ke dinding hingga hancur berantakan.
Doni lalu pergi meninggalkan Vio yang masih shock dan bingung serta si photographer yang masih tak bergerak di lantai. Keributan di kamr 103 tak urung memancing keingin tahuan tamu lain. Mereka berdiri di depan pintu kamar masing masing sambil melongok ke arah sumber keributan. Beberapa diantara mereka hanya menutupi tubuh sekenanya.
“Apa….!!!” Bentak Doni pada orang orang itu. Dan itu cukup untuk membuat mereka kembali masuk ke kamar masing masing dan melanjutkan urusan yang tertunda.
Berjalan menuju mobilnya , Doni tak hentinya mengumpat dan bersumpah serapah , mengutuk kekasih yang telah mengkhianatinya. Luka di kepalanya tak lagi mengeluarkan darah meski rasa sakit dan peningnya masih terasa. Melewati mobil Vio di tempat parkir amarahnya kembali naik , ditatapnya Honda jazz itu dengan perasaan kesal luar biasa. Sebagai pelampiasan , sepertinya sebuah batu besar cukup untuk menghancurkan kaca jendela mobil itu. Namun sejauh mata memandang , ia tak menemukan batu yang dicari. Matanya justru menangkap sebuah benda segi empat berwarna hitam tak jauh dari tempatnya berdiri. Doni menghampiri dan memungut benda yang ternyata sebuah buku itu. Di cover depan tertulis dengan huruf perak timbul ‘black note’, tapi di dalamnya kosong seperti belum pernah digunakan. Hanya di halaman awal saja tertulis aturan pemakaian ‘black note’. Leluconkah ini…..??? atau memang ‘black note’ sehebat yang tertulis di aturannya…??? Doni tak tahu pasti. Ia memperhatikan sekeliling , tak ada seorangpun selain dirinya. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membawa pulang saja dulu buku itu.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Minggu siang , suasana mall saat itu lumayan ramai. SCTV sedang mengadakan acara off air dengan bintang tamu penyanyi cantik rossa. Dari food court tempatnya duduk sekarang , sebenarnya Doni bisa dengan nyaman dan jelas menyaksikan acara tersebut. Namun ‘black note’ yang ia temukan semalam lebih menarik perhatiannya saat ini.
Buku itu ia bolak balik , ia buka lembar per lembar dan aturannya ia baca berulang kali, belum juga ia bisa memutuskan apakah buku ini nyata atau lelucon belaka. Seandainya benar , artinya Doni mempunyai kekuasaan atas semua orang , tapi jika tidak…..Doni berpikir tak ada ruginya mencoba. Di stage , rossa mulai menyanyikan hitsnya ‘ayat ayat cinta’ yang langsung disambut meriah oleh penonton yang berkerumun di sekitarnya. Suara merdu penyanyi cantik asal sumedang itu pun mengusik juga telinga Doni, perhatian Doni kini teralih padanya. Meski bertubuh mungil , rossa mempunyai wajah yang mempesona dan lekuk tubuh yang indah. Aura kecantikan dan kesexyannya menjadi lebih terasa dengan pakaian terusan warna biru yang ia kenakan hari ini, modelnya agak sedikit sexy. Dan sekali lagi Doni berpikir tak ada ruginya untuk mencoba, siapa tahu memang berhasil. Dengan sedikit gugup Doni menuliskan nama rossa di ‘black note’ . Kini Doni menyaksikan penampilan rossa dengan berdebar debar , setiap gerak gerik rossa diamatinya dengan detail berharap melihat sesuatu yang berbeda. Namun hingga lagu usai dan rossa mulai menyanyikan lagu berikutnya , tak terjadi apapun. Tak ada rossa yang mendadak salah tingkah , atau penonton yang mendadak naik untuk merangkul dan menciumnya.
Dengan kata lain ‘black note’ hanyalh omong kosong belaka. Dalam hati Doni menertawakan dirinya karena sempat mempercayai buku ini.
“selamat siang mas , boleh ganggu sebentar…???”
Doni menoleh , seorang SPG cantik jelita menyapanya. SPG itu berwajah sangat menarik apalagi rambutnya begitu indah berkilau ( seperti iklan shampoo ) , ia memakai celana pendek yang secara proporsional memperlihatkan pahanya yang mulus dan kaos kuning cerah yang begitu ketat memperjelas tonjolan dadanya. Di tangannya ia membawa dua botol plastic minuman sari buah untuk ditawarkan. Entah sengaja atau tidak, ia menawarkan sari buah itu dengan posisi agak membungkuk, memperlihatkan belahan dadanya. Doni membiarkan SPG itu mempromosikan produknya, tak sedikitpun ia peduli. Silahkan bicara soal bahan alami, vitamin dan mineral, baik untuk kesehatan dan lainnya , asal Doni bisa berlama lama memandanginya itu saja cukup. Entah sadar sedang dipandangi atau memang salah satu trik menarik pelanggan , bahasa tubuh SPG itu seolah memang sengaja ingin memperlihatkan tonjolan dadanya sekaligus juga belahannya.
“jadi gimana mas…jadi beli dong…..???” gadis itu tersenyum menggoda mengakhiri promosinya.
“mmm..gimana ya…???”
“ayolah mas….gak rugi deh , malahan mas bisa ikut undian berhadiah handphone nokia N96…lumayan kan …??”
“oya …caranya gimana…??”
“mas tinggal isi questioner di booth kami disana…” ia menunjukan stand minumannya , “mas cukup isi nama lengkap sama alamat aja kok…”
Nama lengkap….!!! Doni tersentak bagai baru terbangun dari mimpi.
Rossa bukanlah nama lengkap , tapi hanya nama panggung saja. Mungkin itu sebabnya ‘black note’ tak bekerja.
“ya mas ya…beli ya…??” SPG itu menyodorkan dua botol minuman sari buah ke hadapan Doni sambil sekali lagi memperlihatkan belahan dadanya.
Doni terlihat sedang berpikir . ia tak sedang berpikir akan membeli sari buah itu atau tidak , ia sedang memikirkan hal lain. Ia berpikir untuk mencoba ‘black note’ sekali lagi. Doni adalah seorang mahasiswa yang tak hanya tampan tapi juga berlimpah materi karena ayahnya seorang pengusaha garmen yang sukses. Wajahnya pun tak terlihat seperti bajingan atau bandot pemburu wanita. Itulah sebabnya ketika Doni mensyaratkan akan membeli minuman itu asal ia boleh tahu nama dan nomor HP, dengan senang hati SPG tadi menyanggupinya. Dan saat SPG itu beranjak pergi , Doni sudah mendapatkan yang ia perlukan. SPG itu bernama Ina, lengkapnya Dewi Ferina.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Beberapa saat setelah meninggalkan meja Doni, Ina mulai merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia mendadak merasa gerah padahal AC mall itu cukup sejuk, kepalanya mendadak berat , kakinya terasa melayang tak menapak bumi. Kilasan adegan film porno yang pernah ia tonton bersama teman teman satu kostnya mendadak muncul begitu saja. Bagai terkena pengaruh obat perangsang , buah dada Ina mengeras putingnya menegang. VagInanya terasa geli seolah ada jari tak terlihat sedang menggelitikinya. Ina pun sempat limbung sambil memgang kepalanya.
“Ina…kamu kenapa…??” salah seorang kawannya sesame SPG bertanya dengan khawatir.
Ina tak menjawab , nafasnya mulai tak beraturan.
“Ina..kamu sakit…??”
“eng..enggak kok….Cuma agak capek aja….” Ina terlihat menjawab dengan susah payah.
”yakin Cuma capek….atau…..” kawannya itu berbisik di telinga Ina , ” kamu hamil ya…??”
”ngaco ah….enggak lah…Cuma capek doang, beneran….”
Kawannya itu hanya menganggkat bahu ,terserah deh pikirnya.
”ehh..aku ke toilet dulu ya bentar….” Kata Ina lalu langsung bergegas ke toilet tanpa menunggu jawaban temannya itu.
Mendekati toilet , birahi Ina semakin meninggi tak tertahankan lagi. Di lorong menuju toilet yang kebetulan sepi, Ina bersandar sejenak ke tembok lalu meremasi buah dadanya sendiri sambil mengigit bibir.
”oooouhh….” Walau hanya tangannya sendiri namun terasa sangat nyaman.
Selain meremas payudara, Ina juga menggosok gosok vagInanya sendiri mencoba mengatasi gelitikan yang sedari tadi dirasakannya. Adegan demi adegan film porno kembali terlintas di kepalanya.
Ina melanjutkan langkahnya menuju toilet, kali ini ia berjalan lebih pelan dan cenderung agak sempoyongan seperti orang mabuk. Sesekali ia berhenti, tangan kanannya menopang pada tembok sementara tangan kiri meremasi sendiri buah dadanya , nafasnya semakin tersengal sengal. Semakin mendekati toilet , Ina mencoba berjalan senormal mungkin. Namun begitu , Maman si penjaga toilet bisa menduga ada yang tak beres dengan Ina. Dari kejauhan ia melihat Ina berjalan agak limbung. Awalnya ia mengira , Ina sedang sakit . tapi saat Ina tiba di depan pintu toilet , Maman yakin jika gadis yang baru saja menghilang di balik pintu toilet itu tidak sedang sakit tapi kemungkInan mabuk , sepertinya nyabu
“dasar…SPG jaman sekarang….”kata Maman sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.
Sesaat kemudian entah mendapat ide darimana , Maman berpikir mungkin ia bisa memanfaatkan situasi ini.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Toilet di mall itu sangatlah terjaga kebersihannya terutama toilet wanita yang selalu terjaga keharumannya. Di dalam toilet wanita terdapat 6 bilik Wc dan sebuah wastafel dengan cermin yang besar dan lebar. Ina berdiri di depan cermin , tangannya menopang pada wastafel .wajahnya terlihat sedikit basah, juga kaos bagian atasnya. Sepertinya ia baru saja mencuci muka. Sambil memandang bayangannya sendiri di cermin, Ina terlihat bersusah payah mengatur nafasnya.
“neng…sakit,….??” Maman melongokan kepalanya dari balik pintu.
Ina tak menjawab , hanya menatap melalui bayangan cermin.
“sakit apa ,neng….??” Maman kini berani masuk kedalam toilet
Ina hanya menjawab dengan gelengan kepala perlahan tanpa bicara apa apa. Tak mendapat pengusiran keluar , Maman semakin berani mendekati Ina.
“abang bisa mijit lho neng…” dengan gemetar tangannya mulai nakal menyentuh tengkuk Ina.
Maman bersiap seandainya Ina memakinya , tapi hal itu tak terjadi. Ina membiarkan penjaga toilet itu menyentuhnya membuat pria itu tersenyum cabul. Tangan Maman mulai bergerak melakukan pijitan di tengkuk Ina , tapi itu hanya bertahan beberapa detik saja karena selanjutnya pijitannya berubah menjadi belaian. Merasa tak ada perlawanan Maman semakin berani. Elusan tangannya bergerak ke depan, melewati leher lalu bagian atas dada Ina yang tak tertutup kaos. Sekali lagi Maman bersiap, seandainya Ina tiba tiba menamparnya. Jika dalam kondisi normal , mungkin sudah sedari tadi Ina menghardik dan menampar kekurang ajaran Maman. Namun tidak hari ini , ia justru seakan akan mengharapkannya. Padahal kalau boleh jujur , secara tampang apalagi ekonomi, Maman adalah type lelaki yang sedikitpun tak akan dilirik oleh perempuan sekelas Ina. Beruntunglah Maman hari ini.
Dari atas, tangan Maman menelusup ke balik kaus ketat Ina dan langsung menyentuh dan meremas payudara gadis itu.
“ooohh…” Ina mendesah dan memejamkan mata saat tangan kasar itu menyentuh buah dadanya.
Dan Maman pun semakin asyik memainkan buah dada Ina. Buah dada yang selama ini hanya menjadi impiannya saja. Diam diam ia berterima kasih pada siapapun atau apapun yang membuat SPG cantik ini teler hari ini. Ina masih bertopang pada wastafel saat Maman memeluknya dari belakang lalu menciumi lehernya yang putih dengan ganas. Kaus kuning cerahnya disingkap ke atas, kaitan branya pun telah dilepas. Kini Maman leluasa menggerayangi buah dada gadis itu dari belakang, sambil terus menciumi leher dan belakang telinga Ina. Bayangan cermin memantulkan adegan erotis yang semakin membangkitkan gairah keduanya. Bayangan gadis cantik dengan buah dada yang montok, padat, empuk dan menggiurkan dengan putingnya yang menggoda diremas oleh tangan kasar seorang penjaga toilet yang sulit dikatakan tampan. Bagi Maman bayangan di cermin semakin menstimulasinya untuk menggerayangi buah dada Ina makin ganas. Apalagi ia melihat wajah cantik Ina yang mengekspresikan kepasrahan. Ina pun tak tinggal diam, tangan gadis itu meraih ke belakang mencari ‘pusaka’ Maman yang masih tersembunyi di balik celana. Dan tentu saja sentuhan tangan Ina semakin membuat penis Maman berdenyut mencari pelampiasan.
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki dari luar yang sontak mengingatkan Maman. Pria itu sejenak melepaskan Ina dan berlari menuju pintu untuk menguncinya, tepat saat seseorang mencoba masuk ke dalam toilet tersebut. Maman memandangi pintu dengan berdebar debar. Untuk sesaat orang di luar terus berusaha untuk membuka pintu , lalu menyerah sambil mengeluhkan soal pintu terkunci dan toilet yang rusak. Langkah langkah kaki terdengar menjauh, Maman pun bisa bernafas lega. Saatnya melanjutkan permaInan. Saat Maman berbalik Maman terkejut karena Ina ternyata sudah ada di belakangnya sedari tadi. Ina sudah melepas kaos ketat, bra dan celana pendeknya. Mata Maman langsung terbelalak penuh nafsu memandangi keindahan tubuh Ina yang hanya bercelana dalam saja. Ina mendorong tubuh Maman ke tembok , lalu dengan cekatan membukai pakaian lelaki itu satu persatu.
“weleeh…mau perkosa abang ya neng…??”
Pelapis terakhir dari tubuh Maman sudah Ina lepaskan , artinya penis yang sedari tadi terkungkung kini mengacung bebas. Tanpa ragu Ina menggenggam penis itu dengan satu tangan dan tangan yang lain merangkul leher Maman. Ina mendekatkan bibir arman dengan bibirnya. Keduanya langsung terlibat dalam ciuman panas , bibir dan lidah saling berpadu. Keduanya terlihat sama sama bernafsu. Yang paling diuntungkan tentu saja Maman. Seorang SPG cantik jelita mau berciuman dengannya sambil mengocok penisnya , mimpi pun belum tentu seindah ini.
Maman lalu membalas juga perlakuan Ina. Ia meremas buah dada gadis itu, sementara satu tangannya menelusup masuk ke balik celana dalam dan menggelitik vagIna Ina. Suasana semakin erotis dan erotis saja.
Ina melepas ciumannya untuk berlutut di bawah kaki Maman. Mata pria itu langsung berbInar bInar penuh gairah membayangkan yang terjadi selanjutnya. Kali ini Ina menggenggam penis Maman dengan kedua tangannya dan dengan cekatan melakukan pijatan yang membuai Maman dengan cepat. Dibandingkan tadi, kocokan dengan dua tangan bagi Maman lebih terasa dan terasa lebih. Ina rupanya sengaja menggoda birahi Maman. Ia beberapa kali mendekatkan mulutnya pada penis itu berlagak seolah akan mengoralnya, namun tak jadi dilakukan. Satu kesempatan , ia hanya melakukan tiupan lembut di sepanjang batang penis tersebut , memberikan sensasi dingin sekaligus penasaran pada Maman. Kesempatan lain ia bahkan hanya melakukan kecupan kilat di ujung penis itu , atau hanya menyentuhkan lidahnya sejenak disana. Perasaan Maman kian tak menentu , birahinya melonjak lonjak tak karuan. Maman jarang sekali bisa bersentuhan dengan perempuan seintim ini apalagi kelas SPG seperti Ina. Sekalinya terjadi justru ia ‘dipermainkan’ olehnya, tapi Maman sangat menikmatinya. Ina rupanya merasa cukup “menyiksa” Maman, kali ini ia melakukan oral sesungguhnya. Ia menggenggam penis Maman dengan dua tangan seperti memegang mikrofon. Kepala penis itu ia jilati layaknya permen loli dan berlanjut dengan kuluman lembut bibirnya yang mungil, nikmatnya sulit untuk dijelaskan. Tampang Maman yang pas pasan kini malah seperti orang idiot menikmati service dari Ina. Matanya merem melek kadang setengah terpejam, mulutnya menganga tanpa suara.
Bayangkan saja sendiri wajah Maman jadinya saat Ina melanjutkan servicenya dengan mengulum secara penuh penis itu dengan mulutnya. Saat kepala Ina akan mulai bergerak maju mundur , Maman menahannya dengan tangan. Ia masih ingin sejenak menikmati dan meresapi cakupan basah mulut gadis itu di penisnya.
“huhoo….enyak..enyak..enyak….” Maman meracau dengan norak.
Saat kepalanya ditahan , Ina tak lantas tinggal diam. Lidahnya bergerak aktif menggelitiki penis Maman. Sang pemilik terang saja menggeliat kegelian , efek erotisnya membuat tangan Maman melemah tak bertenaga. Tak lagi tertahan, kepala Ina mulai bergerak maju mundur dengan teratur.
“mmmphhh….mmmm..mmmp….slrrpp..mmmm…”
Ina menambah bumbu erotis dengan menggumam penuh birahi. Ia juga menyelingi kulumannya dengan jilatan dan terkadang berhenti sejenak membiarkan penis itu berdenyut denyut di dalam mulutnya. Jangan pernah bertanya seperti apa reaksi Maman saat menikmati oral sex dashyat dari SPG cantik bernama Ina ini. Terlalu norak untuk dijelaskan. Akhirnya sekian lama dioral , penis Maman berdenyut denyut nyaris tak tertahankan lagi untuk memuntahkan isinya. Maman mendorong Ina agar melepas kulumannya , lalu ia menarik tubuh gadis itu kembali ke wastafel. Ina kembali ke posisi semula saat pertama masuk ke toilet ini. Bertopang tangan pada wastafel di depan cermin. Bedanya kali ini ia tak berpakaian lengkap dan hanya bercelana dalam saja. Dengan perlahan dan hati hati seolah takut menggores kulit mulus Ina , Maman menurunkan celana dalam gadis itu hingga terlepas. Sekali lagi wajah Maman berubah norak saat melihat dua bongkahan dua pantat montok Ina. Maman membuka kran air di wastafel , airnya ia tampung dengan kedua tangannya untuk kemudian digunakan untuk membasahi tubuh Ina yang polos.
Maman memang paling suka melihat tubuh wanita basah terutama sehabis mandi terlihat lebih segar. Air yang ia tampung tadi diratakannya ke sekujur tubuh Ina, ke setiap lekuk lekuknya. Mulai dari leher, bahu , pundak , dan tentu saja tak terlewatkan ke depan perut hingga naik ke buah dada. Lidahnya menggelitik nakal telinga Ina. Ina hanya mendesah pelan menikmati semua rangsangan itu. Tangan kirinya meraih ke belakang merangkul leher Maman.
Puas membasahi tubuh Ina , Maman menarik gadis itu memasuki salah satu bilik toilet. Ia lalu duduk di kloset sementara Ina duduk dipangkuannya dengan kaki membuka. Ina merangkulkan tangannya ke leher Maman sambil tersenyum cantik sekali. Sejenak Maman hanya ternganga sambil menyaksikan kecantikan bidadari dihadapannya. Tangan kasar pria itu menyibak rambut Ina agar lebih jelas menikmati kecantikan wajahnya. Ia mengelus lembut pipi halus Ina , hidungnya , matanya yang terpejam dan bibirnya yang tadi telah memberi sensasi kenikmatan luar biasa di penisnya. Dalam hati Maman masih belum mempercayai keberuntungannya hari ini. Sejak Ina duduk di pangkuan Maman , kemaluan keduanya telah saling bertemu dan bergesekan tak sabar ingin segera ‘dipersatukan’ Maman memposisikan penisnya bersiap menembus lubang vagIna Ina. Meski bukan perawan , perawatan yang tepat membuat vagIna Ina masih terasa sempit. Maman agak sedikit kesulitan menembusnya.
“buseeet…bukan perawan aja kayak gini …gimana perawannya dulu ya..??”pikir Maman
Akhirnya dengan sedikit usaha extra , penis Maman berhasil menembus masuk ke dalam vagIna Ina. Maman menarik nafas lega, sejenak matanya terpejam menikmati jepitan erat vagIna gadis itu. Sambil menikmati jepitan itu , Maman sedikit mendorong tubuh Ina agak ke belakang. Dengan rakusnya kemudian ia menikmati kenyalnya buah dada Ina. Ia kulum dan jilati , putingnya ia hisap penuh nafsu. Maman baru berhenti setelah kulit mulus payudara Ina berhiaskan bercak merah hasil karya hisapan rakus mulutnya. Maman mengisyaratkan Ina untuk mulai bergerak. Ina meresponnya dengan mulai menggoyang pinggulnya perlahan lalu bergerak naik turun di atas pangkuan Maman.
“oohhch…aaahhh..aaahh..ooohh…” gesekan dan jepitan antara penis dan vagIna mulai bereaksi pada Ina.
“iya neng..terus..neng…genjot terrusss…”
“oouujhhh..aaahhh…ahhhh..aawahhh…..”
Payudara Ina bergoyang goyang begitu menggoda saat tubuhnya bergerak naik turun , Maman pun tak tahan untuk tak meremasnya. Dan remasan itu secara otomatis merangsang Ina untuk bergerak lebih intens. Beberapa menit kemudian rangkulan Ina terasa makin erat. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Maman. Tubuh Ina terasa mengejang diikuti oleh desahan panjang dirinya.
“ooooohhhh…..” Ina mencapai orgasme.
Tubuhnya otomatis melemas sehingga kini gantian Maman yang lebih pro aktif. Giliran Maman yang mengoyangkan pinggul dan menggenjot tubuh gadis itu untuk mencapai puncak.
Tubuh Ina yang lemas terguncang guncang tak berdaya diatas pangkuan Maman. Desahan gadis itu pun tak lagi jelas terdengar , malah lebih mirip helaan nafas. Entah berapa lama sampai akhirnya Maman mencapai puncak , bagi Ina rasanya begitu lama. Tubuh Maman menegang , ia terpekik perlahan dan kemudian vagInanya mulai menyembur ke dalam vagina gadis itu. Sesaat keduanya hanya terdiam saling berpelukan , berusaha mengumpulkan tenaga dan memulihkan nafas masing masing. Maman mencabut penisnya dan mendorong perlahan tubuh gadis itu. Ina langsung terduduk lemas di lantai toilet yang dingin. Sebagai penutup, Maman menyodorkan penisnya ke mulut Ina untuk dibersihkan. Dengan tanggap Ina langsung meraih dan menjilati penis itu hingga bersih, tak lupa ia melakukan kuluman untuk terakhir kalinya.
“hohohoho…nikmatnya dunia..makasih ya neng…”Maman mengecup kening gadis itu lalu meninggalkannya sendirian di bilik toilet.
Maman kembali melakukan tugasnya sebagai penjaga toilet, namun kali ini dengan perasaan senang, ringan dan semangat tinggi. Betapa tidak, baru saja ia menyetubuhi bidadari cantik yang selama ini hanya menjadi bahan khayalan jika sedang beronani saja. Dan meski baru saja terjadi , ia tetap belum bisa mempercayai keberuntungannya ini. Tak lama kemudian, Ina keluar dari toilet. Seluruh pakaiannya telah ia kenakan kembali. Saat bertemu Maman kembali diluar, secara refleks Ina menyilangkan kedua tangannya menutupi buah dada yang tercetak dari balik pakaiannya, ditatapnya Maman yang sedang tersenyum menyebalkan. Tak terlihat kemarahan di wajah maupun sorot mata Ina. Yang ada justru ekspresi kebingungan yang teramat sangat. Dan dengan cepat ian berbalik dan berlari menjauh sambil tetap menutupi dadanya dengan tangan, Ina pun mulai menangis. Selain Maman yang merasa senang hari itu , satu orang lagi yang merasa senang adalah Doni. Ia telah memperhatikan saat Ina tiba tiba bersikap aneh, saat Ina pergi ke toilet, dan saat si penjaga toilet ikut masuk dan tak keluar lagi dalam waktu lama. Plus terakhir melihat SPG cantik itu kembali dari toilet sambil menangis dan menutup dada.
Itu berarti satu hal , ‘black note’ memang berfungsi.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Seorang pemuda berdiri di pinggiran atap gedung berlantai 17. Dengan santai ia menatap ke bawah tanpa perasaan takut atau gamang. Ia malah berdiri makin ke tepi , kepalanya mengadah ke langit dengan mata terpejam , tangannya merentang seakan hendak melompat terbang. Ia mulai menghirup udara dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Tiba tiba dari pintu menuju atap, seorang pria berjas lengkap layaknya eksekutif muda berlari dengan tergopoh gopoh mendekati pemuda itu. Selain terlihat kelelahan wajahnya terlihat pula khawatir. Orang yang baru datang itu adalah Indra Hermawan, seorang pengusaha muda yang sukses. Apapun yang dikelolanya sepertinya selalu menghasilkan uang banyak. Tahun ini ia ikut mencalonkan diri menjadi caleg, dan hanya tinggal menunggu waktu saja sampai ia bisa menjadi anggota dewan di senayan.
” ‘K’……??” Indra memanggil pemuda yang berdiri di tepian atap.
“sudah anda temukan ‘black note’ nya…??” kata pemuda yang dipanggil ‘K’ itu tanpa menoleh.
“eee…belum….”
“tapi sudah ada petunjuk siapa yang memegangnya….??”
“belum juga…tapi…..”
‘K’ berbalik dan melompat ke hadapan Indra. Wajah ‘K’ terkesan dingin dan misterius dengan sorot mata yang membuat gentar yang melihatnya.
“anda tahu tuan Indra , beratus tahun , berganti jaman , kami menjaga ‘black note’ , baru kali ini buku itu hilang….”
“ii..iya saya minta maaf..itu…eemmm..kecelakaan….”
“kecelakaan…..kata anda kecelakaan…??” ‘K’ mendekatkan wajahnya ke wajah Indra membuat pria itu beringsut mundur ketakutan.
“Adam Air hilang itu kecelakaan….Argo Gede anjlok itu kecelakaan…..baju Dewi Persik melorot itu kecelakaan….tapi ‘black note’ hilang bukanlah kecelakan..itu ke…bo….do…han….” kata ‘K’ sambil mendorong dorong dada Indra dengan jarinya.
“kami memilih anda untuk menggunakan ‘black note’ karena kami yakin akan kemampuan anda….tak disangka anda begitu ceroboh tuan Indra…”
“maaf…saya minta maaf….saya akan terus berusaha mencarinya…saya punya dugaan dimana kira kira buku itu terjatuh”
‘K’ mendengus kesal sambil memandangi indra dengan tatapan tajam , “anda tahu cara kerja ‘black note’ tuan indra..??”
“ya , tentu saja…..death note untuk laki laki dan sex note untuk perempuan….”
“dan anda tahu siapa orang pertama yang menggunakan ‘black note’ tuan indra..??”
“tidak , saya tidak tahu…dan saya tak melihat ada hubungannya dengan masalah kita saat ini…”
‘K’ kembali memandang tajam Indra membuat pria itu tertunduk tak berani membalas.
“tak ada hubungannya ya…..baik , mari kita lihat…..apa benar tak ada hubungannya, ” ‘K’ terdiam sejenak , ” kuberitahu , korban death note pertama adalah Empu Gandring dan Tunggul Ametung , dan korban sex note pertama adalah Ken Dedes….artinya…..” ‘K’ menggantung kalimatnya.
”artinya….Ken Arok adalah orang pertama yang menggunakan ‘black note’..??” jawab Indra
“benar sekali tuan Indra….’black note’ pertama digunakan oleh Ken Arok, tentu saja saat itu namanya bukanlah ‘black note’. Sejak saat itu secara turun temurun , dari generasi ke generasi , kami memilih satu orang yang kami anggap layak untuk menerima ‘black note’……dan tentu saja ‘black note’ mempunyai ratusan nama disesuaikan dengan jaman kemunculannya…”
“jadi artinya ada lebih dari satu ‘black note’…???” Tanya Indra
“tentu tidak tuan Indra ..jangan bodoh…” ‘K’ menepuk nepuk kepala Indra , ” ‘black note tetap hanya satu , setiap kali berpindah tangan maka tulisan pemilik sebelumnya akan hilang….”
“jadi hubungannya dengan hilangnya ‘black note’ sekarang apa..??”
“anda masih belum paham juga ternyata tuan Indra…..” ‘K kembali berdiri ketepian atap sambil melihat orang orang dibawahnya yang sekecil semut , “tahun 1945 death note digunakan untuk menghabisi Jendral Mallaby , tahun 1965 pemegangnya menuliskan 7 nama jendral di ‘black note’ ….walau ia salah menuliskan Nasution menjadi Nasutoin, makanya satu jendral berhasil lolos…….”
Indra ternganga keheranan, ia baru menyadari betapa besarnya pengaruh ‘black note’ yang pernah dipercayakan kepadanya.
“aaah….rupanya anda baru paham tuan Indra …..bayangkan , Singosari, Pertempuran 10 November, G30S PKI……’black note’ bukanlah sekedar menyingkirkan orang yang tak kita sukai atau meniduri perempuan yang kita maui tuan Indra…..’black note’ digunakan untuk membentuk sejarah…..catat itu baik baik tuan indra….SE….JA…..RAH….!!!!”
“jadi bayangkan seandainya ‘black note’ ditangan orang yang tidak tepat ….sejarah apa yang mungkin akan terjadi di masa depan…..??” lanjut ‘K’
Indra terdiam menyadari jika ia sedang dalam masalah besar.
“masih berpikir tak ada hubungannya…..tuan indra???”
“ti..tidak…saya paham sekarang……”
“bayangkan apa jadinya jika pemegang ‘black note’ menuliskan nama tokoh politik yang tak disukainya , seperti saat itu ada yang menulis nama Munir di ‘black note’…”
Munir..??? indra teringat aktivis HAM yang tewas secara misterius di penerbangan menuju belanda. Jadi itu karena death note..???
“oke…oke….saya paham..saya akan kerahkan seluruh kemampuan saya untuk menemukan ‘black note’ kembali….”
“ya..tentu saja….” ‘K’ merogoh saku celananya dan mengambil sepucuk surat dalam amplop. Surat itu ia masukan ke kantong jas Indra, “jangan dibuka dulu ya….”
“apa ini…???” Indra menepuk saku jasnya dengan heran.
“oohh..itu cuma surat wasiat biasa kok…” jawab ‘K’ santai
” surat wasiat….punya siapa…??”
“punya anda tentunya…..biasanya orang bunuh diri selalu meninggalkan surat wasiat kan …??”
“bunuh diri..???!!! apa maksu…”
Indra tak meneruskan kata katanya karena tiba tiba dua orang berbadan besar telah mencengkram kedua tangannya dan menyeretnya ke pinggiran atap.
” please..jangan ‘K’..jangan…saya akan mencari terus..jangan…..”
”maaf tuan Indra …dengan menghilangkan ‘black note’ sama dengan anda telah menghancurkan hidup anda….so…goodbye and happy landing….” Jawab ‘K’ santai.
”tidak….jangaaaaaaaaaaaaannnnn………”
Tubuh indra melayang jatuh dari lantai 17 , dan langsung remuk plus kepalanya pecah saat menyentuh tanah.
“sayang sekali…..” ‘K’ memandang tubuh Indra dari atas seolah menyesali kejadian yang baru saja terjadi.
“boss ‘K’…apa tugas kita selanjutnya…” salah satu orang yang melempar Indra bertanya dengan penuh rasa hormat.
“saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah buka mata dan telinga baik baik……cepat atau lambat ‘black note’ akan muncul dengan sendirinya , dan jika saat itu terjadi…..” ‘K’ kembali memandang ke bawah , …” maka akan ada satu orang lagi yang mati bunuh diri…” CERITA tentang bangku kosong itu terus beredar antar tipa angkatan di sebuah SMA di bandung , konon bangku tersebut tidak boleh dtempati oleh siapapun atau akan terjadi hal hal ganjil.
bangku tersebut berada di sebuah kelas yang dipakai oleh anak anak kelas dua , dan terletak tepat di pojok belakang ruangan.
konon sebenarnya bangku itu pernah beberapa kali ditempati terutama oleh siswa laki laki karena lokasinya cukup strategis dan menguntungkan untuk mencontek dalam ulangan, namun yang terjadi justru siwa tersebut malah kesurupan dan mengamuk di dalam kelas , sehingga akhirnya bangku di pojok dibelakang itu dibiarkan kosog dan tak ada seorangpun yang bertani menempatinya.
namun ternyata roda nasib bergerak tak terduga , bangku kosong itu akhirnya mau tak mau harus ditempati juga.
Pada suatu hari datang seorang murid pindahan dari jakarta bernama vonny agatha , gadis remaja dengan kecantikan khas ibukota , wajah cantik dengan sedikit nuansa oriental , putih bersih terawat tanpa setitik jerawatpun , ditimpali pula dengan rambutnya yg hitam sehat sebahu.
kulitnya putih mulus , kaki yang jenjang dan terutama yang menjadi magnet bagi pria untuk menatapnya adalah bukit kembarnya yg cukup menonjol mengundang.
bangku yang tersisa di kelas itu hanyalah bangku di pojok belakang , dan mau tak mau vonny harus menempati kursi itu karena tak ada seorangpun yang bersedia bertukar tempat dengannya.
diikuti dengan tatapan khawatir dari seisi kelas , vonny menempati bangku tersebut. Hari itu kegiatan belajar mengajar di kelas itu berjalan seperti biasa , meski sesekali beberapa murid melirik vonny dengan khawatir , namun ternyata hingga sekolah usai tak ada kejadian apa apa , tak ada yg kesurupan , tak ada yang mengamuk , bahkan tak ada sedikitpun kejadian aneh.
begitu pula dengan keesokan harinya dan hari hari berikutnya tak pernah ada hal hal yang aneh , sebaliknya vonny mulai merasa nyaman dan betah di tempat barunya.
sempat pula ada yg menceritakan soal mitos bangku kosong itu pada vonny , namun gadis itu hanya menanggapinya dengan enteng sambil tertawa ,
"kalau emang aku ketemu sama hantunya , entar aku ajak dugem dehh...." dance.gif dance.gif
dan memang telah hampir sebulan berlalu , semua terlihat aman aman saja bahkan kini sebagian siswa berkesimpulan jika mitos atau kutukan bangku kosong itu sudah berakhir.....
.......................hHHHHHHHMMMM..................BENARKAH.......................??????? Thinking.gif Thinking.gif
sekali lagi roda nasib bergerak tak terduga , dan kejadian itu terjadi tepat hari jum'at tanggal 13 alias friday 13th.
entah ada yang menyadari atau tidak , tetapi hari ini di dalam kelas terasa lebih dingin dan suram dari biasanya , yang pasti perasaan vonny tiba tiba gelisah seolah firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu hari ini namun entah apa. worried_anim.gif worried.gif
pelajaran pertama hari itu adalah pelajaran paling membosankan diseluruh dunia yaitu sejarah , ditambah lagi guru yg mengajarnya adalah guru paling garing sedunia alias pak sofyan.
di depan kelas pak sofyan dengan garingnya menjelaskan tentang revolusi perancis , sementara para murid terlihat sibuk masing masing , tak ada seorangpun yg memperhatikan , ada yg terkantuk kantuk bahkan hingga tertidur , ada yg sibuk ber SMS-ria , ada yg baca komik , intinya pak sofyan bagaikan radio butut yg sedang menyiarkan harga sayur mayur di pasar ciroyom , gak ada yg mendengarkan, termasuk vonny yg juga mulai terkantuk kantuk.
Tiba tiba sebuah hembusan angin yg cukup keras menerpa vonny , membuatnya langsung terhenyak kaget....apa itu tadi..???
hembusan angin kedua kalinya membuat vonny benar benar terjaga , ia memperhatikan sekeliling , tampaknya hanya dia sendiri yg merasakan hembusan angin tersebut karena siswa laian terlihat masih sibuk dengan urusan masing masing , bahkan pak sofyan masih sibuk membacakan daftar harga wortel tanpa daun (uupsss..sorry maksud gue ...revolusi pernacis....)
hembusan angin itu kembali lagi namun kini lebih pelan dan lembut , vonny merasakan di tengkuknya seolah ada yg meniup dari belakang membuatnya bergidik , dan tiba tiba saja tubuh vonny terasa bagai tersengat aliran listrik , terasa sakit ke seluruh tubuhnya , dan kemudian tubuh vonny terasa kaku tak bisa digerakkan sedikitpun.
panik dengan kondisinya ia berusaha berteriak , namun meski mulutnya terbuka tak sedikitpun suara yg keluar.
vonny terus berusaha bergerak dan berteriak , namun sia sia belaka , bagai ada sebuah kekuatan gaib yg mengunci seluruh fungsi tubuhnya, hanya matanya yg bergerak liar mencari verharap ada seseorang yg menyadari bahwa terjadi sesuatu yg aneh pada dirinya , namun percuma.... tak ada yg tahu.
vonny makin panik saat merasakan ada tangan tanpa wujud yang dingin menyentuh kakinya , ia tak bisa bereaksi apapun karena seluruh tubuhnya benar benar kaku dan lumpuh tak bisa bergerak sedikitpun.
sentuhan dingin itu bergerak mengelus elus kaki indah vonny , dan gerakannya semakin naik , perlahan rok seragam vonny tersingkap oleh sebuah kekuatan gaib .
vonny kembali melirik teman temannya namun tak ada yg peduli , apalagi posisi vonny di pojok belakang membuatnya nyaris luput dari perhatian siapapun.
mahluk gaib itu kini mengelus elus paha mulus vonny , terus merayap hingga ke pangkal paha , dan jari jari yang tak terlihat kini menyentuh vagina gadis cantik itu , vonny hanya menggigit bibir menahan segala rangsangan itu karena hal tersebut yang bisa ia lakukan. cukup lama jari jari gaib tersebut menggelitik vagina vonny sehingga membuat celana dalamnya kini basah oleh cairan kenikmatan.
tapi gangguan itu belum selesai , vonny merasakan tangan gaib itu sedang meremas remas buah dadanya dengan kasar , dan segera setelah itu dua kancing teratas seragamnya tiba tiba terbuka , ia merasakan sbeuah tangan sedingin es menelusup masuk dari celah seragamnya itu , dan langsung meremas dan memainkan puting susu vonny secara langsung.
vonny merasakan rangsangan yang luar biasa namun ia tetap tak bisa bergerak bahkan untuk mengerang sekalipun.
Dan begitulah .....sepanjang dua jam pelajaran sejarah , mahluk gaib itu menggerayangi setiap lekuk tubuh gadis cantik ini tanpa bisa dicegah dan diketahui siapapun.
barulah setelah pelajaran usai vonny baru mampu bergerak lagi , ia pun segera melompat dari kursinya dan bergegas menuju kamar mandi tanpa berbicara pada siapapun tentang apa yang baru saja terjadi.
Di dalam kamar mandi ,vonny sgera membuka celana dalamnya yg telah basah akibat rangsangan gaib tadi untuk dibersihkan , sambil menangis ketakutan dan kebingungan pada apa yg baru saja terjadi.
tiba tiba hembusan angin yang sama kembali menerpanya membuatnya semakin ketakutan
"oohh..tidak jangan lagi...jangan......."
refleks ia melompat menuju pintu keluar , namun ternyata pintu itu tak bisa dibuka meskipun sudah tak terkunci.
dengan panik vonny menggedor gedor pintu kamar mandi berharap ada yg mendengar , namun saat hendak berteriak minta tolong . suaranya kembali menghilang..!!!
kekuatan gaib itu kini mendorong hingga menempel pada dinding , kedua tangan gadis malang itu terpentang keatas , sementara kedua kakinya terentang melebar , sehingga posisi vonny terpaku pada diding dengan posisi huruf 'X' tak mampu bergerak.
Dengan pandangan ketakutan , vonny hanya bisa menatap saat kancing baju seragamnya terbuka satu persatu semuanya , mahluk tak terlihat itu lalu menyingkap baju seragam tersebut sehingga terlihat dengan jelas dua gundukan kenikmatan yang masih terlidngungi oleh bra.
dalam satu hentakan tiba tiba bra tersebut terenggut dan terlempar jauh sehingga buah dada nan ranum kini terpapar jelas.
meski tak terlihat , vonny bisa merasakan sepasang tangan sedang meremas kedua buah dadanya , memuntir dan mencubiti putingnya , tak hanya itu , kini vonny merasakan jilatan dan sedotan rakus dari mahluk gaib tersebut, ia pun hanya pasrah saja mengalami semua itu karena memang tak ada yg bisa ia lakukan , bahkan saat roknya secara gaib tersingkap ke atas dan memperlihatkan vaginanya , ia pun hanya pasrah.
lidah gaib kini sedang menyapu vagina dan clit vony , membuat gadis cantik ini semakin tersiksa dengan rangsangan tanpa mampu berbuat apa apa.
meski begitu , tak urung vonny terhenyak saat merasakan ada benda tumpul tak terlihat sedang mencoba menmebus vaginanya, untuk kemudian benda tersebut bergerak maju mundur.
VOnny pernah ML sbelumnya ia bukan virgin , jadi ia cukup tahu benda apa yg membuatnya keakitan sekaligus nikmta kali ini , ia cukup paham sesosok mahluk gaib tengah memperkosa dirinya saat ini.
cukup lama mahluk gaib itu menggenjot tubuh indah vonnny sambil sesekali meremas buah dada gadis manis tersebut sampai akhirnya vonny mersakan sebuah semburan cairan yang terasa panas di vaginanya , disertai sebuah sensasi luar biasa merasuki seluruh tubuhnya , membuatnya terasa lemas dan iapun ambruk ke lantai , sekelilingnya mulai terasa gelap , perlahan kesadarannya menghilang, vonny pun pingsan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
entah berapa lama vonny pingsan , yang pasti hari mulai gelap saat vonny membuka mata , kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa penat.
"uuhh...dimana aku......??"
ia berusaha mengenali sekeliling tempat itu , ia duduk di sebuah ranjang tua yg apek , di sebuah ruangan yg tak ia kenal.
Vonny mendadak bangkit saat teringat ada kejadian sebelumnya , ia memeriksa seragamnya yg ternyata telah terkancing rapi begitu pula rok abu abunya , kecuali pakaian dalamnya yg terlempar entah kemana saat pemerkosaan di kamar mandi tadi.
"oohh....neng vony sudah bangun ternyata......."
seorang pria tua muncul dari balik pintu , vonny mengenalnya sebagai pak mamat penjaga sekolah
"pak mamat....saya..dimana...?"
"neng vonny ada di rumah bapak, dibelakang sekolah.....tadi bapak nemuin neng vonny pingsan di kamar mandi....." jawab pak mamat sambil menyiapkan teh hangat untuk vonny.
menyadari bahwa pak mamat tadi mungkin telah meilihat tubuh polos dirinya membuat gadis itu merasa risih , meski begitu ia tak menolak saat pak mamat menyodorkan teh hangat pada dirinya.
"pak...saya....." vonny tak meneruskan kata katanya karena memang tak tahu apa yang harus dibicarakan pada penjaga sekolah ini.
"hmm....neng vonny diganggu hantu bangku kosong itu kan....?" pak mamat bicara dengan tenang seolah hal itu biasa terjadi.
"tadi waktu bapak nemuin neng vonny ....baju seragam neng terbuka ga karuan , tadinya bapak pikir neng vonny baru aja diperkosa orang.....tapi bapak negrasa ada hawa jahat di kamar mandi itu...jadi bapak ya bisa ngira ngira apa yg terjadi..."lanjut pak mamat.
"sebenarnya apa yang terjadi dengan saya pak...??"
"neng vonny kena kutukan bangku kosong........."
"maksud bapak.....???" vony bingung
pak mamat terdiam sejenak sebelum meneruskan ceritanya
"dulu .....waktu kelas yang neng vonny tempati sedang dibangun , terjadi kasus perkosaan di sekolah ini....korbannya murid sini anak kelas 3 dan pelakunya salah satu kuli bangunan yang bekerja saat itu........nah karena diancam akan dibunuh maka murid itu ga berani bilang siapa siapa soal kejadian itu...tapi......"
"tapi kenapa pak....??"
"pada akhirnya anak itu melaporkan juga kejadian yang menimpanya...malang buat kuli bangunan itu , sebelum polisi datang menangkap , ia keburu dikeroyok teman teman sekelas korban sampai tewas......."
"oohh....." vonny bergidik ngeri membayangkan kejdain tersebut
"dan dia mati di bangku paling pojok belakang..........dan sejak itu pula siapapun yg menempati bangku itu akan mengalami kejadian aneh..."
vonny terdiam mencoba mencerna seluruh kisah yang didengarnya lalu berkata , " jadi apa itu artinya ada orang lain yg juga megalami hal yang sama seperti saya..??"
pak mamat tak menjawab , ia hanya memandang vonny dengan tajam ,sampai akhirnya ia berkata , " arwah kuli bangunan itu akan terus mengganggu neng vonny ....selamanya..."
"APA...!!!!???" VONNY terkejut ,"apa itu artinya......tidak...!!!! tidak mungkin pak..!!!pasti ada cara untuk melawannya atau hancurkan saja bangku itu pak......!!!!"
"tidak non...."pak amat menggeleng ,"segala cara telah dicoba , namun arwah penasaran itu selalu kembali..."
seluruh tubuh vony mendadak lemas mendengarnya, apa itu artinya seumur hidupnya ia akan menjadi budak nafsu arwah kuli bangunan tersebut.....dan air matapun mulai meleleh membasahi wajah cantiknya.
"sebenarnya....bapak bisa membantu agar arwah itu tidak menganggu lagi.....tapi...ya.....butuh pengorbanan dari neng vonny " ucap pak mamat memberi sedikit harapan.
"apa saja pak.....saya tak peduli..!!! asal saya bisa lepas dari mahluk itu.........."jawab vonny disela tangisnya.
"untuk mentransfer energi pengusir hantu , bapak harus melakukan kontka langsung dengan neng vonny , sebab kalau tidak ..ya percuma saja....."
"kontak langsung...?? maksud bapak....??"
"senggama...."
terkejut vonny mendengar jawaban itu , secara spontan ia enatap pak mamat dengan pandangan marah dan jijik.
sementara pak mamat terlihat santai saja menanggapi respons vonny , ia hanya tersenyum dan kemudian dengan enteng berkata,
"ya...pertimbankan saja sama non vonny....seumur hidup diperkosa setan...atau..cukup semalam dengan bapak.....??"
"pak mamat...bapak tidak sedang mengambil kesempatan kan.....??" tanya vonny penuh curiga
"neng vonny....yang bapak lakukan nanti ya transfer energi.......lagipula kalau misalnya setelah ini , hantu itu masih mengganggu , bapak rela kok dilaporkan ke polisi karena tuduhan pemerkosaan...."
vonny terdiam , mencoba berpikr dan menimbang situasi yang berkembang.
"baik..saya ikuti cara bapak........"akhirnya vonny setuju karena memang tak ada pilihan lain
"kalau begitu ......habiskan tehnya....sementara bapak menyiapkan makan malam dulu....dan janga lupa hubungi orang rumah agar neng vonny ga dicariin......"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekitar pukul delapan malam mereka berdua selesai makan malam. Pak mamat segera menyiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk melakukan ritual.
dupa , kemenyan , kembang tujuh rupa , dan air tujuh sumur . rupa rupanya selalin menjadi penjaga sekolah , pak mamat juga memepunyai kemampuan sebagai dukun.
Pak mamat membakar dupa , kemudian sambil membaca mantra mantra , ia menebar kembang tjuh rupa di ranjang sementara vonny hanya menatapanya dengan pandangan kosong.
"neng vonny...ayo duduk disini....."kata pak mamat samabil menunjuk pada ranjang.
vonny beranjak dari tempatnya, dan duduk di tepi ranjang.
Pak mamat meniupkan asap dupa pada wajah vonny , membuat gadis itu terbatuk batuk.
sambil kembali membaca mantra , pak mamat memercikan air ke kepala vonny , dielus elusnya kepala dan rambut sebahu gadis itu , dan vony merasakan sebuah seensasi hangat sedang menjalari tubuhnya.
berikutnya pak mamat memercikan air ke wajah cantik vonny , dielusnya dengan lembut wajah itu.
percikan air ketiga kalinya diarahkan ke leher jenjang vony , pak mamat pun lalu mengelus elus leher mulus vonny , namun kali iini elusannya agak sedikit lebih lama dari sebelumnya.
elusan elusan itu kemudian semakin turun ke dada vony , untuk kemudian satu persatu kancing seragam vonny ia lepaskan.
begitu pakaian seragam vonny tersingkap, tangan pria tua itu dengan leluasa meraba secara langsung bukit kembar gadis cantik ini.
apalagi buah dada vonny memang sudah tak tertutup lagi oleh bra.
"ooohh..aahhh...ahhh...paakkk....."vonny mengerang saat tangan keriput pak mamat menjelajahi dan menjamah kedua bukit kembarnya. pak mamat pun terlihat asyik mendapatkan mainan buah dada gadis remaja, ia remas dengan gemas , ia cubit , ia pilin pilin putingnya membuat rintihan vonny makin kentara terdengar.
pak mamat meraih tangan vonny dan menyentuhkannya pada se sebuah benda yang menggembung dari balik celananya., dengan isayrat iapun menyruruh gadis ini meremas remas benda itu.
pria tua itu lalu melepas pakaiannya sendiri dan terakhir celananya , membuat benda yang tadi tersembunyi di balik celana melonjak keluar.
Vonny sedikit terpekik saat "burung" pak mamat terlihat , ia terkejut karena ternyata penis pak mamat masih terlihat besar dan perkasa , sangat kontras dengan fisik pak mamat yang sudah dmakan usia.
"ayo neng...teruskan....."tegur pak mamat ketika vonny mash tertegun memandangi penis dihdapannya.
vonny pun kembali menggenggam penis pak mamat dengan tangan mungilnya , alangkah pemandangan yang begitu kontras , saat melihat sebuah penis yang hitam dan besar milik seorang tua dalam genggaman tangan putih mulus nan halus milik seorang gadis remaja , apalagi dengan pakaian seragam SMA yang sudah terbuka........
tangan mungil itu kini melakukan gerakan meremas dan memijit penis , membuat si mpunya penis merem melek penuh kenikmatan.
"sekarang..pake mulut neng vonny....."
ragu sejenak , namun akhirnya kepala vonny bergerak mendekati penis pak mamat , ia hampir saja mundur lagi karena merasa jijik harus mengulum penis pria tua yang kotor dan bau , namun pak mamat keburu mendorong kepala vonny sehingga mau tak mau penis itu akhirnya dimasukan juga ke mulutnya.
sebenarnya untuk urusan oral sex ataupun Ml , vonny sudah punya pengalaman. dulu waktu masih di jakarta , ia pernah menjadi model sebuah majalah dan untuk itu ia harus rela ditiduri oleh pemilik dan juga photograper dari majalah tersebut.
kepala vonny bergerak maju mundur mengoco penis pak mamat
"wuuoahh..ennakk tenaann......"geram pak mamat.
vonny melakukan variasi gaya oral sex yang mampu membuat pria tua itu melayang hingga ke istana langit.
dikulumnya penis itu dengan bibir mungilnya , kemudian dikocok , lalu berganti dijilatinya penis tersebut dari pucuknya , turun menelususri batang hingga ke ujung bawah , naik lagi ke atas , lalu jilatan kembali turun . Rupanya gadis cantik ini sudah merasa kepalang basah , lebih baik puaskan saja sekalian pria tua ini agar semua ini cepat berakhir.
stelah beberapa lama akhirnya cairan kenkmtan pak amat tak tertahankan lagi, sperma pak mamat menyembur langsung meluncur masuk ke mulut vonny yang terpaksa harus menelannya , ini kali pertama ia melakukannya hingga setelah penis itu keluar dari mulutnya , ia merasa muak dan mual , serta terbatu batuk karena jijik.
Pak mamat rupanya memahami hal itu , karena itu ia lalu mengambil teh hangat , encampurkannya dengan madu dan diberikannya pada vonny. ia membiarkan vonny menghabiskan minumnya sekalian membuatnya tenang dulu.
"naahh..sudah tenang kan sekarang neng...ayo...dibuka bajunya...."kata pak mamat lembut sambil melepas seragam yang masih menempel di tubuh vonny , tak ketinggalan juga rok abu abunya ia tarik lepas.
pak mamat menarik nafas panjang dan sejenak menikmati pemandangan yang tersaji dihadapannya, lagipula lelaki normal mana yang tak tergiur melihat seorang gadis remaja nan cantik , kulit bersih mulus tanpa sehelai benangpun yang menutupinya , apalagi jika gadis itu juga siap dan rela kita apa apakan.
Pak mamat lalu duduk bersila dibelakang vonny , sebuah pemandangan lucu , ironis sekaligus menggairahkan terlihat , bagaimana tidak , dua tubuh polos yang satu cantik putih mulus , seranjang dengan tubuh tua bangkotan dan dekil.
vonny menantikan apalagi yang akan dilakukan pak mamat, smentara pria tua itu masih mebaca mantra.
pak mamat mengelus elus tengkuk vonnny , sebuah hawa dingin menjalar ditubuh gadis itu, lalu dengan penuh kelembutan , pak mamat menelusuri punggung polos vonny dengan jarinya.
setelah itu tangan pak mamat menuju pundak vonny dan melakukan pjatan pijatan yang membuat gadis cantik ini merasa relax.
vonny memejamkan mata menikmati pijatan pijatan lembut pak mamat , sampai ia merasakan pijatan itu telah berubah tempat , tidak lagi di pundak tapi di buah dada.
pak mamat merangkul vonny dari belakang , sambil kembali meremas buah dada , pria tua itu menicumi tengkuk dan leher vonny.
"aahhh..pakkk..geli...ahhhhh......." rintihan kenikmatan dari vony semakin membakar birahi pak mamat , memberi semangat untuk menjelajahi setiap lekuk lekuk tubuh gadis cantik ini. jari jemarinya pun turun sampai ke clit vonny..
"aaw,.....aahhh...ahhh..shhhh......"
vonny menggeliat dan menggelinjang karena tak tahan dengan permainan pak mamat.
"sudah neng....sekarang coba tiduran terlentang ya........"perintah pak mamat
ini dia pikir vonny, akhirnya penis pria tua ini akan mengobok oobok dirinya.
dengan patuh vonny tidur terlentang di ranjang, dan tanpa membuang waktu lagi , pak mamat mencium bibir mungil vonny yang disambut dengan permainan lidah gadis itu.
keduanya pun semakin larut dengan permainan pautan lidah yang panas dan menggairahkan , lekuk lekuk tubuh gadis itu tak luput dari jamahan dan jelajahan tangan pria tua sementraa sayik berciuman.
kini pak mamat menulusuri sekujur tubuh vonny dengan lidahnya , ia pun asyik berlama lama menjilati dan mengulum buah dada ranum gadis remaja nan cantik tersebut, sesekali ia gigiti gemas putingya yg kian mengeras.
puas menyusu , pak mamat membuka paha mulus vonny , memandangi dengan penuh nafsu lubang yang segera memberinya kenikmatan.
dengan tenang pak mamat mengarahkan penisnya ke gerbang kenikmatan tersebut..dan....
BLESSS!!!
"oouuchh...pak....." penis pria tua itu mulai menerobos masuk , terasa sempit dan nikmat.
pak amat bergerak maju mundur dengan perlahan sesekali ditimpali oleh erangan dan rintihan vonny.
makin lama gerakannya makin cepat , membuat tubuh vonny terguncang guncang , buah dadanya bergoyang seiriama dengan guncangan membuat semakin menambah gairah.
"aachhhh..ahhhhh..sshhhh....aahhhq......"
"paakk...pee..laan....aahhwa......peelan........"
"aaahhh...awwww...."
black and white mungkin adal;ah istilah yg cocok melihat adegan dia ats arnjang tersebut tubuh puth mulus ditindih tubuh dekil bangkotan.
dan sepanjang malam itulah dengan dalih melakukan pengusiran mahluk halus yang mengganggu , vonny harus rela ditindih oleh pria tua , harus rela melayani nafsu birahi penjaga sekolahnya , apalagi ternyata meski sudah tua , namun ternyata staminanya sungguh diluar dugaan.
puas dengan cara konvensional , pak mamat lalu menusuk vonny dari belakang, lalu berubah gaya lagi , begityu setrusnya sepanjang malam.
gadis itu tak bisa menghitung lagi berapa kali ia orgasme , tubuhnya tealh basah oleh keringat , buah dadanya yang semula putih mulus , kini penuh dengan beekas merah dan bekas gigitan , dan entah berapa banyak pula sperma yang harus ia telan , karena pak mamat begitu ketagiha dengan sedotan bibir vonny , hingga berkali kali meminta di oral.
yang jelas gadis cantik ini merasa sangat lelah dan letih , ia pun tertidur di samping pak mamat yang masih merangkul tubuh polosnya tu, tanganya tetap mencengkram buah dada vony seolah takut kehilangan.
vony pun tertidur dan berharap esok pagi semua mimpi buruknya telah berakhir
HHHHHHHHHHHHHMMMMM...................BENARKAH..................????
PENUTUP :
anda tahu.......mitos bangku kosong hanyalah bualan semata.
memang benar pernah ada kuli bangunan yang mati dikeroyok di kelas itu , namun bukan karena kasus pemerkosaan melainkan perkelahian biasa antar lelaki, dan bisa dikatakan kuli tersebut tewas tanpa sengaja saat ia jatuh keplanya membentur beton dengan sanagt keras.
kuli itu tewas dan arwahnya sama sekali tidak pernah gentayangan apalagi mengganggu penghuni kelas tersebut.
Lalu apa yang sbenarnya terjadi....???
Itu hanyalah akal akalan pak maat si penjaga sekolah , ia jug ayang memulai isyu tentang bangku ksosong tersebut.
pak mamat yang meang peunya kemampuan ilmu ghaib sengaja melakukan "teror" atas nama hantu kuli tersebut , tujuannya ya seperti yang tealh diceritakan di atas .... yang pasti vonny bukanlah korban pertama dan terakhir (lain waktu akan diceritakan korban lainnya)
gangguan2 awal pada vonny di bangku dan di kamar mandi ternyata adalah ulah pak mamat juga , ia menggunakan ilmu lepas raga untuk menggerayangi tubuh vonny tanpa terlihat.
dan untuk mneambah kesan mistis , ia sengaja memilih hari jum'at tanggal 13.
pak mamat pun selalu memegang janjinya , setelah puas meniduri vony semalaman ia tak akan mengganggunya lagi , melainkan akan mencari korban baru.
artinya masalah vonny selesai...?????
hmmmm..sepertinya tidak.......karena ternyata ada beberapa pasang mata yang menyaksikan kejadian semalam secara diam diam tanpa diketahui oleh vonny maupun pak mamat, entah siapa mereka.
"hahahaha.....dapaet jackpot kita friend...!!!!kita punya mainan baru.... "
salah seorang pengintip itu tertawa sambil memperlihatkan rekaman adegan pans saat vonny dan pak mamat bercumbu......
siapa mereka sebenarnya.........................??????????????????????????
hmmm......................................WISH YOU LUCK GIRL........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! “Skak” kata Maman seraya menaruh biji caturnya dengan wajah senang.
“Brengsek, kok bisa-bisanya, orang mau ngejebak malah kejebak !” Jono dengan keki menggebrak pelan meja itu.
Malam itu, jam sebelas lebih, cuaca sangat tidak bersahabat. Sejak jam sebelasan tadi hujan sudah turun dengan derasnya disertai guruh dan petir. Di tempat yang sepi depan pintu kamar mayat itulah Maman, si penjaga kamar mayat dan Jono, si satpam rumah sakit menghabiskan waktunya dengan bermain catur. Maman (67 tahun), dalam usia senjanya masih kuat bekerja hingga jam seharusnya orang tidur seperti ini walaupun sudah agak bongkok dan beruban. Sudah hampir sepuluh tahun dia menyambung hidup sebagai penjaga kamar mayat di rumah sakit ini, istrinya sudah meninggal tanpa meninggalkan anak. Kesepian dan suasana angker sudah menjadi temannya sehari-hari, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya sudah tidak membuatnya merinding lagi, istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Jono (41 tahun), baru setahun lebih bekerja di rumah sakit ini setelah pindah dari perusahaan sebelumnya yang bangkrut. Dia seorang pria berbadan tegap dan wajahnya yang sedikit bopengan terkesan sangar, pas untuk profesinya itu. Sungguh, malam itu menjadi malam panjang bagi mereka, suasana hujan dengan angin yang dingin mudah membuai orang hingga ngantuk.
“Weleh, dingin-dingin gini dapet giliran malem” kata Jono lalu meneguk kopinya “padahal enaknya tidur suasana gini mah”
“Hati-hati lu, tidur disini bisa-bisa dicolek-colek yang di dalem sana tuh” canda Pak Maman menunjuk ke kamar mayat.
“Wahaha, Pak Maman mulai lagi deh cerita dunia lainnya”
“Ee…kenapa enggak disini kan kamar mayat, yang aneh-aneh gitu udah sering lah”
“Iya sih apalagi malem-malem gini, di kantor tempat saya dulu juga pernah sih, ya tapi gua sendiri sih belum pernah ngalamin, teman katanya pernah, Eh, omong-omong jam berapa nih Pak ?” tanyanya.
“Wah sepuluh menit lagi jam dua belas nih” jawab Pak Maman melihat jamnya.
“Ya udah, lagi yuk Pak” katanya sambil menyusun kembali biji catur “penasaran saya, pengen belajar ilmunya Bapak”
Pak Maman pun menerima tantangannya dan tak lama kemudian mereka mulai memusatkan pikiran pada papan catur. Hening sekali suasana disana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin dan suara biji catur dipindahkan. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian dua orang itu.
“Siapa tuh ya, malem-malem kesini ?” tanya Jono yang dijawab Pak Maman dengan mengangkat bahu.
Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncullah sosok itu, ternyata seorang gadis cantik berpakaian perawat. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arah mereka.
“Malam Pak” sapanya pada mereka dengan tersenyum manis.
“Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem kesini” balas Jono.
“Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu”
“Oh iya kok saya rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Jono.
“Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan disini juga”
“Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak Maman.
“Sus ga tau apa, ini kan kamar mayat” kata Jono menunjuk tempat itu, “tuh itu tuh, ga takut ?”
“Ah Bapak, masa suster takut sih sama mayat” jawabnya tersenyum, “lagian saya kan udah disana juga”
Kedua orang itu bengong dan agak kaget mendengar kalimat terakhir, apalagi suster muda itu diam sesaat sambil menatap ke arah pintu ruangan itu.
“Maksudnya sudah biasa disana ngeliat mayat, gitu loh” lanjutnya membuat kedua orang itu bernafas lega.
“Dasar si Sus, saya kira apa, bikin deg-degan aja ah” kata Jono.
“Emang bapak kira apa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di sebelah Jono.
“Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.
“Dikirain suster ngesot yah Jo hahaha” timpal Pak Maman mencairkan suasana.
“Hehehe iya dikira suster ngesot, nggak taunya suster cantik” kedua pria itu tertawa untuk menghangatkan suasana.
“Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang kembali membuat kedua pria itu merinding melihat gelagat aneh itu.
Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
“Hihihi…bapak-bapak ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.
“Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan napas aja” kata Pak Maman.
“Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Jono menyenggol tubuh samping gadis itu.
Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang kegelian.
“Hihi…iya-iya maaf deh bapak-bapak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.
“Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh” sahut Pak Maman dengan wajah serius.
“Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Virna, suster baru disini, maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak Jono yah” sambil melihat plat nama di dada satpam itu.
“Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Maman aja, saya yang jaga kamar mayat disini” pria setengah baya itu memperkenalkan diri.
“Omong-omong Sus ini mau kemana sebenarnya ?” tanya si satpam.
“Ya itu liat-liat aja, kalau udah ngantuk baru bobo ntar, ga tau nih kok rasanya belum ngantuk aja sih” katanya. “eerr…maaf ada yang punya rokok gak, boleh minta satu”
Mereka tersenyum lalu merogoh kantongnya untuk mengeluarkan bungkus rokok masing-masing.
“Oke deh, saya ambil yang Pak Maman aja, apinya dari Pak Jono” kata Virna karena kedua pria itu dengan cepat menyodorkan bungkus rokok yang sudah dibuka ke arahnya.
Diambilnya sebatang dari bungkus si penjaga kamar mayat lalu disulutkannya pada lighter si satpam.
“Berani juga yah Sus ini, baru masuk udah berani ngerokok” kata Jono sambil memandang wajah cantik yang sedang mengepulkan asap dari mulutnya.
“Iya abis gimana Pak, suntuk banget sih, lagian dikit-dikit aja kok, biasanya sih jarang saya ngerokok gini”
Malam itu mereka mereka merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Virna, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum pada mereka atau sekedar memberi salam basa-basi.
Merekapun terlibat obrolan ringan, kedua pria itu tidak lagi mempedulikan permainan caturnya dan mengalihkan perhatiannya pada suster Virna yang ayu itu. Sejak awal tadi mereka sudah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut hitamnya disanggul ke belakang sehingga menampakkan leher jenjangnya, tubuhnya yang ramping lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan sebatas lutut itu menambah pesonanya, dari betisnya yang putih mulus itu sudah terbayang bentuk pahanya yang indah. Jono, si satpam, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya melalui leher bajunya. Suasana malam yang dingin membuat nafsu kedua pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Maman sudah lama ditinggal istri dan Jono sendiri sudah cerai lima tahun yang lalu dan selama ini ia memenuhi kebutuhan biologisnya hanya dengan pelacur-pelacur kelas pinggir jalan yang tentu saja kualitasnya tidak seperseratusnya suster muda di sebelahnya ini. Semakin lama mereka semakin berani menggoda suster muda itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Virna sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan jorok itu.
“Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Jono sambil meletakkan tangannya di lutut Virna dan mengelusnya ke atas sehingga pahanya mulai tersingkap.
“Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Virna protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap dimeja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.
“Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.
“Pak saya marah nih, lepasin gak, saya itung sampai tiga” wajah Virna kelihatannya BT, matanya menatap tajam si satpam yang tersenyum mesum.
“Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya ga Jo ?” sahut Pak Maman, entah sejak kapan tiba-tiba saja sudah di sebelahnya sehingga tubuhnya diapit kedua pria tidak tau malu itu.
Penjaga kamar mayat itu dengan berani merangkul bahu Virna dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.
“Satu...” suster itu mulai menghitung namun kedua orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.
Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti itu. Kedua pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri sehingga mereka malah semakin nafsu.
“Tig…” sebelum Virna menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si satpam itu sudah lebih dulu mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.
“Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Jono berusaha lepas dari dekapannya namun tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi si tua Pak Maman juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Virna merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap juga tangan-tangan kasar mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.
“Aahh…jangan…mmhh !” Virna berhasil melepaskan diri dari cumbuan si satpam tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Jono.
Pak Maman yang mendekap dari belakang meremas-remas dadanya yang masih tertututp seragam suster dan mengelus paha indahnya yang menggiurkan. Virna terus meronta, tapi sia-sia malah pakaiannya semakin tersingkap dan topi perawatnya jatuh ke lantai. Pak Maman melepaskan jaket cardigan pinknya sehingga lengannya yang berkulit halus itu terlihat. Lama-lama perlawanan suster Virna melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang masih mengguyur dan dinginnya malam. Bulu kuduk Virna merinding merasakan sesuatu yang basah dan hangat di lehernya. Ternyata si tua Maman itu sedang menjilati lehernya yang jenjang, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga menyebabkan tubuh Virna menggeliat menahan nikmat. Mulut Virna yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Jono kini mulai membuka. Lidah kasap si satpam itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster itu dan meraih lidahnya mengajaknya beradu lidah. Virna pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar. Sementara Pak Maman mulai melucuti kancing bajunya dari atas, tangan keriput itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya langsung dimain-mainkannya benda itu dengan gemasnya.
Di tengah ketidakberdayaannya melawan kedua brengsek itu, Virna semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tangan Jono menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam. Sementara atasan Virna juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.
“Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Maman.
“Iya bener Pak, disini kalau ada yang datang malah berabe” Jono menyetujui.
“Kalian emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Virna masih memperingatkan keduanya.
“Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Jono narik lengan suster itu bangkit dari kursi, “ntar saya laporin loh ada suster ngerokok di tempat kerja”
“Iya Sus, seneng-seneng dikin napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik kaya Sus” timpal Pak Maman.
Mereka menggelandang suster itu ke ruang di antara kamar mayat dan koridor tempat mereka berjaga. Virna disuruh naik ke sebuah ranjang dorong yang biasa dipakai untuk menempatkan pasien atau jenazah yang hendak dipindahkan. Kedua pria itu langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang. Jono menarik lepas celana dalam gadis itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster itu yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga tidak lebat kemana-mana. Virna dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Maman mempreteli kancing baju atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Virna yang berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.
“Uuuhh…Pak!” desah Virna ketika lidah Pak Maman menelusuri gundukan buah dadanya.
Lidah itu bergerak liar menjilati seluruh payudara itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.
“Aahh !” tubuh Virna tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas Jono mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Virna sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan tua bangka dan satpam bopeng ini, tapi rupanya libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Maman kini merambat ke atas menciumi bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya. Sementara di bawah sana, si satpam makin membenamkan wajahnya di selangkangan Virna, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu menyebabkan Virna menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya, topi satpamnya sampai terjatuh tersenggol tangan gadis itu.
“Jo…Jo, lu jaga di luar dulu gih, kalau ada orang datang liat ke sini kan gawat” suruh Pak Maman mengganggu si satpam yang sedang enak-enaknya menikmati vagina Virna, “Ntar kalau ada yang cari bilang gua lagi ke WC”
“Yah si Bapak mau enaknya sendiri, saya juga udah konak nih Pak !” protes Jono.
“Allah, ayolah ntar juga lu dapet bagian, ke orang tua harus ngalah dikit dong, daripada kita kepergok hayo !”
Jono pun terpaksa keluar ruangan itu dengan hati dongkol, tapi dia berpikir benar juga kalau tidak ada yang jaga di luar bakal berisiko ada yang memergoki, maka diapun terpaksa berjaga diluar dengan hati gelisah, ingin segera menikmati tubuh mulus suster Virna yang baginya merupakan kenikmatan terbesar dan terlangka dalam hidupnya.
“Nah, sekarang tinggal kita duaan Sus” kata Pak Maman membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe !”
Virna tertegun melihat pria tua itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kurus sampai tulang rusuknya agak tercetak di kulitnya, namun demikian penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang sebagian sudah beruban. Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Pak Maman begitu mengagumi wajah cantik Virna, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.
“Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Virna.
“Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia langsung melumat bibir gadis itu.
Mereka berciuman dengan penuh gairah, Virna melingkarkan tangannya memeluk tubuh tua Pak Maman. Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap dimana-mana, bagian roknya saja sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak tertutup apapun. Pak Maman sudah lama tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sejak ditinggal mati istrinya sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Virna. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Virna bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang secantik ini, bahkan almarhum istrinya ketika muda pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengannya.
Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka dengan nafas memburu. Pak Maman mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya, sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati dadanya.
“Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan penjaga kamar mayat itu pada payudaranya, tangannya memeluk kepala yang rambutnya sudah tipis dan beruban itu.
Virna merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir.
“Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Virna.
Virna hanya mengangguk. Pak Maman langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis itu. Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Maman menekan penisnya ke dalam.
“Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya.
Virna mengerang dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu tertancap seluruhnya dalam vagina suster itu.
“Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus padahal udah gak perawan” komentar pria itu, “pernah sama siapa nih Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”
Sebagai jawabannya Virna menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu.
Pak Maman mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari mulut Virna yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga. Lumayan juga sudah seusia kepala enam tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat gadis itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan tenaga. Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Virna pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak menyangka pria seperti si penjaga kamar mayat itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.
“Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.
Pak Maman tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Maman tiduran telentang dan Virna menaiki penisnya. Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Virna lalu menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam vaginanya. Mata Pak Maman membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Virna yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan.
“Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Virna mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.
Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di pintu, dilihatnya Jono, si satpam itu sedang mengintip adegan panas mereka melalui pintu yang dibuka sedikit. Virna malah tersenyum nakal ke arahnya, sambil terus menggoyang tubuhnya. Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos dengan jelas. Sungguh suster Virna memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan meruntuhkan negara. Jono menutup lagi pintu itu dan kembali ke mejanya, dia sudah tidak sabar menunggu gilirannya. Dia berusaha tidak melakukan masturbasi agar bisa melampiaskannya semaksimal mungkin pada suster itu. Jono hanya bisa gelisah telah menunggu lebih dari dua puluh menit, dua batang rokok telah dihabiskannya. Ternyata perintah Pak Maman untuk berjaga di depan tidak salah karena tak lama kemudian di dengarnya langkah kaki.
“Wei, jangan terlalu ribut dulu ada yang datang” Jono melongokkan kepala ke dalam untuk memperingatkan Pak Maman dan Virna yang sedang berasyik-masyuk.
Virna pun terpaksa mengurangi ritmenya agar desahannya tidak terlalu kencang.
“Eh, Dokter Ary…pagi, ngapain nih jam segini ?” sapanya pada orang itu yang adalah salah satu dokter yang shift malam.
“Pagi, biasalah, jaga…abis dari WC sekalian ngontrol, serem juga yah jam segini disana sepi gitu…eh iya, omong-omong Pak Maman mana ?” tanya dokter berusia 40an itu.
“Sakit perut tuh katanya, lagi ke WC yang disana, makannya saya jaga disini dulu”
“Oh gitu yah, ok deh Jo, saya balik ke dalem dulu yah” pria itu berpamitan.
“Omong-omong Dok, suster-suster baru belakangan ini cakep-cakep juga yah hehehe”
“Ah, tau aja lu Jon, tapi emang iya sih saya udah liat beberapa fotonya, katanya besok siang baru datang sini” jawab Dokter Ary sambil berlalu.
“Besok?” Jono bertanya dalam hati dengan heran “ketinggalan info kali lu, orang di dalem sana udah ada satu kok hehehe”
Jono kembali dan memberi tanda pada mereka bahwa sudah aman.
“Cepetan dong Pak Maman, udah kebelet nih !” sahutnya.
“Iya-iya sebentar lagi nih sabar !”
Kembali Virna dan penjaga kamar mayat itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Virna demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak Maman, dia merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya.
“Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Maman sambil meremasi payudara gadis itu.
Wajah Virna yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Maman sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya.
Akhirnya Virna tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Pak Maman yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang. Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster itu meremas-remasnya sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam. Setelah klimaksnya selesai tubuh Virna melemas dan tergolek di atas tubuh tua itu. Virna yang baru berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria dibawahnya yang lebih pantas menjadi kakeknya, yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah bau tanah.
“Asyik banget Sus, udah lama saya gak ginian loh !” ujar Pak Maman dengan tersenyum puas.
“Yuk udah kan Pak Maman, gantian dong !” terdengar suara Jono dari pintu sana.
“Iya-iya tunggu saya pake baju dulu” jawab Pak Maman, “udah dulu yah Sus, gantian sama si Jono dulu, saya harus jaga lagi”
Setelah memakai kembali pakaiannya Pak Maman mempersilakan si satpam mengambil gilirannya.
“Tuh sana, selamat ngent*t, pokoknya asoy banget deh” katanya, “eh tadi siapa emang yang dateng ?”
“Dokter Ary, tenang dia cuma abis dari WC aja kok, sekarang Bapak yang jaga yah !”
Jono buru-buru masuk dan menemukan tubuh telanjang Virna yang sedang duduk di ranjang dorong itu.
“Hehehe…sekarang sama saya yah Sus, dijamin lebih puas daripada sama Pak Maman tadi” katanya sambil membuka jaket dan meletakkannya di sebuah meja.
Virna turun dari ranjang dan berjalan menghampirinya. Jantung Jono semakin berdegub melihat suster cantik itu sudah berdiri di hadapannya tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Butir-butir keringat masih nampak di tubuhnya yang putih mulus bekas pergumulan dengan Pak Maman tadi. Virna membantu membukakan pakaiannya, ketika melepaskan kemejanya, Jono merasakan telapak tangan lembut gadis itu membelai dadanya, enak sekali sampai matanya terpejam menikmati. Virna melemparkan kemeja itu ke meja tempat Jono menaruh jaketnya. Setelah bagian atas lepas, kini gadis itu berlutut di depannya. Tangannya bergerak lincah membuka sabuknya dan meloroti resleting celananya.
“Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang dialaminya itu.
Lidah Virna bergerak liar menjilati batang penis yang hitam itu sambil tangannya melakukan gerakan mengocok. Setelah batang itu basah oleh ludahnya, ia membuka mulut dan memasukkan benda itu ke dalamnya. Penis itu dihisap-hisap sampai Jono merem-melek keenakan. Virna sendiri sebenarnya merasa mulutnya kepenuhan dengan penis sebesar itu, namun dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi.
“Uuhh…enak Sus, enak banget !” erang Jono sambil meremas-remas rambut Virna.
Tubuh Jono bergetar menahan nikmatnya dioral suster itu terlebih ketika lidah itu menjilati kepala penisnya yang bersunat. Tidak ingin orgasme terlalu dini, diangkatnya tubuh Virna hingga berdiri dan digiringnya ke arah ranjang dorong tadi.
Virna duduk di tepi ranjang sementara Jono berdiri diantara kedua belah pahanya. Bibir mereka beradu dan berciuman dengan penuh gairah. Tangan kasar Jono bergerilya menjamahi punggung, payudara dan pahanya. Di tengah percumbuan nan panas itu Jono menarik lepas sanggul Virna sehingga rambutnya indahnya yang hitam legam itu tergerai hingga sebatas dada atas.
“Aaahh…pelan-pelan Pak !” desah Virna ketika satpam itu melesakkan penisnya ke vaginanya.
Penis satpam itu lebih besar dan keras dari milik Pak Maman sehingga walaupun vagina Virna sudah becek tetap saja ada rasa nyeri waktu benda itu memasukinya.
“Sshh…tahan yah Sus, sempit sekali nih, uuuhh !” eragnya sambil terus mendorong masuk penisnya.
Setelah masuk setengahnya, didesakkannya penis itu dalam-dalam hingga masuk semua. Virna menggeliat dan mendesah menerima sodokan itu. Jono mulai menyetubuhi Virna yang duduk di ranjang sambil berdiri. Ukuran penisnya yang besar itu memberi rasa nyeri pada Virna terutama ketika gerakannya kasar. Kesesakannya justru menyebabkan gesekan dengan dinding vagina dan klitoris lebih terasa. Lama-lama Virna pun sudah melupakan sakitnya dan hanyut dalam kenikmatan.
“Oh…Pak…terussshh…!” mulut Virna menceracau
Di tengah dinginnya malam dan hujan yang sudah tinggal rintik-rintik tubuh mereka malah berkeringat karena bergairahnya percintaan itu. Mereka bagaikan,
Bebek mandarin bermain di air,
Burung phoenix melintasi bebungaan.
Dengan birahi mereka berjalin bak tanaman rambat,
Tubuh mereka berpadu dalam kegairahan.
Ujung lidah sang gadis menghantarkan liur yang manis,
Pinggangnya yang seperti willow dipenuhi nafsu,
Bibirnya yang seperti ceri menghantarkan nafas berat.
Mata berbinar, butir keringat mengalir dari tubuh harumnya
Dada lembut berguncang, embun menitik di kulit sang gadis.
Sang pria merasakan kecantikan bak dewi,
Bagaikan harimau lapar menerkam domba
Sang gadis dalam buaian kenikmatan,
Bagaikan ikan haus dalam air
Tetesan air surga jatuh ke dalam dua helai kelopak teratai merah.
Menatap wajah cantik Virna yang sedang terangsang berat dengan rambut telah terurai itu menambah semangat satpam itu. Frekuensi genjotannya semakin naik membuat ranjang itu bergoyang-goyang. Sambil terus menggenjot Jono dengan nikmatnya melumat payudara Virna yang membusung, sebentar saja kulit payudara itu sudah penuh dengan ludah dan bekas cupangan yang memerah.
“Oohh...saya…saya keluar Pak…aaahh…aahh !” erang Virna tanpa malu-malu.
Gadis itu memeluk erat-erat tubuh kekar si satpam sambil mengeluarkan cairan orgasme dari vaginanya yang menyebabkan penis pria itu semakin lancar menyodokinya. Tubuhnya terlonjak-lonjak seperti kesetrum dan mulutnya mengerang nikmat. Virna sangat puas dan lemas sekali setelah orgasme panjang itu, namun pria itu masih terus memompa vaginanya. Hingga lima menit setelah orgasmenya, Virna belum merasakan tanda-tanda pria itu akan klimaks, dia begitu perkasa baginya sehingga gairahnya kini mulai naik lagi. Jono mengajaknya berganti gaya, disuruhnya suster itu menungging di atas ranjang lalu ia memposisikan diri di belakangnya untuk melakukan doggie style. Diarahkannya penis itu pada vaginanya yang sudah penuh dengan cairan yang meluber membasahi daerah selangkangan dan paha dalamnya. Kali ini dia tidak terlalu sulit melakukan penetrasi berkat bantuan cairan itu. Setiap kali Jono menggenjot terdengar bunyi tumbukan yang timbul dari beradunya pantat gadis itu dengan selangkangannya.
“Enak…terus...iyah gitu terus !” Virna mendesah sambil ikut menggoyangkan pinggulnya sehingga penis itu menancap makin dalam.
Ketika sedang asyik menunggangi Virna, tiba-tiba pintu membuka dan masuklah Pak Maman yang nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali lagi.
“Itu diluar gak ada yang jaga gimana ?” tanya Jono.
“Jam segini udah sepi banget disini, tenang aja, lagian cuma sebentar kok, gua ngaceng lagi nih !” katanya.
Karena ranjang itu tidak muat untuk tiga orang terpaksa mereka turun ke lantai. Jono meneruskan genjotan doggie stylenya sementara Pak Maman duduk di sebuah bangku dengan celana sudah dipeloroti. Virna sambil bersandar pada paha Pak Maman mengoral penis itu sesuai yang dimintanya. Tangan Jono terus saja menggerayangi tubuh Virna, kadang diremasnya payudara atau pantatnya dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu. Sedangkan Pak Maman sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Virna terkadang gelagapan.
“Gila nih duaan barbar banget sih” kata Virna dalam hati.
Walau kewalahan dithreesome seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Virna juga merasakan nikmat yang tak terkira. Tak lama kemudian Jono mencabut penisnya lalu berpindah ke depan. Virna kini bersimpuh di depan kedua pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya. Virna menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani kedua penis itu hingga akhirnya penis Jono meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya.
Sperma si satpam langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Pak Maman pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Virna, cairan itu mengenai wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Virna pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma yang berceceran.
“Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Jono ketika beristirahat memulihkan tenaga.
“Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Maman.
“Iya Non, gimana mau kan sering-sering main sama kita ?” tanya Jono sambil meremas pantat Virna yang berkaca dan menata kembali rambutnya.
Virna tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi kalian”
Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu setengah jam. Virna pun berpamitan pada mereka setelah memakai jaket pinknya. Sebelum berpisah ia menghadiahkan masing-masing sebuah ciuman di mulut. Jono membalas ciuman itu dengan bernafsu, dipeluknya tubuh langsing itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.
“Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.
Lelah sekali mereka setelah menguras tenaga dengan perawat cantik itu sehingga selama sisa waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing dengan perasaan puas.
###
Sore harinya jam lima, ketika sedang bersantai di sebuah warung sambil menikmati pisang goreng dan kopinya, Jono terperangah melihat berita sore di televisi.
“Seorang perawat bernama Virna Darmawan, berusia 24 tahun, ditemukan tewas mengenaskan di kamar mandi kostnya. Tubuhnya ditemukan dalam keadaan telanjang bulat di bawah siraman shower, kematiannya disebabkan oleh arus listrik yang bocor saat sedang mandi. Jenazah korban baru saja ditemukan pagi ini jam delapan oleh seorang teman kostnya. Sementara waktu kematiannya diperkirakan kemarin sore sekitar jam tujuh atau delapan. Jenazah saat ini telah dibawa ke….”
Tubuh Jono seperti mati rasa dengan mulut melongo saat gambar di televisi memperlihatkan foto korban yang tidak lain adalah gadis yang semalam bercinta dengannya. Jantungnya serasa berhenti berdetak dan mulutnya tidak sanggup berkata apa-apa.
“Jo…Jo, kenapa lu, emang lu kenal sama tuh cewek ?” tanya Bu Parti sang pemilik warung melihat reaksi Jono.
“Ehh…ii-iya…iya itu kan suster di rumah sakit saya” jawabnya gugup, “ka-ka-kasian yah, masih muda gitu”
Jono buru-buru membayar tagihannya dan meninggalkan warung itu.
Berita tentang kematian perawat itu menjadi bahan pembicaraan di rumah sakit itu.
“Kasian yah, padahal hari ini dia baru mau masuk kerja disini”
“Kos-kosan jaman sekarang payah, masa keamanannya ga terjamin gitu sih, ini jelas kesalahan pihak kost”
“Masih muda, cantik lagi, tapi nasibnya kok kaya gitu, ck..ck…ck”
Itulah sebagian pembicaraan para dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit yang didengar Jono ketika tiba di tempat kerjanya hari itu jam tujuh. Jono semakin ketakutan dan pucat mendengar semua itu, berarti yang semalam itu siapa, manusia atau bukankah itu, seribu satu pertanyaan berkecamuk di benaknya. Hal yang serupa pun dirasakan oleh Pak Maman, ia baru mendengar berita itu ketika tiba di rumah sakit sore itu. Walaupun sudah sering mengalami kejadian-kejadian aneh selama bertugas namun belum pernah menghadapinya secara langsung apalagi sampai bermain cinta seperti kemarin itu.
“Jadi siapa yang kemarin malem main sama kita itu ?” tanya Jono pada Pak Maman di tempat yang sama seperti kemarin.
“Mana gua tau, yang pasti sekarang gua jadi gak enak, gimana kalau dia datengin kita lagi…lu inget kan terakhir dia omong apa” wajah Pak Maman tersirat rasa ketakutan.
Malam itu jam sepuluh ketika mereka bertugas, obrolan mereka masih didominasi kejadian semalam dan kematian perawat muda bernama Virna itu. Angin yang berhembus membangkitkan bulu kuduk apalagi mereka masih dibayang-bayangi kejadian itu.
“Pak nggak sebaiknya kita cari orang pintar aja, saya takutnya ada apa-apa” kata Jono.
“Yah, gimana yah, gini aja…” Pak Maman mendadak menghentikan kata-katanya karena dia merasa ada yang memegang pergelangan kakinya di bawah meja sana.
Jono juga merasakan hal yang sama, mereka terpaku saling memandang satu sama lain, nafas serasa berat dan jantung seakan berhenti berdetak. Pelan-pelan mereka mengarahkan bola matanya ke bawah sana. Virna, sang perawat itu telah berada di sana dengan seragam kerjanya. Rambutnya kini terurai, sebagian menggantung di wajahnya yang pucat. Dia tersenyum pada mereka, namun senyum itu bukanlah senyum semanis kemarin, senyumannya yang sekarang begitu menakutkan, matanya yang merah dengan lingkaran hitam disekelilingnya seperti itu menatap dalam-dalam seolah menembus sampai ke tulang.
“WHUUAAA…!” mereka berteriak bersamaan dan berlarian tunggang langgang.
Vio (20 tahun) mengendarai Honda jazz-nya dengan kecepatan sedang. Ia harus extra hati hati karena hujan yang turun dengan derasnya membuat malam semakin gelap dan membatasi jarak pandang. Sesekali Vio menajamkan matanya melihat ke kiri dan kanan, sepertinya sedang mencari alamat. Honda jazz itu terus membelah malam , menembus tirai air hujan dan menjadi mobil satu satunya yang berada di jalanan saat itu. Hujan sederas ini apalagi di malam hari membuat banyak orang enggan untuk keluar rumah.
Aturan #2 : jika nama yang ditulis adalah laki laki ,maka 40 detik kemudian ia akan tewas karena serangan jantung kecuali dituliskan detail kematiannya
Vio membelokkan mobilnya ke sebuah komplek perumahan yang belum jadi. Tempat itu sangatlah sepi dan gelap gulita. 6 bulan lalu pembangunan perumahan itu dihentikan karena masalah fInancial , akibatnya beberapa rumah yang sudah setengah jadi menjadi terbengkalai. Sambungan listrik pun dicabut kembali oleh PLN. Hanya mengandalkan lampu mobil , mata Vio mencari cari rumah yang dituju. Dan diantara jajaran bangunan yang gelap gulita , di salah satu rumah setengah jadi terlihat titik cahaya dan juga bayangan orang disana. Vio menghentikan mobilnya tepat di depan bangunan tersebut.
Aturan #3 : jika nama yang ditulis adalah wanita , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami lonjakan birahi dan akan bercinta dengan siapapun secara acak kecuali dituliskan detail dengan siapa dia bercinta.
Tanpa payung, Vio turun dari mobilnya dan langsung berlari kecil memasuki bangunan tersebut. Titik air hujan membasahi tubuh indahnya terutama pundaknya yang terbuka. Bangunan itu sedianya akan menjadi rumah dua lantai sebelum akhirnya pembangunannya terhenti. Kondisi lantai satu sangat kotor dan berantakan. Bekas kantong semen berserakan dimana mana. Belum lagi sampah lainnya seperti bekas minuman , kertas Koran , kaleng cat , tambang plastic , hingga tumpukan kecil pasir teronggok sembarangan. Vio melangkah hati-hati diantara sampah yang berserakan. Ia naik ke lantai dua menggunakan tangga yang sudah jadi. Berbeda dengan lantai satu yang gelap, di lantai dua kondisinya sepertinya lebih terang.
Aturan #4 : jika nama wanita yang ditulis kemudian dicoret , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami pemerkosaan secara acak kecuali dituliskan detail pemerkosanya.
Sebuah lentera elektrik bertenaga baterai menerangi lantai dua. Lantai ini menjadi lebih terang karena di tengah ruangan ada api unggun yang menyala walau tak begitu besar , setidaknya cukup untuk menghangatkan tubuh. Seorang lelaki duduk didekatnya. Vio berjalan mendekati lelaki itu sambil memperhatikan sekeliling. Tempat ini lebih rapi daripada di bawah. Meski memang kesan kotor dan berantakan masih terasa , setidaknya sampah sampah tertumpuk rapi di sudut ruangan dan sebagian digunakan sebagai bahan bakar api unggun. Tak banyak barang disana selain dua buah kursi kayu, satu bangku panjang , dan sebuah kasur gulung tergelar di lantai dilapisi oleh kain lebar bekas spanduk salah satu partai. Lelaki itu menoleh dan berdiri saat mendengar langkah kaki Vio mendekat , ia tersenyum senang. Orang itu adalah Benjo, preman pasar dan juga seorang krimInal yang ditakuti. Spesialisasinya adalah curanmor, terkadang disertai dengan kekerasan. Sebagai orang jalanan tampangnya jelas jauh dari tampan. kulit hitam, rambut cepak tak jelas, tato dimana mana, dan terutama wajahnya yang sangar dengan bekas luka melintang dari ujung dahi atas membelah pipi sebelah kiri. Bekas sabetan golok musuhnya sesame preman dulu. Penampilan Benjo sangat berbanding terbalik dengan Vio. Seorang gadis cantik, mahasiswi sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Apa yang terbayang oleh pria dari kecantikan dan keindahan tubuh seorang wanita, itulah Vio. Apalagi selain mahasiswi, ia juga sedang merintis karir di bidang modeling. Ia termasuk salah satu rising star dari sebuah majalah pria dewasa dan pernah berpose sexy disana. Meski bukan sebagai cover model setidaknya itu membuktikan jika Vio tak hanya cantik tapi juga mempunyai body yang menggiurkan.
“hai….” Sapa Vio pendek
“hai juga…..” Benjo juga menjawab pendek lalu keduanya tak ada lagi yang saling berbicara.
Benjo mendekati Vio. Dielusnya pipi gadis itu, terasa begitu halus. Disentuhnya pula bibir gadis itu yang sungguh menggoda tak tertahankan untuk menciumnya. Viona malam itu memang terlihat sangat cantik sekali. Rambutnya ia ikat ke belakang sehingga lehernya terlihat, ditambah baju yang dikenakannya bermodel jatuh di bagian pundak sehingga bahunya yang putih berpadu indah dengan kelenjangan lehernya. Di bagian bawah Vio memakai rok jeans yang sangat pendek sehingga kakinya yang panjang terlihat berpadu indah dengan pahanya yang putih mulus. Benjo mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Vio. Butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya Vio membalas ciuman itu. Keduanya berpagut dengan ganasnya, lidah mereka liar mencari pasangan.
“mmm….mmmphh…mmmm….” Vio menggumam tertahan saat bibir mereka menyatu saling mengulum dan mencium. Dirangkulnya makin erat pria dihadapannya, payudara gadis itu menekan empuk dada Benjo yang keras.
Ciuman Benjo kini beralih menyusuri leher mulus Vio , memberikan rangsangan geli dan nikmat pada gadis itu , terutama saat lidah Benjo menyusuri pundaknya yang terbuka.
”oouhh……oohhh…..ooohhh…..” Vio mulai mengerang nikmat.
Dengan satu isyarat tangan Benjo menyuruh Vio untuk berlutut. Gadis itu menurut dengan pasrah dan langsung paham apa yang harus dilakukannya. Jari jari lentiknya dengan cekatan membuka ikat pinggang Benjo, kancing celananya hingga retsletingnya.celana Benjo meluncur jatuh sampai mata kaki untuk kemudian dilepas oleh pemiliknya.
Karena sudah menegang sedari tadi, ujung penis Benjo terlihat sedikit mengintip dari balik celana dalamnya. Tanpa ada keraguan sedikitpun, Vio menjilati ujung penis yang sedikit terlihat itu layaknya mencicipi es krim.
“wuughh…teruss..ya ..gitu…gitu…..” Benjo meracau menikmati permaInan lidah Vio.
Tak hanya jilatan lidah saja , Vio juga menggosok-gosok bibirnya pada ujung penis itu. Rasa geli yang erotis sontak menyebar cepat ke skujur tubuh pria itu. Benjo merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya , padahal ini barulah permulaan , belum lagi rasa kulumannya , atau jepitan vagInanya , atau seluruh tubuhnya bahkan. Sungguh beruntung preman satu ini , bisa menikmati tubuh indah dan sexy seorang calon model majalah pria dewasa.
Kali ini Vio mulai menurunkan celana dalam Benjo , tidak dengan tangan melainkan dengan mulut dan giginya. Gesekan gesekan halus antara wajah mulus Vio dengan selangkangannya membuat birahi Benjo semakin melonjak tak terkendali. Terlepas dari kungkungan celana dalam , penis Benjo langsung berdiri siaga penuh. Vio meraih penis itu dengan tangannya lalu dengan sangat ahli melakukan gerakan kocokan dan memijat sehingga perasaan banjo makin tak karuan saking nikmatnya. Sex memang bukan hal yang asing bagi Viona, ia kerap melakukannya dengan kekasihnya , juga pernah dengan photograpernya seusai photo session. Mungkin yang sedikit agak aneh adalah kenapa Vio mau melakukan sex dengan pria seperti Benjo. Seorang preman yang wajahnya jauh dari tampan , bahkan sebenarnya tak Vio kenal sama sekali. Apalagi selama ini Vio terkenal pilih pilih untuk urusan cowok apalagi sex. Untuk bisa mendekatinya, tak cukup wajah tampan tapi juga kantong tebal.
Lidah Vio bergerak liar menyapu dan melingkar di seputaran batang besar milik Benjo.
Jilatannya bergerak naik turun dari ujung atas hingga ke bawah lalu naik lagi, begitu seterusnya.
Aksi selanjutnya semakin membuat Benjo panas dingin saat Vio mengulum penis itu dengan mulutnya. Terasa penuh dan sempit karena mulut Vio yang tak terlalu besar. Dimulai dengan perlahan , kepalanya bergerak maju mundur lalu semakin cepat. Begitu intens Vio mengocok penis Benjo dengan mulutnya. Tak tahan dengan ‘panas’ yang dirasakan , Benjo membuka pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat sementara Vio masih berpakaian lengkap. Benjo mengelus bahu Vio yang terbuka , tak sabar rasanya ingin segera melucuti seluruh pakaian gadis cantik ini. Menikmati lekuk demi lekuk tubuhnya , menindihnya. Namun untuk sementara ini Benjo masih menikmati kuluman bibir Vio yang basah dan hangat. Penisnya semakin berdenyut tak tertahankan. Sampai akhirnya Benjo tak tahan juga. Ia menyuruh Vio untuk berdiri lalu dengan tak sabar dilucutinya seluruh pakaian gadis itu
”anjrritt……!!!” Benjo terkesima sendiri melihat tubuh polos Vio tanpa penutup , nyaris sempurna.
Tangannya memijit lembut dua payudara Vio , begitu empuk Dan kenyal. Putingnya ia sentil-sentil , semula dengan jari lalu berlanjut dengan lidah. Vio tak banyak beraksi selain memejamkan mata , mulutnya sedikit terbuka mengeluarkan desahan desahan menggairahkan. Birahi Benjo sudah mencapai titik ‘kritis’ , digendongnya tubuh Vio dan dijatuhkannya di atas kasur. Dengan buas Benjo langsung menindih tubuh indah itu. Leher Vio ia ciumi ganasseraya meremas buah dadanya.
‘oouu…aahhh..aduhh..baangg…pelan…sakiit..niihh….”rintih Vio pelan bernada manja.
Benjo semakin ganas saja saat menciumi dan mengulum satu belahan dada Vio, yang sebelah lagi ia remas remas. Lidahnya bermain main di sekitaran puting, sesekali payudara itu ia hisap kuat kuat meninggalkan bekas merah pada kulit mulus tersebut.
Benjo membalikkan tubuh Vio hingga tertelungkup. Mata preman itu langsung nanar menyaksikan betapa mulus dan putihnya punggung gadis dihadapannya ini. Dielusnya dengan perlahan punggung mulus itu , rasanya begitu lembut dan halus bagai guci porselein dari chIna.
Benjo mencium tengkuk Vio dan berlanjut menjelajahi tiap inchi dari punggung gadis itu. Sebelah tangannya menelusup , meraup dan meremas buah dada kiri gadis itu.
“ooouuhhh….” Vio hanya bisa merintih lirih.
Tak se-inchi pun dari punggung Vio terlewatkan oleh belaian dan ciuman Benjo , bahkan kini Benjo menelusuri punggung mulus itu dengan penisnya. Cukup bermain main , Benjo mengangkat sedikit pantat Vio dan memposisikan diri untuk menyetubuhi dari belakang.
”ooooohhhhh……” Vio melenguh panjang saat penis Benjo mulai menyeruak masuk.
Sejenak Benjo terdiam membiarkan penisnya dan vagIna Vio saling ‘beradaptasi’, barulah selang semenit kemudian Benjo mulai bergerak maju mundur , menanamkan penisnya semakin dalam.
“oohh…aahhh…aahhh…ouuhh…..” erangan erotis Vio mengiringi setiap hentakan yang dirasakan tubuhnya sekaligus menjadi penyemangat untuk Benjo.
Awalnya penis Benjo yang berukuran lumayan besar tersebut sempat membuat Vio tak nyaman , namun lama kelaman gesekan gesekan di dinding vagInanya terasa begitu enak dan membuainya dengan efektif. Tubuh Vio terus tersentak seiring dengan semakin intensnya dorongan Benjo , buah dada gadis itu menggantung dan bergoyang goyang begitu menggoda dan menggairahkan. Benjo boleh saja seorang preman jalanan ,tapi untuk urusan sex dia tergolong jago. Ia menggenjot tubuh Vio dari belakang dengan tempo yang tepat , kadang cepat , kadang pelan , kadang berhenti untuk sejenak memainkan buah dada Vio yang menggantung.
Hasilnya Vio mencapai orgasme terlebih dahulu , tangan kecilnya meremas kuat kain penutup kasur tersebut, mulutnya mengeluarkan desahan panjang , tubuhnya menegang sejenak untuk kemudian melemas.
Melihat Vio yang sudah mencapai puncak , kali ini Benjo mempercepat genjotannya tanpa jeda. Tubuh Vio yang lemas terguncang guncang liar. Sesekali pula Benjo memukuli pantat Vio hingga memerah. Dan akhirnya Benjo menggeram panjang , sperma menyembur deras membasahi vagIna Vio , ia pun langsung ambruk lemas diatas tubuh Viona. Keduanya terdiam masih meresapi kenikmatan yang baru saja dirasakannya. Terbuai oleh kenikmatan keduanya tak menyadari jika sebenarnya sedari tadi ada yang mengintip mereka. Setiap detil persetubuhan mereka tak luput dari pandangan mata orang itu. Dan setelah Vio dan Benjo menyelesaikan permaInannya ia langsung turun perlahan tanpa suara. Saat ia melangkah meninggalkan rumah itu , samar terdengar lagi suara rintihan Vio menggema dari lantai dua. Orang itu tersenyum , rupanya permaInan sudah dimulai lagi. Orang itu adalah Don , kekasih Vio atau tepatnya mantan kekasih. Dan sebenarnya ia sudah lebih dahulu tiba di tempat itu sebelum Vio. Hujan masih turun dengan derasnya , Doni berlari menembusnya menuju bangunan yang berada tepat di depan tempat Vio dan Benjo berada. Disana ia menyembunyikan mobilnya. Doni masuk kedalam mobil dengan perasaan puas, hatinya begitu bersemangat dan bergairah bagaikan baru saja meraih hadiah milyaran rupiah. Diraihnya sebuah buku berwarna hitam bertuliskan ‘black note’ di sampulnya.
“ternyata buku ini memang berguna sekali…..” gumam Doni , ” dengan buku ini gue bisa melakukan apa aja …..gue bisa habisin semua sampah masyarakat…gue bisa hukum semua cewek yang taunya cuma morotin cowoknya…….gue bisa apa aja..!!!”
Doni memandang bangunan di seberangnya dengan tatapan sinis penuh kebencian.
“Vio…elu masih beruntung gue cuma bikin kamu ML sama preman , tapi nanti..tunggu saja…..gue bakal bikin orang pada ngantri buat ngegilir dan merkosa elu…..you’ll see bitch….!!! You’ll see…”
Doni segera menghidupkan mobilnya dan meninggalkan tempat itu , sementara Vio dan Benjo masih bergumul ria disana. Sepanjang jalan Doni terus memikirkan rencana selanjutnya , deretan nama yang akan dihabisi , dan deretan nama wanita yang ‘layak’ diperkosa mulai tersusun di otaknya. Apa yang terjadi dengan Vio tadi hanyalah sebuah uji coba kecil untuk sekedar mengetahui apakah ‘black note’ memang mempunyai kekuatan atau tidak. Dan kini Doni sudah sangat yakin bahwa ia mempunyai kekuasaan untuk mengatur hidup orang lain di tangannya.
Dan itu semua berawal dari tiga hari yang lalu.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
TIGA HARI SEBELUMNYA
Doni turun dari mobilnya dengan perasaan geram dan emosi tertahan. Diperhatikannya sekeliling areal parkir hotel tiga melati yang agak penuh karena long weekend. Matanya langsung tertuju pada sebuah Honda jazz warna pink yang sangat ia kenal. Emosinya kian memuncak.
“damn it , Vio….!!!” Umpat Doni sambil bergegas memasuki hotel.
Satu jam yang lalu , seorang kawan Doni yang sedang mengInap disana meneleponnya dan memberitahu jika ia melihat Viona dan seorang lelaki tak dikenal check in di hotel itu. Padahal ia tahu sekali jika Viona masih menjadi kekasih Doni. Sesaat setelah mendengar kabar tersebut , Doni langsung memacu mobilnya menuju hotel tiga melati. Di lobby hotel , teman Doni sudah menunggu dan langsung menyambutnya.
“kamar 103…” katanya sambil menunjukan arah kamar yang dimaksud.
Hanya butuh waktu beberapa detik untuk Doni tiba di depan kamar hotel 103. ia bimbang sejenak apa akan mendobrak masuk atau mengetuk dulu. Ia memilih yang kedua. Pintu kamar itu ia ketuk dengan normal.
“room service…..” teriak Doni
Tak ada jawaban dari dalam.
“room service pak…..” Doni mengetuk pintu lebih keras lagi
Tetap tak ada jawaban.
“room service pak…..!!!” Doni mengetuk semakin keras.
Doni menempelkan telinganya di pintu , samar ia mendengar suara lelaki mengumpat namun tak terlalu jelas, diikuti suara langkah mendekati pintu. Pintu sedikit terbuka dan kepala seorang lelaki melongok keluar. Tadinya ia hendak marah karena kesayikannya terganggu, namun saat melihat orang yang di depan pintunya tak seperti room service ia langsung terdiam dengan dahi berkerut heran. Kesempatan itu Doni gunakan untuk menendang pintu sekeras mungkin, akibatnya lelaki itu jatuh terjengkang ke lantai.
”eehh..eeh…apa apaan nih….???” Protes orang itu saat Doni dengan cepat melompat masuk dan berlari menuju ranjang.
Dan darah Doni pun semakin menggelegak saat melihat Vio terbaring tanpa busana di ranjang. Vio pun terkejut melihat Doni tiba tiba muncul , ia menarik selimut dan menutup tubuh seadanya.
“heh..siapa luh…..??” orang tadi menepuk bahu Doni.
Doni menjawabnya dengan melayangkan bogem mentah membuat orang itu jatuh ke lantai dengan bibir berdarah. Doni lalu menarik bangun orang itu untuk kemudian kembali menghajarnya hingga terjatuh.
“Don..udah Don..jangan…..!!!” teriak Vio panic melihat kekasihnya mengamuk.
Perhatian Doni sejenak teralihkan pada Vio , ” jadi ini yang namanya photo session hah…!!!….iya…???!!!…..photo sessionnya di ranjang….???!!! Gitu…????!!!….anjiing semua…..!!!!!”
Doni menendang tubuh lelaki yang masih mengerang kesakitan di lantai.
“Don..jangan…..udah……!!!”
Doni tak menggubrisnya , ia terus saja menendang dan memukuli pria itu yang merupakan photographer Vio dari sebuah majalah pria dewasa. Seusai photo session sore tadi, photographer itu membujuk Vio agar mau check in dengannya. Jika Vio bersedia ia menjanjikan akan membantu mempermudah jenjang karir Vio untuk menjadi model terkenal. Vio dengan senang hati menyanggupinya yang penting ia bisa segera menjadi model terkenal. Doni masih saja terus menghajar photographer itu habis habisan ditimpali oleh jeritan histeris dari Viona. Di tengah kepanikannya , secara spontan Vio meraih kamera Nikon D300 yang tergeletak di meja dan langsung menghantamkannya ke kepala Doni. Terkena hantaman , Doni mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang berdarah. SUmpah serapah panjang keluar dari mulutnya. Si photographer masih tergeletak tak bergerak di lantai, entah pingsan atau mati. Doni bangkit mendekati Vio yang tertegun bingung dengan perbuatannya sendiri. Dengan mudahnya , Doni merebut kamera dari tangan Vio. Ia angkat kamera itu untuk membalas hantaman tadi.
“aaaww….” Vio menjerit ketakutan sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangan.
Setitik kesadaran terlintas di benak Doni , memukul seorang wanita apapun alasannya adalah tindakan pengecut dan bukanlah hal yang pantas.
”monyeeeet….!!!!” Teriak Doni sambil membanting kamera di tangannya ke dinding hingga hancur berantakan.
Doni lalu pergi meninggalkan Vio yang masih shock dan bingung serta si photographer yang masih tak bergerak di lantai. Keributan di kamr 103 tak urung memancing keingin tahuan tamu lain. Mereka berdiri di depan pintu kamar masing masing sambil melongok ke arah sumber keributan. Beberapa diantara mereka hanya menutupi tubuh sekenanya.
“Apa….!!!” Bentak Doni pada orang orang itu. Dan itu cukup untuk membuat mereka kembali masuk ke kamar masing masing dan melanjutkan urusan yang tertunda.
Berjalan menuju mobilnya , Doni tak hentinya mengumpat dan bersumpah serapah , mengutuk kekasih yang telah mengkhianatinya. Luka di kepalanya tak lagi mengeluarkan darah meski rasa sakit dan peningnya masih terasa. Melewati mobil Vio di tempat parkir amarahnya kembali naik , ditatapnya Honda jazz itu dengan perasaan kesal luar biasa. Sebagai pelampiasan , sepertinya sebuah batu besar cukup untuk menghancurkan kaca jendela mobil itu. Namun sejauh mata memandang , ia tak menemukan batu yang dicari. Matanya justru menangkap sebuah benda segi empat berwarna hitam tak jauh dari tempatnya berdiri. Doni menghampiri dan memungut benda yang ternyata sebuah buku itu. Di cover depan tertulis dengan huruf perak timbul ‘black note’, tapi di dalamnya kosong seperti belum pernah digunakan. Hanya di halaman awal saja tertulis aturan pemakaian ‘black note’. Leluconkah ini…..??? atau memang ‘black note’ sehebat yang tertulis di aturannya…??? Doni tak tahu pasti. Ia memperhatikan sekeliling , tak ada seorangpun selain dirinya. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membawa pulang saja dulu buku itu.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Minggu siang , suasana mall saat itu lumayan ramai. SCTV sedang mengadakan acara off air dengan bintang tamu penyanyi cantik rossa. Dari food court tempatnya duduk sekarang , sebenarnya Doni bisa dengan nyaman dan jelas menyaksikan acara tersebut. Namun ‘black note’ yang ia temukan semalam lebih menarik perhatiannya saat ini.
Buku itu ia bolak balik , ia buka lembar per lembar dan aturannya ia baca berulang kali, belum juga ia bisa memutuskan apakah buku ini nyata atau lelucon belaka. Seandainya benar , artinya Doni mempunyai kekuasaan atas semua orang , tapi jika tidak…..Doni berpikir tak ada ruginya mencoba. Di stage , rossa mulai menyanyikan hitsnya ‘ayat ayat cinta’ yang langsung disambut meriah oleh penonton yang berkerumun di sekitarnya. Suara merdu penyanyi cantik asal sumedang itu pun mengusik juga telinga Doni, perhatian Doni kini teralih padanya. Meski bertubuh mungil , rossa mempunyai wajah yang mempesona dan lekuk tubuh yang indah. Aura kecantikan dan kesexyannya menjadi lebih terasa dengan pakaian terusan warna biru yang ia kenakan hari ini, modelnya agak sedikit sexy. Dan sekali lagi Doni berpikir tak ada ruginya untuk mencoba, siapa tahu memang berhasil. Dengan sedikit gugup Doni menuliskan nama rossa di ‘black note’ . Kini Doni menyaksikan penampilan rossa dengan berdebar debar , setiap gerak gerik rossa diamatinya dengan detail berharap melihat sesuatu yang berbeda. Namun hingga lagu usai dan rossa mulai menyanyikan lagu berikutnya , tak terjadi apapun. Tak ada rossa yang mendadak salah tingkah , atau penonton yang mendadak naik untuk merangkul dan menciumnya.
Dengan kata lain ‘black note’ hanyalh omong kosong belaka. Dalam hati Doni menertawakan dirinya karena sempat mempercayai buku ini.
“selamat siang mas , boleh ganggu sebentar…???”
Doni menoleh , seorang SPG cantik jelita menyapanya. SPG itu berwajah sangat menarik apalagi rambutnya begitu indah berkilau ( seperti iklan shampoo ) , ia memakai celana pendek yang secara proporsional memperlihatkan pahanya yang mulus dan kaos kuning cerah yang begitu ketat memperjelas tonjolan dadanya. Di tangannya ia membawa dua botol plastic minuman sari buah untuk ditawarkan. Entah sengaja atau tidak, ia menawarkan sari buah itu dengan posisi agak membungkuk, memperlihatkan belahan dadanya. Doni membiarkan SPG itu mempromosikan produknya, tak sedikitpun ia peduli. Silahkan bicara soal bahan alami, vitamin dan mineral, baik untuk kesehatan dan lainnya , asal Doni bisa berlama lama memandanginya itu saja cukup. Entah sadar sedang dipandangi atau memang salah satu trik menarik pelanggan , bahasa tubuh SPG itu seolah memang sengaja ingin memperlihatkan tonjolan dadanya sekaligus juga belahannya.
“jadi gimana mas…jadi beli dong…..???” gadis itu tersenyum menggoda mengakhiri promosinya.
“mmm..gimana ya…???”
“ayolah mas….gak rugi deh , malahan mas bisa ikut undian berhadiah handphone nokia N96…lumayan kan …??”
“oya …caranya gimana…??”
“mas tinggal isi questioner di booth kami disana…” ia menunjukan stand minumannya , “mas cukup isi nama lengkap sama alamat aja kok…”
Nama lengkap….!!! Doni tersentak bagai baru terbangun dari mimpi.
Rossa bukanlah nama lengkap , tapi hanya nama panggung saja. Mungkin itu sebabnya ‘black note’ tak bekerja.
“ya mas ya…beli ya…??” SPG itu menyodorkan dua botol minuman sari buah ke hadapan Doni sambil sekali lagi memperlihatkan belahan dadanya.
Doni terlihat sedang berpikir . ia tak sedang berpikir akan membeli sari buah itu atau tidak , ia sedang memikirkan hal lain. Ia berpikir untuk mencoba ‘black note’ sekali lagi. Doni adalah seorang mahasiswa yang tak hanya tampan tapi juga berlimpah materi karena ayahnya seorang pengusaha garmen yang sukses. Wajahnya pun tak terlihat seperti bajingan atau bandot pemburu wanita. Itulah sebabnya ketika Doni mensyaratkan akan membeli minuman itu asal ia boleh tahu nama dan nomor HP, dengan senang hati SPG tadi menyanggupinya. Dan saat SPG itu beranjak pergi , Doni sudah mendapatkan yang ia perlukan. SPG itu bernama Ina, lengkapnya Dewi Ferina.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Beberapa saat setelah meninggalkan meja Doni, Ina mulai merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia mendadak merasa gerah padahal AC mall itu cukup sejuk, kepalanya mendadak berat , kakinya terasa melayang tak menapak bumi. Kilasan adegan film porno yang pernah ia tonton bersama teman teman satu kostnya mendadak muncul begitu saja. Bagai terkena pengaruh obat perangsang , buah dada Ina mengeras putingnya menegang. VagInanya terasa geli seolah ada jari tak terlihat sedang menggelitikinya. Ina pun sempat limbung sambil memgang kepalanya.
“Ina…kamu kenapa…??” salah seorang kawannya sesame SPG bertanya dengan khawatir.
Ina tak menjawab , nafasnya mulai tak beraturan.
“Ina..kamu sakit…??”
“eng..enggak kok….Cuma agak capek aja….” Ina terlihat menjawab dengan susah payah.
”yakin Cuma capek….atau…..” kawannya itu berbisik di telinga Ina , ” kamu hamil ya…??”
”ngaco ah….enggak lah…Cuma capek doang, beneran….”
Kawannya itu hanya menganggkat bahu ,terserah deh pikirnya.
”ehh..aku ke toilet dulu ya bentar….” Kata Ina lalu langsung bergegas ke toilet tanpa menunggu jawaban temannya itu.
Mendekati toilet , birahi Ina semakin meninggi tak tertahankan lagi. Di lorong menuju toilet yang kebetulan sepi, Ina bersandar sejenak ke tembok lalu meremasi buah dadanya sendiri sambil mengigit bibir.
”oooouhh….” Walau hanya tangannya sendiri namun terasa sangat nyaman.
Selain meremas payudara, Ina juga menggosok gosok vagInanya sendiri mencoba mengatasi gelitikan yang sedari tadi dirasakannya. Adegan demi adegan film porno kembali terlintas di kepalanya.
Ina melanjutkan langkahnya menuju toilet, kali ini ia berjalan lebih pelan dan cenderung agak sempoyongan seperti orang mabuk. Sesekali ia berhenti, tangan kanannya menopang pada tembok sementara tangan kiri meremasi sendiri buah dadanya , nafasnya semakin tersengal sengal. Semakin mendekati toilet , Ina mencoba berjalan senormal mungkin. Namun begitu , Maman si penjaga toilet bisa menduga ada yang tak beres dengan Ina. Dari kejauhan ia melihat Ina berjalan agak limbung. Awalnya ia mengira , Ina sedang sakit . tapi saat Ina tiba di depan pintu toilet , Maman yakin jika gadis yang baru saja menghilang di balik pintu toilet itu tidak sedang sakit tapi kemungkInan mabuk , sepertinya nyabu
“dasar…SPG jaman sekarang….”kata Maman sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.
Sesaat kemudian entah mendapat ide darimana , Maman berpikir mungkin ia bisa memanfaatkan situasi ini.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Toilet di mall itu sangatlah terjaga kebersihannya terutama toilet wanita yang selalu terjaga keharumannya. Di dalam toilet wanita terdapat 6 bilik Wc dan sebuah wastafel dengan cermin yang besar dan lebar. Ina berdiri di depan cermin , tangannya menopang pada wastafel .wajahnya terlihat sedikit basah, juga kaos bagian atasnya. Sepertinya ia baru saja mencuci muka. Sambil memandang bayangannya sendiri di cermin, Ina terlihat bersusah payah mengatur nafasnya.
“neng…sakit,….??” Maman melongokan kepalanya dari balik pintu.
Ina tak menjawab , hanya menatap melalui bayangan cermin.
“sakit apa ,neng….??” Maman kini berani masuk kedalam toilet
Ina hanya menjawab dengan gelengan kepala perlahan tanpa bicara apa apa. Tak mendapat pengusiran keluar , Maman semakin berani mendekati Ina.
“abang bisa mijit lho neng…” dengan gemetar tangannya mulai nakal menyentuh tengkuk Ina.
Maman bersiap seandainya Ina memakinya , tapi hal itu tak terjadi. Ina membiarkan penjaga toilet itu menyentuhnya membuat pria itu tersenyum cabul. Tangan Maman mulai bergerak melakukan pijitan di tengkuk Ina , tapi itu hanya bertahan beberapa detik saja karena selanjutnya pijitannya berubah menjadi belaian. Merasa tak ada perlawanan Maman semakin berani. Elusan tangannya bergerak ke depan, melewati leher lalu bagian atas dada Ina yang tak tertutup kaos. Sekali lagi Maman bersiap, seandainya Ina tiba tiba menamparnya. Jika dalam kondisi normal , mungkin sudah sedari tadi Ina menghardik dan menampar kekurang ajaran Maman. Namun tidak hari ini , ia justru seakan akan mengharapkannya. Padahal kalau boleh jujur , secara tampang apalagi ekonomi, Maman adalah type lelaki yang sedikitpun tak akan dilirik oleh perempuan sekelas Ina. Beruntunglah Maman hari ini.
Dari atas, tangan Maman menelusup ke balik kaus ketat Ina dan langsung menyentuh dan meremas payudara gadis itu.
“ooohh…” Ina mendesah dan memejamkan mata saat tangan kasar itu menyentuh buah dadanya.
Dan Maman pun semakin asyik memainkan buah dada Ina. Buah dada yang selama ini hanya menjadi impiannya saja. Diam diam ia berterima kasih pada siapapun atau apapun yang membuat SPG cantik ini teler hari ini. Ina masih bertopang pada wastafel saat Maman memeluknya dari belakang lalu menciumi lehernya yang putih dengan ganas. Kaus kuning cerahnya disingkap ke atas, kaitan branya pun telah dilepas. Kini Maman leluasa menggerayangi buah dada gadis itu dari belakang, sambil terus menciumi leher dan belakang telinga Ina. Bayangan cermin memantulkan adegan erotis yang semakin membangkitkan gairah keduanya. Bayangan gadis cantik dengan buah dada yang montok, padat, empuk dan menggiurkan dengan putingnya yang menggoda diremas oleh tangan kasar seorang penjaga toilet yang sulit dikatakan tampan. Bagi Maman bayangan di cermin semakin menstimulasinya untuk menggerayangi buah dada Ina makin ganas. Apalagi ia melihat wajah cantik Ina yang mengekspresikan kepasrahan. Ina pun tak tinggal diam, tangan gadis itu meraih ke belakang mencari ‘pusaka’ Maman yang masih tersembunyi di balik celana. Dan tentu saja sentuhan tangan Ina semakin membuat penis Maman berdenyut mencari pelampiasan.
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki dari luar yang sontak mengingatkan Maman. Pria itu sejenak melepaskan Ina dan berlari menuju pintu untuk menguncinya, tepat saat seseorang mencoba masuk ke dalam toilet tersebut. Maman memandangi pintu dengan berdebar debar. Untuk sesaat orang di luar terus berusaha untuk membuka pintu , lalu menyerah sambil mengeluhkan soal pintu terkunci dan toilet yang rusak. Langkah langkah kaki terdengar menjauh, Maman pun bisa bernafas lega. Saatnya melanjutkan permaInan. Saat Maman berbalik Maman terkejut karena Ina ternyata sudah ada di belakangnya sedari tadi. Ina sudah melepas kaos ketat, bra dan celana pendeknya. Mata Maman langsung terbelalak penuh nafsu memandangi keindahan tubuh Ina yang hanya bercelana dalam saja. Ina mendorong tubuh Maman ke tembok , lalu dengan cekatan membukai pakaian lelaki itu satu persatu.
“weleeh…mau perkosa abang ya neng…??”
Pelapis terakhir dari tubuh Maman sudah Ina lepaskan , artinya penis yang sedari tadi terkungkung kini mengacung bebas. Tanpa ragu Ina menggenggam penis itu dengan satu tangan dan tangan yang lain merangkul leher Maman. Ina mendekatkan bibir arman dengan bibirnya. Keduanya langsung terlibat dalam ciuman panas , bibir dan lidah saling berpadu. Keduanya terlihat sama sama bernafsu. Yang paling diuntungkan tentu saja Maman. Seorang SPG cantik jelita mau berciuman dengannya sambil mengocok penisnya , mimpi pun belum tentu seindah ini.
Maman lalu membalas juga perlakuan Ina. Ia meremas buah dada gadis itu, sementara satu tangannya menelusup masuk ke balik celana dalam dan menggelitik vagIna Ina. Suasana semakin erotis dan erotis saja.
Ina melepas ciumannya untuk berlutut di bawah kaki Maman. Mata pria itu langsung berbInar bInar penuh gairah membayangkan yang terjadi selanjutnya. Kali ini Ina menggenggam penis Maman dengan kedua tangannya dan dengan cekatan melakukan pijatan yang membuai Maman dengan cepat. Dibandingkan tadi, kocokan dengan dua tangan bagi Maman lebih terasa dan terasa lebih. Ina rupanya sengaja menggoda birahi Maman. Ia beberapa kali mendekatkan mulutnya pada penis itu berlagak seolah akan mengoralnya, namun tak jadi dilakukan. Satu kesempatan , ia hanya melakukan tiupan lembut di sepanjang batang penis tersebut , memberikan sensasi dingin sekaligus penasaran pada Maman. Kesempatan lain ia bahkan hanya melakukan kecupan kilat di ujung penis itu , atau hanya menyentuhkan lidahnya sejenak disana. Perasaan Maman kian tak menentu , birahinya melonjak lonjak tak karuan. Maman jarang sekali bisa bersentuhan dengan perempuan seintim ini apalagi kelas SPG seperti Ina. Sekalinya terjadi justru ia ‘dipermainkan’ olehnya, tapi Maman sangat menikmatinya. Ina rupanya merasa cukup “menyiksa” Maman, kali ini ia melakukan oral sesungguhnya. Ia menggenggam penis Maman dengan dua tangan seperti memegang mikrofon. Kepala penis itu ia jilati layaknya permen loli dan berlanjut dengan kuluman lembut bibirnya yang mungil, nikmatnya sulit untuk dijelaskan. Tampang Maman yang pas pasan kini malah seperti orang idiot menikmati service dari Ina. Matanya merem melek kadang setengah terpejam, mulutnya menganga tanpa suara.
Bayangkan saja sendiri wajah Maman jadinya saat Ina melanjutkan servicenya dengan mengulum secara penuh penis itu dengan mulutnya. Saat kepala Ina akan mulai bergerak maju mundur , Maman menahannya dengan tangan. Ia masih ingin sejenak menikmati dan meresapi cakupan basah mulut gadis itu di penisnya.
“huhoo….enyak..enyak..enyak….” Maman meracau dengan norak.
Saat kepalanya ditahan , Ina tak lantas tinggal diam. Lidahnya bergerak aktif menggelitiki penis Maman. Sang pemilik terang saja menggeliat kegelian , efek erotisnya membuat tangan Maman melemah tak bertenaga. Tak lagi tertahan, kepala Ina mulai bergerak maju mundur dengan teratur.
“mmmphhh….mmmm..mmmp….slrrpp..mmmm…”
Ina menambah bumbu erotis dengan menggumam penuh birahi. Ia juga menyelingi kulumannya dengan jilatan dan terkadang berhenti sejenak membiarkan penis itu berdenyut denyut di dalam mulutnya. Jangan pernah bertanya seperti apa reaksi Maman saat menikmati oral sex dashyat dari SPG cantik bernama Ina ini. Terlalu norak untuk dijelaskan. Akhirnya sekian lama dioral , penis Maman berdenyut denyut nyaris tak tertahankan lagi untuk memuntahkan isinya. Maman mendorong Ina agar melepas kulumannya , lalu ia menarik tubuh gadis itu kembali ke wastafel. Ina kembali ke posisi semula saat pertama masuk ke toilet ini. Bertopang tangan pada wastafel di depan cermin. Bedanya kali ini ia tak berpakaian lengkap dan hanya bercelana dalam saja. Dengan perlahan dan hati hati seolah takut menggores kulit mulus Ina , Maman menurunkan celana dalam gadis itu hingga terlepas. Sekali lagi wajah Maman berubah norak saat melihat dua bongkahan dua pantat montok Ina. Maman membuka kran air di wastafel , airnya ia tampung dengan kedua tangannya untuk kemudian digunakan untuk membasahi tubuh Ina yang polos.
Maman memang paling suka melihat tubuh wanita basah terutama sehabis mandi terlihat lebih segar. Air yang ia tampung tadi diratakannya ke sekujur tubuh Ina, ke setiap lekuk lekuknya. Mulai dari leher, bahu , pundak , dan tentu saja tak terlewatkan ke depan perut hingga naik ke buah dada. Lidahnya menggelitik nakal telinga Ina. Ina hanya mendesah pelan menikmati semua rangsangan itu. Tangan kirinya meraih ke belakang merangkul leher Maman.
Puas membasahi tubuh Ina , Maman menarik gadis itu memasuki salah satu bilik toilet. Ia lalu duduk di kloset sementara Ina duduk dipangkuannya dengan kaki membuka. Ina merangkulkan tangannya ke leher Maman sambil tersenyum cantik sekali. Sejenak Maman hanya ternganga sambil menyaksikan kecantikan bidadari dihadapannya. Tangan kasar pria itu menyibak rambut Ina agar lebih jelas menikmati kecantikan wajahnya. Ia mengelus lembut pipi halus Ina , hidungnya , matanya yang terpejam dan bibirnya yang tadi telah memberi sensasi kenikmatan luar biasa di penisnya. Dalam hati Maman masih belum mempercayai keberuntungannya hari ini. Sejak Ina duduk di pangkuan Maman , kemaluan keduanya telah saling bertemu dan bergesekan tak sabar ingin segera ‘dipersatukan’ Maman memposisikan penisnya bersiap menembus lubang vagIna Ina. Meski bukan perawan , perawatan yang tepat membuat vagIna Ina masih terasa sempit. Maman agak sedikit kesulitan menembusnya.
“buseeet…bukan perawan aja kayak gini …gimana perawannya dulu ya..??”pikir Maman
Akhirnya dengan sedikit usaha extra , penis Maman berhasil menembus masuk ke dalam vagIna Ina. Maman menarik nafas lega, sejenak matanya terpejam menikmati jepitan erat vagIna gadis itu. Sambil menikmati jepitan itu , Maman sedikit mendorong tubuh Ina agak ke belakang. Dengan rakusnya kemudian ia menikmati kenyalnya buah dada Ina. Ia kulum dan jilati , putingnya ia hisap penuh nafsu. Maman baru berhenti setelah kulit mulus payudara Ina berhiaskan bercak merah hasil karya hisapan rakus mulutnya. Maman mengisyaratkan Ina untuk mulai bergerak. Ina meresponnya dengan mulai menggoyang pinggulnya perlahan lalu bergerak naik turun di atas pangkuan Maman.
“oohhch…aaahhh..aaahh..ooohh…” gesekan dan jepitan antara penis dan vagIna mulai bereaksi pada Ina.
“iya neng..terus..neng…genjot terrusss…”
“oouujhhh..aaahhh…ahhhh..aawahhh…..”
Payudara Ina bergoyang goyang begitu menggoda saat tubuhnya bergerak naik turun , Maman pun tak tahan untuk tak meremasnya. Dan remasan itu secara otomatis merangsang Ina untuk bergerak lebih intens. Beberapa menit kemudian rangkulan Ina terasa makin erat. Ia semakin merapatkan tubuhnya pada Maman. Tubuh Ina terasa mengejang diikuti oleh desahan panjang dirinya.
“ooooohhhh…..” Ina mencapai orgasme.
Tubuhnya otomatis melemas sehingga kini gantian Maman yang lebih pro aktif. Giliran Maman yang mengoyangkan pinggul dan menggenjot tubuh gadis itu untuk mencapai puncak.
Tubuh Ina yang lemas terguncang guncang tak berdaya diatas pangkuan Maman. Desahan gadis itu pun tak lagi jelas terdengar , malah lebih mirip helaan nafas. Entah berapa lama sampai akhirnya Maman mencapai puncak , bagi Ina rasanya begitu lama. Tubuh Maman menegang , ia terpekik perlahan dan kemudian vagInanya mulai menyembur ke dalam vagina gadis itu. Sesaat keduanya hanya terdiam saling berpelukan , berusaha mengumpulkan tenaga dan memulihkan nafas masing masing. Maman mencabut penisnya dan mendorong perlahan tubuh gadis itu. Ina langsung terduduk lemas di lantai toilet yang dingin. Sebagai penutup, Maman menyodorkan penisnya ke mulut Ina untuk dibersihkan. Dengan tanggap Ina langsung meraih dan menjilati penis itu hingga bersih, tak lupa ia melakukan kuluman untuk terakhir kalinya.
“hohohoho…nikmatnya dunia..makasih ya neng…”Maman mengecup kening gadis itu lalu meninggalkannya sendirian di bilik toilet.
Maman kembali melakukan tugasnya sebagai penjaga toilet, namun kali ini dengan perasaan senang, ringan dan semangat tinggi. Betapa tidak, baru saja ia menyetubuhi bidadari cantik yang selama ini hanya menjadi bahan khayalan jika sedang beronani saja. Dan meski baru saja terjadi , ia tetap belum bisa mempercayai keberuntungannya ini. Tak lama kemudian, Ina keluar dari toilet. Seluruh pakaiannya telah ia kenakan kembali. Saat bertemu Maman kembali diluar, secara refleks Ina menyilangkan kedua tangannya menutupi buah dada yang tercetak dari balik pakaiannya, ditatapnya Maman yang sedang tersenyum menyebalkan. Tak terlihat kemarahan di wajah maupun sorot mata Ina. Yang ada justru ekspresi kebingungan yang teramat sangat. Dan dengan cepat ian berbalik dan berlari menjauh sambil tetap menutupi dadanya dengan tangan, Ina pun mulai menangis. Selain Maman yang merasa senang hari itu , satu orang lagi yang merasa senang adalah Doni. Ia telah memperhatikan saat Ina tiba tiba bersikap aneh, saat Ina pergi ke toilet, dan saat si penjaga toilet ikut masuk dan tak keluar lagi dalam waktu lama. Plus terakhir melihat SPG cantik itu kembali dari toilet sambil menangis dan menutup dada.
Itu berarti satu hal , ‘black note’ memang berfungsi.
***NAGA_LANGIT PRODUCTION***
Seorang pemuda berdiri di pinggiran atap gedung berlantai 17. Dengan santai ia menatap ke bawah tanpa perasaan takut atau gamang. Ia malah berdiri makin ke tepi , kepalanya mengadah ke langit dengan mata terpejam , tangannya merentang seakan hendak melompat terbang. Ia mulai menghirup udara dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan. Tiba tiba dari pintu menuju atap, seorang pria berjas lengkap layaknya eksekutif muda berlari dengan tergopoh gopoh mendekati pemuda itu. Selain terlihat kelelahan wajahnya terlihat pula khawatir. Orang yang baru datang itu adalah Indra Hermawan, seorang pengusaha muda yang sukses. Apapun yang dikelolanya sepertinya selalu menghasilkan uang banyak. Tahun ini ia ikut mencalonkan diri menjadi caleg, dan hanya tinggal menunggu waktu saja sampai ia bisa menjadi anggota dewan di senayan.
” ‘K’……??” Indra memanggil pemuda yang berdiri di tepian atap.
“sudah anda temukan ‘black note’ nya…??” kata pemuda yang dipanggil ‘K’ itu tanpa menoleh.
“eee…belum….”
“tapi sudah ada petunjuk siapa yang memegangnya….??”
“belum juga…tapi…..”
‘K’ berbalik dan melompat ke hadapan Indra. Wajah ‘K’ terkesan dingin dan misterius dengan sorot mata yang membuat gentar yang melihatnya.
“anda tahu tuan Indra , beratus tahun , berganti jaman , kami menjaga ‘black note’ , baru kali ini buku itu hilang….”
“ii..iya saya minta maaf..itu…eemmm..kecelakaan….”
“kecelakaan…..kata anda kecelakaan…??” ‘K’ mendekatkan wajahnya ke wajah Indra membuat pria itu beringsut mundur ketakutan.
“Adam Air hilang itu kecelakaan….Argo Gede anjlok itu kecelakaan…..baju Dewi Persik melorot itu kecelakaan….tapi ‘black note’ hilang bukanlah kecelakan..itu ke…bo….do…han….” kata ‘K’ sambil mendorong dorong dada Indra dengan jarinya.
“kami memilih anda untuk menggunakan ‘black note’ karena kami yakin akan kemampuan anda….tak disangka anda begitu ceroboh tuan Indra…”
“maaf…saya minta maaf….saya akan terus berusaha mencarinya…saya punya dugaan dimana kira kira buku itu terjatuh”
‘K’ mendengus kesal sambil memandangi indra dengan tatapan tajam , “anda tahu cara kerja ‘black note’ tuan indra..??”
“ya , tentu saja…..death note untuk laki laki dan sex note untuk perempuan….”
“dan anda tahu siapa orang pertama yang menggunakan ‘black note’ tuan indra..??”
“tidak , saya tidak tahu…dan saya tak melihat ada hubungannya dengan masalah kita saat ini…”
‘K’ kembali memandang tajam Indra membuat pria itu tertunduk tak berani membalas.
“tak ada hubungannya ya…..baik , mari kita lihat…..apa benar tak ada hubungannya, ” ‘K’ terdiam sejenak , ” kuberitahu , korban death note pertama adalah Empu Gandring dan Tunggul Ametung , dan korban sex note pertama adalah Ken Dedes….artinya…..” ‘K’ menggantung kalimatnya.
”artinya….Ken Arok adalah orang pertama yang menggunakan ‘black note’..??” jawab Indra
“benar sekali tuan Indra….’black note’ pertama digunakan oleh Ken Arok, tentu saja saat itu namanya bukanlah ‘black note’. Sejak saat itu secara turun temurun , dari generasi ke generasi , kami memilih satu orang yang kami anggap layak untuk menerima ‘black note’……dan tentu saja ‘black note’ mempunyai ratusan nama disesuaikan dengan jaman kemunculannya…”
“jadi artinya ada lebih dari satu ‘black note’…???” Tanya Indra
“tentu tidak tuan Indra ..jangan bodoh…” ‘K’ menepuk nepuk kepala Indra , ” ‘black note tetap hanya satu , setiap kali berpindah tangan maka tulisan pemilik sebelumnya akan hilang….”
“jadi hubungannya dengan hilangnya ‘black note’ sekarang apa..??”
“anda masih belum paham juga ternyata tuan Indra…..” ‘K kembali berdiri ketepian atap sambil melihat orang orang dibawahnya yang sekecil semut , “tahun 1945 death note digunakan untuk menghabisi Jendral Mallaby , tahun 1965 pemegangnya menuliskan 7 nama jendral di ‘black note’ ….walau ia salah menuliskan Nasution menjadi Nasutoin, makanya satu jendral berhasil lolos…….”
Indra ternganga keheranan, ia baru menyadari betapa besarnya pengaruh ‘black note’ yang pernah dipercayakan kepadanya.
“aaah….rupanya anda baru paham tuan Indra …..bayangkan , Singosari, Pertempuran 10 November, G30S PKI……’black note’ bukanlah sekedar menyingkirkan orang yang tak kita sukai atau meniduri perempuan yang kita maui tuan Indra…..’black note’ digunakan untuk membentuk sejarah…..catat itu baik baik tuan indra….SE….JA…..RAH….!!!!”
“jadi bayangkan seandainya ‘black note’ ditangan orang yang tidak tepat ….sejarah apa yang mungkin akan terjadi di masa depan…..??” lanjut ‘K’
Indra terdiam menyadari jika ia sedang dalam masalah besar.
“masih berpikir tak ada hubungannya…..tuan indra???”
“ti..tidak…saya paham sekarang……”
“bayangkan apa jadinya jika pemegang ‘black note’ menuliskan nama tokoh politik yang tak disukainya , seperti saat itu ada yang menulis nama Munir di ‘black note’…”
Munir..??? indra teringat aktivis HAM yang tewas secara misterius di penerbangan menuju belanda. Jadi itu karena death note..???
“oke…oke….saya paham..saya akan kerahkan seluruh kemampuan saya untuk menemukan ‘black note’ kembali….”
“ya..tentu saja….” ‘K’ merogoh saku celananya dan mengambil sepucuk surat dalam amplop. Surat itu ia masukan ke kantong jas Indra, “jangan dibuka dulu ya….”
“apa ini…???” Indra menepuk saku jasnya dengan heran.
“oohh..itu cuma surat wasiat biasa kok…” jawab ‘K’ santai
” surat wasiat….punya siapa…??”
“punya anda tentunya…..biasanya orang bunuh diri selalu meninggalkan surat wasiat kan …??”
“bunuh diri..???!!! apa maksu…”
Indra tak meneruskan kata katanya karena tiba tiba dua orang berbadan besar telah mencengkram kedua tangannya dan menyeretnya ke pinggiran atap.
” please..jangan ‘K’..jangan…saya akan mencari terus..jangan…..”
”maaf tuan Indra …dengan menghilangkan ‘black note’ sama dengan anda telah menghancurkan hidup anda….so…goodbye and happy landing….” Jawab ‘K’ santai.
”tidak….jangaaaaaaaaaaaaannnnn………”
Tubuh indra melayang jatuh dari lantai 17 , dan langsung remuk plus kepalanya pecah saat menyentuh tanah.
“sayang sekali…..” ‘K’ memandang tubuh Indra dari atas seolah menyesali kejadian yang baru saja terjadi.
“boss ‘K’…apa tugas kita selanjutnya…” salah satu orang yang melempar Indra bertanya dengan penuh rasa hormat.
“saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah buka mata dan telinga baik baik……cepat atau lambat ‘black note’ akan muncul dengan sendirinya , dan jika saat itu terjadi…..” ‘K’ kembali memandang ke bawah , …” maka akan ada satu orang lagi yang mati bunuh diri…” CERITA tentang bangku kosong itu terus beredar antar tipa angkatan di sebuah SMA di bandung , konon bangku tersebut tidak boleh dtempati oleh siapapun atau akan terjadi hal hal ganjil.
bangku tersebut berada di sebuah kelas yang dipakai oleh anak anak kelas dua , dan terletak tepat di pojok belakang ruangan.
konon sebenarnya bangku itu pernah beberapa kali ditempati terutama oleh siswa laki laki karena lokasinya cukup strategis dan menguntungkan untuk mencontek dalam ulangan, namun yang terjadi justru siwa tersebut malah kesurupan dan mengamuk di dalam kelas , sehingga akhirnya bangku di pojok dibelakang itu dibiarkan kosog dan tak ada seorangpun yang bertani menempatinya.
namun ternyata roda nasib bergerak tak terduga , bangku kosong itu akhirnya mau tak mau harus ditempati juga.
Pada suatu hari datang seorang murid pindahan dari jakarta bernama vonny agatha , gadis remaja dengan kecantikan khas ibukota , wajah cantik dengan sedikit nuansa oriental , putih bersih terawat tanpa setitik jerawatpun , ditimpali pula dengan rambutnya yg hitam sehat sebahu.
kulitnya putih mulus , kaki yang jenjang dan terutama yang menjadi magnet bagi pria untuk menatapnya adalah bukit kembarnya yg cukup menonjol mengundang.
bangku yang tersisa di kelas itu hanyalah bangku di pojok belakang , dan mau tak mau vonny harus menempati kursi itu karena tak ada seorangpun yang bersedia bertukar tempat dengannya.
diikuti dengan tatapan khawatir dari seisi kelas , vonny menempati bangku tersebut. Hari itu kegiatan belajar mengajar di kelas itu berjalan seperti biasa , meski sesekali beberapa murid melirik vonny dengan khawatir , namun ternyata hingga sekolah usai tak ada kejadian apa apa , tak ada yg kesurupan , tak ada yang mengamuk , bahkan tak ada sedikitpun kejadian aneh.
begitu pula dengan keesokan harinya dan hari hari berikutnya tak pernah ada hal hal yang aneh , sebaliknya vonny mulai merasa nyaman dan betah di tempat barunya.
sempat pula ada yg menceritakan soal mitos bangku kosong itu pada vonny , namun gadis itu hanya menanggapinya dengan enteng sambil tertawa ,
"kalau emang aku ketemu sama hantunya , entar aku ajak dugem dehh...." dance.gif dance.gif
dan memang telah hampir sebulan berlalu , semua terlihat aman aman saja bahkan kini sebagian siswa berkesimpulan jika mitos atau kutukan bangku kosong itu sudah berakhir.....
.......................hHHHHHHHMMMM..................BENARKAH.......................??????? Thinking.gif Thinking.gif
sekali lagi roda nasib bergerak tak terduga , dan kejadian itu terjadi tepat hari jum'at tanggal 13 alias friday 13th.
entah ada yang menyadari atau tidak , tetapi hari ini di dalam kelas terasa lebih dingin dan suram dari biasanya , yang pasti perasaan vonny tiba tiba gelisah seolah firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu hari ini namun entah apa. worried_anim.gif worried.gif
pelajaran pertama hari itu adalah pelajaran paling membosankan diseluruh dunia yaitu sejarah , ditambah lagi guru yg mengajarnya adalah guru paling garing sedunia alias pak sofyan.
di depan kelas pak sofyan dengan garingnya menjelaskan tentang revolusi perancis , sementara para murid terlihat sibuk masing masing , tak ada seorangpun yg memperhatikan , ada yg terkantuk kantuk bahkan hingga tertidur , ada yg sibuk ber SMS-ria , ada yg baca komik , intinya pak sofyan bagaikan radio butut yg sedang menyiarkan harga sayur mayur di pasar ciroyom , gak ada yg mendengarkan, termasuk vonny yg juga mulai terkantuk kantuk.
Tiba tiba sebuah hembusan angin yg cukup keras menerpa vonny , membuatnya langsung terhenyak kaget....apa itu tadi..???
hembusan angin kedua kalinya membuat vonny benar benar terjaga , ia memperhatikan sekeliling , tampaknya hanya dia sendiri yg merasakan hembusan angin tersebut karena siswa laian terlihat masih sibuk dengan urusan masing masing , bahkan pak sofyan masih sibuk membacakan daftar harga wortel tanpa daun (uupsss..sorry maksud gue ...revolusi pernacis....)
hembusan angin itu kembali lagi namun kini lebih pelan dan lembut , vonny merasakan di tengkuknya seolah ada yg meniup dari belakang membuatnya bergidik , dan tiba tiba saja tubuh vonny terasa bagai tersengat aliran listrik , terasa sakit ke seluruh tubuhnya , dan kemudian tubuh vonny terasa kaku tak bisa digerakkan sedikitpun.
panik dengan kondisinya ia berusaha berteriak , namun meski mulutnya terbuka tak sedikitpun suara yg keluar.
vonny terus berusaha bergerak dan berteriak , namun sia sia belaka , bagai ada sebuah kekuatan gaib yg mengunci seluruh fungsi tubuhnya, hanya matanya yg bergerak liar mencari verharap ada seseorang yg menyadari bahwa terjadi sesuatu yg aneh pada dirinya , namun percuma.... tak ada yg tahu.
vonny makin panik saat merasakan ada tangan tanpa wujud yang dingin menyentuh kakinya , ia tak bisa bereaksi apapun karena seluruh tubuhnya benar benar kaku dan lumpuh tak bisa bergerak sedikitpun.
sentuhan dingin itu bergerak mengelus elus kaki indah vonny , dan gerakannya semakin naik , perlahan rok seragam vonny tersingkap oleh sebuah kekuatan gaib .
vonny kembali melirik teman temannya namun tak ada yg peduli , apalagi posisi vonny di pojok belakang membuatnya nyaris luput dari perhatian siapapun.
mahluk gaib itu kini mengelus elus paha mulus vonny , terus merayap hingga ke pangkal paha , dan jari jari yang tak terlihat kini menyentuh vagina gadis cantik itu , vonny hanya menggigit bibir menahan segala rangsangan itu karena hal tersebut yang bisa ia lakukan. cukup lama jari jari gaib tersebut menggelitik vagina vonny sehingga membuat celana dalamnya kini basah oleh cairan kenikmatan.
tapi gangguan itu belum selesai , vonny merasakan tangan gaib itu sedang meremas remas buah dadanya dengan kasar , dan segera setelah itu dua kancing teratas seragamnya tiba tiba terbuka , ia merasakan sbeuah tangan sedingin es menelusup masuk dari celah seragamnya itu , dan langsung meremas dan memainkan puting susu vonny secara langsung.
vonny merasakan rangsangan yang luar biasa namun ia tetap tak bisa bergerak bahkan untuk mengerang sekalipun.
Dan begitulah .....sepanjang dua jam pelajaran sejarah , mahluk gaib itu menggerayangi setiap lekuk tubuh gadis cantik ini tanpa bisa dicegah dan diketahui siapapun.
barulah setelah pelajaran usai vonny baru mampu bergerak lagi , ia pun segera melompat dari kursinya dan bergegas menuju kamar mandi tanpa berbicara pada siapapun tentang apa yang baru saja terjadi.
Di dalam kamar mandi ,vonny sgera membuka celana dalamnya yg telah basah akibat rangsangan gaib tadi untuk dibersihkan , sambil menangis ketakutan dan kebingungan pada apa yg baru saja terjadi.
tiba tiba hembusan angin yang sama kembali menerpanya membuatnya semakin ketakutan
"oohh..tidak jangan lagi...jangan......."
refleks ia melompat menuju pintu keluar , namun ternyata pintu itu tak bisa dibuka meskipun sudah tak terkunci.
dengan panik vonny menggedor gedor pintu kamar mandi berharap ada yg mendengar , namun saat hendak berteriak minta tolong . suaranya kembali menghilang..!!!
kekuatan gaib itu kini mendorong hingga menempel pada dinding , kedua tangan gadis malang itu terpentang keatas , sementara kedua kakinya terentang melebar , sehingga posisi vonny terpaku pada diding dengan posisi huruf 'X' tak mampu bergerak.
Dengan pandangan ketakutan , vonny hanya bisa menatap saat kancing baju seragamnya terbuka satu persatu semuanya , mahluk tak terlihat itu lalu menyingkap baju seragam tersebut sehingga terlihat dengan jelas dua gundukan kenikmatan yang masih terlidngungi oleh bra.
dalam satu hentakan tiba tiba bra tersebut terenggut dan terlempar jauh sehingga buah dada nan ranum kini terpapar jelas.
meski tak terlihat , vonny bisa merasakan sepasang tangan sedang meremas kedua buah dadanya , memuntir dan mencubiti putingnya , tak hanya itu , kini vonny merasakan jilatan dan sedotan rakus dari mahluk gaib tersebut, ia pun hanya pasrah saja mengalami semua itu karena memang tak ada yg bisa ia lakukan , bahkan saat roknya secara gaib tersingkap ke atas dan memperlihatkan vaginanya , ia pun hanya pasrah.
lidah gaib kini sedang menyapu vagina dan clit vony , membuat gadis cantik ini semakin tersiksa dengan rangsangan tanpa mampu berbuat apa apa.
meski begitu , tak urung vonny terhenyak saat merasakan ada benda tumpul tak terlihat sedang mencoba menmebus vaginanya, untuk kemudian benda tersebut bergerak maju mundur.
VOnny pernah ML sbelumnya ia bukan virgin , jadi ia cukup tahu benda apa yg membuatnya keakitan sekaligus nikmta kali ini , ia cukup paham sesosok mahluk gaib tengah memperkosa dirinya saat ini.
cukup lama mahluk gaib itu menggenjot tubuh indah vonnny sambil sesekali meremas buah dada gadis manis tersebut sampai akhirnya vonny mersakan sebuah semburan cairan yang terasa panas di vaginanya , disertai sebuah sensasi luar biasa merasuki seluruh tubuhnya , membuatnya terasa lemas dan iapun ambruk ke lantai , sekelilingnya mulai terasa gelap , perlahan kesadarannya menghilang, vonny pun pingsan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
entah berapa lama vonny pingsan , yang pasti hari mulai gelap saat vonny membuka mata , kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa penat.
"uuhh...dimana aku......??"
ia berusaha mengenali sekeliling tempat itu , ia duduk di sebuah ranjang tua yg apek , di sebuah ruangan yg tak ia kenal.
Vonny mendadak bangkit saat teringat ada kejadian sebelumnya , ia memeriksa seragamnya yg ternyata telah terkancing rapi begitu pula rok abu abunya , kecuali pakaian dalamnya yg terlempar entah kemana saat pemerkosaan di kamar mandi tadi.
"oohh....neng vony sudah bangun ternyata......."
seorang pria tua muncul dari balik pintu , vonny mengenalnya sebagai pak mamat penjaga sekolah
"pak mamat....saya..dimana...?"
"neng vonny ada di rumah bapak, dibelakang sekolah.....tadi bapak nemuin neng vonny pingsan di kamar mandi....." jawab pak mamat sambil menyiapkan teh hangat untuk vonny.
menyadari bahwa pak mamat tadi mungkin telah meilihat tubuh polos dirinya membuat gadis itu merasa risih , meski begitu ia tak menolak saat pak mamat menyodorkan teh hangat pada dirinya.
"pak...saya....." vonny tak meneruskan kata katanya karena memang tak tahu apa yang harus dibicarakan pada penjaga sekolah ini.
"hmm....neng vonny diganggu hantu bangku kosong itu kan....?" pak mamat bicara dengan tenang seolah hal itu biasa terjadi.
"tadi waktu bapak nemuin neng vonny ....baju seragam neng terbuka ga karuan , tadinya bapak pikir neng vonny baru aja diperkosa orang.....tapi bapak negrasa ada hawa jahat di kamar mandi itu...jadi bapak ya bisa ngira ngira apa yg terjadi..."lanjut pak mamat.
"sebenarnya apa yang terjadi dengan saya pak...??"
"neng vonny kena kutukan bangku kosong........."
"maksud bapak.....???" vony bingung
pak mamat terdiam sejenak sebelum meneruskan ceritanya
"dulu .....waktu kelas yang neng vonny tempati sedang dibangun , terjadi kasus perkosaan di sekolah ini....korbannya murid sini anak kelas 3 dan pelakunya salah satu kuli bangunan yang bekerja saat itu........nah karena diancam akan dibunuh maka murid itu ga berani bilang siapa siapa soal kejadian itu...tapi......"
"tapi kenapa pak....??"
"pada akhirnya anak itu melaporkan juga kejadian yang menimpanya...malang buat kuli bangunan itu , sebelum polisi datang menangkap , ia keburu dikeroyok teman teman sekelas korban sampai tewas......."
"oohh....." vonny bergidik ngeri membayangkan kejdain tersebut
"dan dia mati di bangku paling pojok belakang..........dan sejak itu pula siapapun yg menempati bangku itu akan mengalami kejadian aneh..."
vonny terdiam mencoba mencerna seluruh kisah yang didengarnya lalu berkata , " jadi apa itu artinya ada orang lain yg juga megalami hal yang sama seperti saya..??"
pak mamat tak menjawab , ia hanya memandang vonny dengan tajam ,sampai akhirnya ia berkata , " arwah kuli bangunan itu akan terus mengganggu neng vonny ....selamanya..."
"APA...!!!!???" VONNY terkejut ,"apa itu artinya......tidak...!!!! tidak mungkin pak..!!!pasti ada cara untuk melawannya atau hancurkan saja bangku itu pak......!!!!"
"tidak non...."pak amat menggeleng ,"segala cara telah dicoba , namun arwah penasaran itu selalu kembali..."
seluruh tubuh vony mendadak lemas mendengarnya, apa itu artinya seumur hidupnya ia akan menjadi budak nafsu arwah kuli bangunan tersebut.....dan air matapun mulai meleleh membasahi wajah cantiknya.
"sebenarnya....bapak bisa membantu agar arwah itu tidak menganggu lagi.....tapi...ya.....butuh pengorbanan dari neng vonny " ucap pak mamat memberi sedikit harapan.
"apa saja pak.....saya tak peduli..!!! asal saya bisa lepas dari mahluk itu.........."jawab vonny disela tangisnya.
"untuk mentransfer energi pengusir hantu , bapak harus melakukan kontka langsung dengan neng vonny , sebab kalau tidak ..ya percuma saja....."
"kontak langsung...?? maksud bapak....??"
"senggama...."
terkejut vonny mendengar jawaban itu , secara spontan ia enatap pak mamat dengan pandangan marah dan jijik.
sementara pak mamat terlihat santai saja menanggapi respons vonny , ia hanya tersenyum dan kemudian dengan enteng berkata,
"ya...pertimbankan saja sama non vonny....seumur hidup diperkosa setan...atau..cukup semalam dengan bapak.....??"
"pak mamat...bapak tidak sedang mengambil kesempatan kan.....??" tanya vonny penuh curiga
"neng vonny....yang bapak lakukan nanti ya transfer energi.......lagipula kalau misalnya setelah ini , hantu itu masih mengganggu , bapak rela kok dilaporkan ke polisi karena tuduhan pemerkosaan...."
vonny terdiam , mencoba berpikr dan menimbang situasi yang berkembang.
"baik..saya ikuti cara bapak........"akhirnya vonny setuju karena memang tak ada pilihan lain
"kalau begitu ......habiskan tehnya....sementara bapak menyiapkan makan malam dulu....dan janga lupa hubungi orang rumah agar neng vonny ga dicariin......"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekitar pukul delapan malam mereka berdua selesai makan malam. Pak mamat segera menyiapkan bahan bahan yang diperlukan untuk melakukan ritual.
dupa , kemenyan , kembang tujuh rupa , dan air tujuh sumur . rupa rupanya selalin menjadi penjaga sekolah , pak mamat juga memepunyai kemampuan sebagai dukun.
Pak mamat membakar dupa , kemudian sambil membaca mantra mantra , ia menebar kembang tjuh rupa di ranjang sementara vonny hanya menatapanya dengan pandangan kosong.
"neng vonny...ayo duduk disini....."kata pak mamat samabil menunjuk pada ranjang.
vonny beranjak dari tempatnya, dan duduk di tepi ranjang.
Pak mamat meniupkan asap dupa pada wajah vonny , membuat gadis itu terbatuk batuk.
sambil kembali membaca mantra , pak mamat memercikan air ke kepala vonny , dielus elusnya kepala dan rambut sebahu gadis itu , dan vony merasakan sebuah seensasi hangat sedang menjalari tubuhnya.
berikutnya pak mamat memercikan air ke wajah cantik vonny , dielusnya dengan lembut wajah itu.
percikan air ketiga kalinya diarahkan ke leher jenjang vony , pak mamat pun lalu mengelus elus leher mulus vonny , namun kali iini elusannya agak sedikit lebih lama dari sebelumnya.
elusan elusan itu kemudian semakin turun ke dada vony , untuk kemudian satu persatu kancing seragam vonny ia lepaskan.
begitu pakaian seragam vonny tersingkap, tangan pria tua itu dengan leluasa meraba secara langsung bukit kembar gadis cantik ini.
apalagi buah dada vonny memang sudah tak tertutup lagi oleh bra.
"ooohh..aahhh...ahhh...paakkk....."vonny mengerang saat tangan keriput pak mamat menjelajahi dan menjamah kedua bukit kembarnya. pak mamat pun terlihat asyik mendapatkan mainan buah dada gadis remaja, ia remas dengan gemas , ia cubit , ia pilin pilin putingnya membuat rintihan vonny makin kentara terdengar.
pak mamat meraih tangan vonny dan menyentuhkannya pada se sebuah benda yang menggembung dari balik celananya., dengan isayrat iapun menyruruh gadis ini meremas remas benda itu.
pria tua itu lalu melepas pakaiannya sendiri dan terakhir celananya , membuat benda yang tadi tersembunyi di balik celana melonjak keluar.
Vonny sedikit terpekik saat "burung" pak mamat terlihat , ia terkejut karena ternyata penis pak mamat masih terlihat besar dan perkasa , sangat kontras dengan fisik pak mamat yang sudah dmakan usia.
"ayo neng...teruskan....."tegur pak mamat ketika vonny mash tertegun memandangi penis dihdapannya.
vonny pun kembali menggenggam penis pak mamat dengan tangan mungilnya , alangkah pemandangan yang begitu kontras , saat melihat sebuah penis yang hitam dan besar milik seorang tua dalam genggaman tangan putih mulus nan halus milik seorang gadis remaja , apalagi dengan pakaian seragam SMA yang sudah terbuka........
tangan mungil itu kini melakukan gerakan meremas dan memijit penis , membuat si mpunya penis merem melek penuh kenikmatan.
"sekarang..pake mulut neng vonny....."
ragu sejenak , namun akhirnya kepala vonny bergerak mendekati penis pak mamat , ia hampir saja mundur lagi karena merasa jijik harus mengulum penis pria tua yang kotor dan bau , namun pak mamat keburu mendorong kepala vonny sehingga mau tak mau penis itu akhirnya dimasukan juga ke mulutnya.
sebenarnya untuk urusan oral sex ataupun Ml , vonny sudah punya pengalaman. dulu waktu masih di jakarta , ia pernah menjadi model sebuah majalah dan untuk itu ia harus rela ditiduri oleh pemilik dan juga photograper dari majalah tersebut.
kepala vonny bergerak maju mundur mengoco penis pak mamat
"wuuoahh..ennakk tenaann......"geram pak mamat.
vonny melakukan variasi gaya oral sex yang mampu membuat pria tua itu melayang hingga ke istana langit.
dikulumnya penis itu dengan bibir mungilnya , kemudian dikocok , lalu berganti dijilatinya penis tersebut dari pucuknya , turun menelususri batang hingga ke ujung bawah , naik lagi ke atas , lalu jilatan kembali turun . Rupanya gadis cantik ini sudah merasa kepalang basah , lebih baik puaskan saja sekalian pria tua ini agar semua ini cepat berakhir.
stelah beberapa lama akhirnya cairan kenkmtan pak amat tak tertahankan lagi, sperma pak mamat menyembur langsung meluncur masuk ke mulut vonny yang terpaksa harus menelannya , ini kali pertama ia melakukannya hingga setelah penis itu keluar dari mulutnya , ia merasa muak dan mual , serta terbatu batuk karena jijik.
Pak mamat rupanya memahami hal itu , karena itu ia lalu mengambil teh hangat , encampurkannya dengan madu dan diberikannya pada vonny. ia membiarkan vonny menghabiskan minumnya sekalian membuatnya tenang dulu.
"naahh..sudah tenang kan sekarang neng...ayo...dibuka bajunya...."kata pak mamat lembut sambil melepas seragam yang masih menempel di tubuh vonny , tak ketinggalan juga rok abu abunya ia tarik lepas.
pak mamat menarik nafas panjang dan sejenak menikmati pemandangan yang tersaji dihadapannya, lagipula lelaki normal mana yang tak tergiur melihat seorang gadis remaja nan cantik , kulit bersih mulus tanpa sehelai benangpun yang menutupinya , apalagi jika gadis itu juga siap dan rela kita apa apakan.
Pak mamat lalu duduk bersila dibelakang vonny , sebuah pemandangan lucu , ironis sekaligus menggairahkan terlihat , bagaimana tidak , dua tubuh polos yang satu cantik putih mulus , seranjang dengan tubuh tua bangkotan dan dekil.
vonny menantikan apalagi yang akan dilakukan pak mamat, smentara pria tua itu masih mebaca mantra.
pak mamat mengelus elus tengkuk vonnny , sebuah hawa dingin menjalar ditubuh gadis itu, lalu dengan penuh kelembutan , pak mamat menelusuri punggung polos vonny dengan jarinya.
setelah itu tangan pak mamat menuju pundak vonny dan melakukan pjatan pijatan yang membuat gadis cantik ini merasa relax.
vonny memejamkan mata menikmati pijatan pijatan lembut pak mamat , sampai ia merasakan pijatan itu telah berubah tempat , tidak lagi di pundak tapi di buah dada.
pak mamat merangkul vonny dari belakang , sambil kembali meremas buah dada , pria tua itu menicumi tengkuk dan leher vonny.
"aahhh..pakkk..geli...ahhhhh......." rintihan kenikmatan dari vony semakin membakar birahi pak mamat , memberi semangat untuk menjelajahi setiap lekuk lekuk tubuh gadis cantik ini. jari jemarinya pun turun sampai ke clit vonny..
"aaw,.....aahhh...ahhh..shhhh......"
vonny menggeliat dan menggelinjang karena tak tahan dengan permainan pak mamat.
"sudah neng....sekarang coba tiduran terlentang ya........"perintah pak mamat
ini dia pikir vonny, akhirnya penis pria tua ini akan mengobok oobok dirinya.
dengan patuh vonny tidur terlentang di ranjang, dan tanpa membuang waktu lagi , pak mamat mencium bibir mungil vonny yang disambut dengan permainan lidah gadis itu.
keduanya pun semakin larut dengan permainan pautan lidah yang panas dan menggairahkan , lekuk lekuk tubuh gadis itu tak luput dari jamahan dan jelajahan tangan pria tua sementraa sayik berciuman.
kini pak mamat menulusuri sekujur tubuh vonny dengan lidahnya , ia pun asyik berlama lama menjilati dan mengulum buah dada ranum gadis remaja nan cantik tersebut, sesekali ia gigiti gemas putingya yg kian mengeras.
puas menyusu , pak mamat membuka paha mulus vonny , memandangi dengan penuh nafsu lubang yang segera memberinya kenikmatan.
dengan tenang pak mamat mengarahkan penisnya ke gerbang kenikmatan tersebut..dan....
BLESSS!!!
"oouuchh...pak....." penis pria tua itu mulai menerobos masuk , terasa sempit dan nikmat.
pak amat bergerak maju mundur dengan perlahan sesekali ditimpali oleh erangan dan rintihan vonny.
makin lama gerakannya makin cepat , membuat tubuh vonny terguncang guncang , buah dadanya bergoyang seiriama dengan guncangan membuat semakin menambah gairah.
"aachhhh..ahhhhh..sshhhh....aahhhq......"
"paakk...pee..laan....aahhwa......peelan........"
"aaahhh...awwww...."
black and white mungkin adal;ah istilah yg cocok melihat adegan dia ats arnjang tersebut tubuh puth mulus ditindih tubuh dekil bangkotan.
dan sepanjang malam itulah dengan dalih melakukan pengusiran mahluk halus yang mengganggu , vonny harus rela ditindih oleh pria tua , harus rela melayani nafsu birahi penjaga sekolahnya , apalagi ternyata meski sudah tua , namun ternyata staminanya sungguh diluar dugaan.
puas dengan cara konvensional , pak mamat lalu menusuk vonny dari belakang, lalu berubah gaya lagi , begityu setrusnya sepanjang malam.
gadis itu tak bisa menghitung lagi berapa kali ia orgasme , tubuhnya tealh basah oleh keringat , buah dadanya yang semula putih mulus , kini penuh dengan beekas merah dan bekas gigitan , dan entah berapa banyak pula sperma yang harus ia telan , karena pak mamat begitu ketagiha dengan sedotan bibir vonny , hingga berkali kali meminta di oral.
yang jelas gadis cantik ini merasa sangat lelah dan letih , ia pun tertidur di samping pak mamat yang masih merangkul tubuh polosnya tu, tanganya tetap mencengkram buah dada vony seolah takut kehilangan.
vony pun tertidur dan berharap esok pagi semua mimpi buruknya telah berakhir
HHHHHHHHHHHHHMMMMM...................BENARKAH..................????
PENUTUP :
anda tahu.......mitos bangku kosong hanyalah bualan semata.
memang benar pernah ada kuli bangunan yang mati dikeroyok di kelas itu , namun bukan karena kasus pemerkosaan melainkan perkelahian biasa antar lelaki, dan bisa dikatakan kuli tersebut tewas tanpa sengaja saat ia jatuh keplanya membentur beton dengan sanagt keras.
kuli itu tewas dan arwahnya sama sekali tidak pernah gentayangan apalagi mengganggu penghuni kelas tersebut.
Lalu apa yang sbenarnya terjadi....???
Itu hanyalah akal akalan pak maat si penjaga sekolah , ia jug ayang memulai isyu tentang bangku ksosong tersebut.
pak mamat yang meang peunya kemampuan ilmu ghaib sengaja melakukan "teror" atas nama hantu kuli tersebut , tujuannya ya seperti yang tealh diceritakan di atas .... yang pasti vonny bukanlah korban pertama dan terakhir (lain waktu akan diceritakan korban lainnya)
gangguan2 awal pada vonny di bangku dan di kamar mandi ternyata adalah ulah pak mamat juga , ia menggunakan ilmu lepas raga untuk menggerayangi tubuh vonny tanpa terlihat.
dan untuk mneambah kesan mistis , ia sengaja memilih hari jum'at tanggal 13.
pak mamat pun selalu memegang janjinya , setelah puas meniduri vony semalaman ia tak akan mengganggunya lagi , melainkan akan mencari korban baru.
artinya masalah vonny selesai...?????
hmmmm..sepertinya tidak.......karena ternyata ada beberapa pasang mata yang menyaksikan kejadian semalam secara diam diam tanpa diketahui oleh vonny maupun pak mamat, entah siapa mereka.
"hahahaha.....dapaet jackpot kita friend...!!!!kita punya mainan baru.... "
salah seorang pengintip itu tertawa sambil memperlihatkan rekaman adegan pans saat vonny dan pak mamat bercumbu......
siapa mereka sebenarnya.........................??????????????????????????
hmmm......................................WISH YOU LUCK GIRL........................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! “Skak” kata Maman seraya menaruh biji caturnya dengan wajah senang.
“Brengsek, kok bisa-bisanya, orang mau ngejebak malah kejebak !” Jono dengan keki menggebrak pelan meja itu.
Malam itu, jam sebelas lebih, cuaca sangat tidak bersahabat. Sejak jam sebelasan tadi hujan sudah turun dengan derasnya disertai guruh dan petir. Di tempat yang sepi depan pintu kamar mayat itulah Maman, si penjaga kamar mayat dan Jono, si satpam rumah sakit menghabiskan waktunya dengan bermain catur. Maman (67 tahun), dalam usia senjanya masih kuat bekerja hingga jam seharusnya orang tidur seperti ini walaupun sudah agak bongkok dan beruban. Sudah hampir sepuluh tahun dia menyambung hidup sebagai penjaga kamar mayat di rumah sakit ini, istrinya sudah meninggal tanpa meninggalkan anak. Kesepian dan suasana angker sudah menjadi temannya sehari-hari, maka mendengar suara-suara aneh dan cerita-cerita seram lainnya sudah tidak membuatnya merinding lagi, istilahnya sudah kebal dengan hal-hal seperti itu. Jono (41 tahun), baru setahun lebih bekerja di rumah sakit ini setelah pindah dari perusahaan sebelumnya yang bangkrut. Dia seorang pria berbadan tegap dan wajahnya yang sedikit bopengan terkesan sangar, pas untuk profesinya itu. Sungguh, malam itu menjadi malam panjang bagi mereka, suasana hujan dengan angin yang dingin mudah membuai orang hingga ngantuk.
“Weleh, dingin-dingin gini dapet giliran malem” kata Jono lalu meneguk kopinya “padahal enaknya tidur suasana gini mah”
“Hati-hati lu, tidur disini bisa-bisa dicolek-colek yang di dalem sana tuh” canda Pak Maman menunjuk ke kamar mayat.
“Wahaha, Pak Maman mulai lagi deh cerita dunia lainnya”
“Ee…kenapa enggak disini kan kamar mayat, yang aneh-aneh gitu udah sering lah”
“Iya sih apalagi malem-malem gini, di kantor tempat saya dulu juga pernah sih, ya tapi gua sendiri sih belum pernah ngalamin, teman katanya pernah, Eh, omong-omong jam berapa nih Pak ?” tanyanya.
“Wah sepuluh menit lagi jam dua belas nih” jawab Pak Maman melihat jamnya.
“Ya udah, lagi yuk Pak” katanya sambil menyusun kembali biji catur “penasaran saya, pengen belajar ilmunya Bapak”
Pak Maman pun menerima tantangannya dan tak lama kemudian mereka mulai memusatkan pikiran pada papan catur. Hening sekali suasana disana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin dan suara biji catur dipindahkan. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain di lorong itu, sebuah suara orang melangkah, suara itu makin mendekat sehingga mengundang perhatian dua orang itu.
“Siapa tuh ya, malem-malem kesini ?” tanya Jono yang dijawab Pak Maman dengan mengangkat bahu.
Suara langkah makin terdengar, dari tikungan lorong muncullah sosok itu, ternyata seorang gadis cantik berpakaian perawat. Di luar seragamnya dia memakai jaket cardigan pink berbahan wol untuk menahan udara dingin malam itu. Suster itu ternyata berjalan ke arah mereka.
“Malam Pak” sapanya pada mereka dengan tersenyum manis.
“Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem kesini” balas Jono.
“Ohh…hehe…anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makannya sekalian mau keliling-keliling dulu”
“Oh iya kok saya rasanya baru pernah liat Sus disini yah ?” tanya Jono.
“Iya Pak, saya baru pagi tadi sampai disini, pindahan dari rumah sakit *****” jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan disini juga”
“Oo…pantes saya baru liat, baru toh” kata Pak Maman.
“Sus ga tau apa, ini kan kamar mayat” kata Jono menunjuk tempat itu, “tuh itu tuh, ga takut ?”
“Ah Bapak, masa suster takut sih sama mayat” jawabnya tersenyum, “lagian saya kan udah disana juga”
Kedua orang itu bengong dan agak kaget mendengar kalimat terakhir, apalagi suster muda itu diam sesaat sambil menatap ke arah pintu ruangan itu.
“Maksudnya sudah biasa disana ngeliat mayat, gitu loh” lanjutnya membuat kedua orang itu bernafas lega.
“Dasar si Sus, saya kira apa, bikin deg-degan aja ah” kata Jono.
“Emang bapak kira apa ?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di sebelah Jono.
“Wow, hoki gua” kata pria itu dalam hati kegirangan.
“Dikirain suster ngesot yah Jo hahaha” timpal Pak Maman mencairkan suasana.
“Hehehe iya dikira suster ngesot, nggak taunya suster cantik” kedua pria itu tertawa untuk menghangatkan suasana.
“Kalau ternyata memang iya gimana Pak” kata gadis itu dengan suara pelan dan kepala tertunduk yang kembali membuat kedua pria itu merinding melihat gelagat aneh itu.
Tiba-tiba gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan dan tertawa cekikikan.
“Hihihi…bapak-bapak ini lucu ah, sering jaga malam kok digituin aja takut” tawanya.
“Wah-wah suster ini kayanya kebanyakan nonton film horror yah, daritadi udah dua kali bikin kita nahan napas aja” kata Pak Maman.
“Iya nih, suster baru kok nakal ya, awas Bapak laporin loh” kata Jono menyenggol tubuh samping gadis itu.
Sebentar kemudian suster itu baru menghentikan tawanya, dia masih memegang perutnya yang kegelian.
“Hihi…iya-iya maaf deh bapak-bapak, emang saya suka cerita horror sih jadi kebawa-bawa deh” katanya.
“Sus kalau di tempat gini mending jangan omong macem-macem deh, soalnya yang gitu tuh emang ada loh” sahut Pak Maman dengan wajah serius.
“Iya Pak, sori deh” katanya “eh iya nama saya Virna, suster baru disini, maaf baru ngenalin diri…emmm Bapak Jono yah” sambil melihat plat nama di dada satpam itu.
“Kalau saya Suherman, tapi biasa dipanggil Maman aja, saya yang jaga kamar mayat disini” pria setengah baya itu memperkenalkan diri.
“Omong-omong Sus ini mau kemana sebenarnya ?” tanya si satpam.
“Ya itu liat-liat aja, kalau udah ngantuk baru bobo ntar, ga tau nih kok rasanya belum ngantuk aja sih” katanya. “eerr…maaf ada yang punya rokok gak, boleh minta satu”
Mereka tersenyum lalu merogoh kantongnya untuk mengeluarkan bungkus rokok masing-masing.
“Oke deh, saya ambil yang Pak Maman aja, apinya dari Pak Jono” kata Virna karena kedua pria itu dengan cepat menyodorkan bungkus rokok yang sudah dibuka ke arahnya.
Diambilnya sebatang dari bungkus si penjaga kamar mayat lalu disulutkannya pada lighter si satpam.
“Berani juga yah Sus ini, baru masuk udah berani ngerokok” kata Jono sambil memandang wajah cantik yang sedang mengepulkan asap dari mulutnya.
“Iya abis gimana Pak, suntuk banget sih, lagian dikit-dikit aja kok, biasanya sih jarang saya ngerokok gini”
Malam itu mereka mereka merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti suster Virna, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum pada mereka atau sekedar memberi salam basa-basi.
Merekapun terlibat obrolan ringan, kedua pria itu tidak lagi mempedulikan permainan caturnya dan mengalihkan perhatiannya pada suster Virna yang ayu itu. Sejak awal tadi mereka sudah terpesona dengan gadis ini. Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut hitamnya disanggul ke belakang sehingga menampakkan leher jenjangnya, tubuhnya yang ramping lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan sebatas lutut itu menambah pesonanya, dari betisnya yang putih mulus itu sudah terbayang bentuk pahanya yang indah. Jono, si satpam, makin mendekatkan duduknya dengan gadis itu sambil sesekali mencuri pandang ke arah belahan dadanya melalui leher bajunya. Suasana malam yang dingin membuat nafsu kedua pria itu mulai bangkit, apalagi Pak Maman sudah lama ditinggal istri dan Jono sendiri sudah cerai lima tahun yang lalu dan selama ini ia memenuhi kebutuhan biologisnya hanya dengan pelacur-pelacur kelas pinggir jalan yang tentu saja kualitasnya tidak seperseratusnya suster muda di sebelahnya ini. Semakin lama mereka semakin berani menggoda suster muda itu dengan guyonan-guyonan nakal dan obrolan yang menjurus ke porno. Virna sendiri sepertinya hanya tersipu-sipu dengan obrolan mereka yang lumayan jorok itu.
“Terus terang deh Sus, sejak Sus datang kok disini jadinya lebih hanget ya” kata Jono sambil meletakkan tangannya di lutut Virna dan mengelusnya ke atas sehingga pahanya mulai tersingkap.
“Eh…jangan gitu dong Pak, mau saya gaplok yah ?!” Virna protes tapi kedua tangannya yang dilipat tetap dimeja tanpa berusaha menepis tangan pria itu yang mulai kurang ajar.
“Ah, Sus masa pegang gini aja gak boleh, lagian disini kan sepi gini, dingin lagi” katanya makin berani, tangannya makin naik dan paha yang mulus itupun semakin terlihat.
“Pak saya marah nih, lepasin gak, saya itung sampai tiga” wajah Virna kelihatannya BT, matanya menatap tajam si satpam yang tersenyum mesum.
“Jangan marah dong Sus, mendingan kita seneng-seneng, ya ga Jo ?” sahut Pak Maman, entah sejak kapan tiba-tiba saja sudah di sebelahnya sehingga tubuhnya diapit kedua pria tidak tau malu itu.
Penjaga kamar mayat itu dengan berani merangkul bahu Virna dan tangan satunya menyingkap rok suster muda itu di sisi yang lain. Suster itu tidak bergeming, tidak ada tanda-tanda penolakan walau wajahnya masih terlihat marah.
“Satu...” suster itu mulai menghitung namun kedua orang itu malah makin kurang ajar, dan tangannya makin nakal menggerayangi paha yang indah itu, “dua…!” suaranya makin serius.
Entah mengapa suster itu tidak langsung beranjak pergi atau berteriak saja ketika dilecehkan seperti itu. Kedua pria yang sudah kerasukan nafsu itu menganggapnya sandiwara untuk meninggikan harga diri sehingga mereka malah semakin nafsu.
“Tig…” sebelum Virna menyelesaikan hitungannya dan bergerak, si satpam itu sudah lebih dulu mendekapnya dan melumat bibirnya yang tipis.
“Mmm…mmhh !” suster itu berontak dan mendorong-dorong Jono berusaha lepas dari dekapannya namun tenaganya tentu kalah darinya, belum lagi si tua Pak Maman juga mendekapnya serta menaikkan rokknya lebih tinggi lagi. Virna merasa hembusan angin malam menerpa paha mulusnya yang telah tersingkap juga tangan-tangan kasar mengelusinya yang mau tak mau membuatnya terangsang.
“Aahh…jangan…mmhh !” Virna berhasil melepaskan diri dari cumbuan si satpam tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan Jono.
Pak Maman yang mendekap dari belakang meremas-remas dadanya yang masih tertututp seragam suster dan mengelus paha indahnya yang menggiurkan. Virna terus meronta, tapi sia-sia malah pakaiannya semakin tersingkap dan topi perawatnya jatuh ke lantai. Pak Maman melepaskan jaket cardigan pinknya sehingga lengannya yang berkulit halus itu terlihat. Lama-lama perlawanan suster Virna melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang masih mengguyur dan dinginnya malam. Bulu kuduk Virna merinding merasakan sesuatu yang basah dan hangat di lehernya. Ternyata si tua Maman itu sedang menjilati lehernya yang jenjang, lidah itu bergerak menyapu daerah itu sehingga menyebabkan tubuh Virna menggeliat menahan nikmat. Mulut Virna yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Jono kini mulai membuka. Lidah kasap si satpam itu langsung menyeruak masuk ke mulut suster itu dan meraih lidahnya mengajaknya beradu lidah. Virna pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar. Sementara Pak Maman mulai melucuti kancing bajunya dari atas, tangan keriput itu menyusup ke dalam cup branya, begitu menemukan putingnya langsung dimain-mainkannya benda itu dengan gemasnya.
Di tengah ketidakberdayaannya melawan kedua brengsek itu, Virna semakin pasrah membiarkan tubuhnya dijarah. Tangan Jono menjelajah semakin dalam, dibelainya paha dalam gadis itu hingga menyentuh selangkangannya yang masih tertutup celana dalam. Sementara atasan Virna juga semakin melorot sehingga terlihatlah bra biru di baliknya.
“Kita ke dalam aja biar lebih enak” kata Pak Maman.
“Iya bener Pak, disini kalau ada yang datang malah berabe” Jono menyetujui.
“Kalian emang kurang ajar yah, kita bisa dapet masalah kalau gak lepasin saya !” Virna masih memperingatkan keduanya.
“Udahlah Sus, kurang ajar- kurang ajar, kan lu juga suka ayo !” Jono narik lengan suster itu bangkit dari kursi, “ntar saya laporin loh ada suster ngerokok di tempat kerja”
“Iya Sus, seneng-seneng dikin napa? Dingin-dingin gini emang enaknya ditemenin cewek cantik kaya Sus” timpal Pak Maman.
Mereka menggelandang suster itu ke ruang di antara kamar mayat dan koridor tempat mereka berjaga. Virna disuruh naik ke sebuah ranjang dorong yang biasa dipakai untuk menempatkan pasien atau jenazah yang hendak dipindahkan. Kedua pria itu langsung menggerayangi tubuh Virna yang terduduk di ranjang. Jono menarik lepas celana dalam gadis itu hingga terlepas, celana itu juga berwarna biru, satu stel dengan branya. Kemudian ia berlutut di lantai, ditatapnya kemaluan suster itu yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, bulu itu agaknya rajin dirawat karena bagian tepiannya terlihat rapi sehingga tidak lebat kemana-mana. Virna dapat merasakan panasnya nafas pria itu di daerah sensitifnya. Pak Maman mempreteli kancing baju atasnya yang tersisa, lalu bra itu disingkapnya ke atas. Kini terlihatlah payudara suster Virna yang berukuran sedang sebesar bakpao dengan putingnya berwarna coklat.
“Uuuhh…Pak!” desah Virna ketika lidah Pak Maman menelusuri gundukan buah dadanya.
Lidah itu bergerak liar menjilati seluruh payudara itu tanpa ada yang terlewat, setelah basah semua, dikenyotnya daging kenyal itu, puting mungil itu digigitinya dengan gemas.
“Aahh !” tubuh Virna tiba-tiba tersentak dan mendesah lebih panjang ketika dirasakannya lidah panas Jono mulai menyapu bibir vaginanya lalu menyusup masuk ke dalam. Virna sebenarnya jijik melakukan hal ini dengan tua bangka dan satpam bopeng ini, tapi rupanya libidonya membuatnya melupakan perasaan itu sejenak. Mulut Pak Maman kini merambat ke atas menciumi bibirnya, sambil tangannya tetap menggerayangi payudaranya. Sementara di bawah sana, si satpam makin membenamkan wajahnya di selangkangan Virna, lidahnya masuk makin dalam mengais-ngais liang kenikmatan suster muda itu menyebabkan Virna menggelinjang dan mengapitkan kedua paha mulusnya ke kepalanya, topi satpamnya sampai terjatuh tersenggol tangan gadis itu.
“Jo…Jo, lu jaga di luar dulu gih, kalau ada orang datang liat ke sini kan gawat” suruh Pak Maman mengganggu si satpam yang sedang enak-enaknya menikmati vagina Virna, “Ntar kalau ada yang cari bilang gua lagi ke WC”
“Yah si Bapak mau enaknya sendiri, saya juga udah konak nih Pak !” protes Jono.
“Allah, ayolah ntar juga lu dapet bagian, ke orang tua harus ngalah dikit dong, daripada kita kepergok hayo !”
Jono pun terpaksa keluar ruangan itu dengan hati dongkol, tapi dia berpikir benar juga kalau tidak ada yang jaga di luar bakal berisiko ada yang memergoki, maka diapun terpaksa berjaga diluar dengan hati gelisah, ingin segera menikmati tubuh mulus suster Virna yang baginya merupakan kenikmatan terbesar dan terlangka dalam hidupnya.
“Nah, sekarang tinggal kita duaan Sus” kata Pak Maman membuka pakaiannya “pokoknya malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe !”
Virna tertegun melihat pria tua itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kurus sampai tulang rusuknya agak tercetak di kulitnya, namun demikian penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang sebagian sudah beruban. Dia naik ke ranjang ke atas tubuh gadis itu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Pak Maman begitu mengagumi wajah cantik Virna, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu karena sedang menahan nafsu.
“Pak, apa ga pamali main di tempat ginian ?” tanya Virna.
“Ahh…iya sih tapi masabodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe” habis berkata dia langsung melumat bibir gadis itu.
Mereka berciuman dengan penuh gairah, Virna melingkarkan tangannya memeluk tubuh tua Pak Maman. Ia masih memakai seragam susternya yang sudah terbuka dan tersingkap dimana-mana, bagian roknya saja sudah terangkat hingga pinggang sehingga kedua belah pahanya yang jenjang dan mulus sudah tidak tertutup apapun. Pak Maman sudah lama tidak menikmati kehangatan tubuh wanita sejak ditinggal mati istrinya sehingga dia begitu bernafsu berciuman dan menggerayangi tubuh Virna. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Virna bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang secantik ini, bahkan almarhum istrinya ketika muda pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengannya.
Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka dengan nafas memburu. Pak Maman mendaratkan ciumannya kali ini ke lehernya. Kemudian mulutnya merambat turun ke payudaranya, sebelumnya dibukanya terlebih dulu pengait bra yang terletak di depan agar lebih leluasa menikmati dadanya.
“Eemmhh…aahhh…aahh !” desahnya menikmati hisapan-hisapan penjaga kamar mayat itu pada payudaranya, tangannya memeluk kepala yang rambutnya sudah tipis dan beruban itu.
Virna merasakan kedua putingnya semakin mengeras akibat rangsangan yang terus datang sejak tadi tanpa henti. Sambil menyusu, pria itu juga mengobok-obok vaginanya, jari-jarinya masuk mengorek-ngorek liang senggamanya membuat daerah itu semakin basah oleh lendir.
“Bapak masukin sekarang yah, udah ga tahan nih !” katanya di dekat telinga Virna.
Virna hanya mengangguk. Pak Maman langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis itu. Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Pak Maman menekan penisnya ke dalam.
“Uuhh…sempit banget Sus, masih perawan ga sih ?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya.
Virna mengerang dan mencengkram kuat lengan pria itu setiap kali penis itu terdorong masuk. Setelah beberapa kali tarik dorong akhirnya penis itu tertancap seluruhnya dalam vagina suster itu.
“Weleh-weleh, enaknya, legit banget Sus padahal udah gak perawan” komentar pria itu, “pernah sama siapa nih Sus sebelumnya, kalo boleh tau ?”
Sebagai jawabannya Virna menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu.
Pak Maman mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari mulut Virna yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga. Lumayan juga sudah seusia kepala enam tapi penisnya masih sekeras ini dan sanggup membuat gadis itu menggelinjang. Dia mahir juga mengatur frekuensinya agar tidak terlalu cepat kehabisan tenaga. Sambil menggenjot mulutnya juga bekerja, kadang menciumi bibir gadis itu, kadang menggelitik telinganya dengan lidah, kadang mencupangi lehernya. Virna pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak menyangka pria seperti si penjaga kamar mayat itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.
“Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang !” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.
Pak Maman tersenyum mendengar permintaan suster itu. Merekapun bertukar posisi, Pak Maman tiduran telentang dan Virna menaiki penisnya. Batang itu digenggam dan diarahkan ke vaginanya, Virna lalu menurunkan tubuhnya dan desahan terdengar dari mulutnya bersamaan dengan penis yang terbenam dalam vaginanya. Mata Pak Maman membeliak saat penisnya terjepit diantara dinding kemaluan Virna yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan.
“Sssshhh…oohh…yah…aahh !” Virna mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.
Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di pintu, dilihatnya Jono, si satpam itu sedang mengintip adegan panas mereka melalui pintu yang dibuka sedikit. Virna malah tersenyum nakal ke arahnya, sambil terus menggoyang tubuhnya. Tangannya meraih ujung roknya lalu ditariknya ke atas seragam yang berupa terusan itu hingga terlepas dari tubuhnya. Seragam itu dijatuhkannya di lantai sebelah ranjang itu, tidak lupa dilepaskannya pula bra yang masih menyangkut di tubuhnya sehingga kini tubuhnya yang sudah telanjang bulat terekspos dengan jelas. Sungguh suster Virna memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan meruntuhkan negara. Jono menutup lagi pintu itu dan kembali ke mejanya, dia sudah tidak sabar menunggu gilirannya. Dia berusaha tidak melakukan masturbasi agar bisa melampiaskannya semaksimal mungkin pada suster itu. Jono hanya bisa gelisah telah menunggu lebih dari dua puluh menit, dua batang rokok telah dihabiskannya. Ternyata perintah Pak Maman untuk berjaga di depan tidak salah karena tak lama kemudian di dengarnya langkah kaki.
“Wei, jangan terlalu ribut dulu ada yang datang” Jono melongokkan kepala ke dalam untuk memperingatkan Pak Maman dan Virna yang sedang berasyik-masyuk.
Virna pun terpaksa mengurangi ritmenya agar desahannya tidak terlalu kencang.
“Eh, Dokter Ary…pagi, ngapain nih jam segini ?” sapanya pada orang itu yang adalah salah satu dokter yang shift malam.
“Pagi, biasalah, jaga…abis dari WC sekalian ngontrol, serem juga yah jam segini disana sepi gitu…eh iya, omong-omong Pak Maman mana ?” tanya dokter berusia 40an itu.
“Sakit perut tuh katanya, lagi ke WC yang disana, makannya saya jaga disini dulu”
“Oh gitu yah, ok deh Jo, saya balik ke dalem dulu yah” pria itu berpamitan.
“Omong-omong Dok, suster-suster baru belakangan ini cakep-cakep juga yah hehehe”
“Ah, tau aja lu Jon, tapi emang iya sih saya udah liat beberapa fotonya, katanya besok siang baru datang sini” jawab Dokter Ary sambil berlalu.
“Besok?” Jono bertanya dalam hati dengan heran “ketinggalan info kali lu, orang di dalem sana udah ada satu kok hehehe”
Jono kembali dan memberi tanda pada mereka bahwa sudah aman.
“Cepetan dong Pak Maman, udah kebelet nih !” sahutnya.
“Iya-iya sebentar lagi nih sabar !”
Kembali Virna dan penjaga kamar mayat itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Virna demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Pak Maman, dia merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya.
“Ayo manis, goyang terus…ahh…enak banget !” kata Pak Maman sambil meremasi payudara gadis itu.
Wajah Virna yang bersemu merah karena terangsang berat itu sangat menggairahkan di mata Pak Maman sehingga dia menarik kepalanya ke bawah agar dapat mencium bibirnya.
Akhirnya Virna tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Pak Maman yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang. Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina suster itu meremas-remasnya sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam. Setelah klimaksnya selesai tubuh Virna melemas dan tergolek di atas tubuh tua itu. Virna yang baru berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria dibawahnya yang lebih pantas menjadi kakeknya, yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah bau tanah.
“Asyik banget Sus, udah lama saya gak ginian loh !” ujar Pak Maman dengan tersenyum puas.
“Yuk udah kan Pak Maman, gantian dong !” terdengar suara Jono dari pintu sana.
“Iya-iya tunggu saya pake baju dulu” jawab Pak Maman, “udah dulu yah Sus, gantian sama si Jono dulu, saya harus jaga lagi”
Setelah memakai kembali pakaiannya Pak Maman mempersilakan si satpam mengambil gilirannya.
“Tuh sana, selamat ngent*t, pokoknya asoy banget deh” katanya, “eh tadi siapa emang yang dateng ?”
“Dokter Ary, tenang dia cuma abis dari WC aja kok, sekarang Bapak yang jaga yah !”
Jono buru-buru masuk dan menemukan tubuh telanjang Virna yang sedang duduk di ranjang dorong itu.
“Hehehe…sekarang sama saya yah Sus, dijamin lebih puas daripada sama Pak Maman tadi” katanya sambil membuka jaket dan meletakkannya di sebuah meja.
Virna turun dari ranjang dan berjalan menghampirinya. Jantung Jono semakin berdegub melihat suster cantik itu sudah berdiri di hadapannya tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Butir-butir keringat masih nampak di tubuhnya yang putih mulus bekas pergumulan dengan Pak Maman tadi. Virna membantu membukakan pakaiannya, ketika melepaskan kemejanya, Jono merasakan telapak tangan lembut gadis itu membelai dadanya, enak sekali sampai matanya terpejam menikmati. Virna melemparkan kemeja itu ke meja tempat Jono menaruh jaketnya. Setelah bagian atas lepas, kini gadis itu berlutut di depannya. Tangannya bergerak lincah membuka sabuknya dan meloroti resleting celananya.
“Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian” dia seperti masih belum percaya hal yang dialaminya itu.
Lidah Virna bergerak liar menjilati batang penis yang hitam itu sambil tangannya melakukan gerakan mengocok. Setelah batang itu basah oleh ludahnya, ia membuka mulut dan memasukkan benda itu ke dalamnya. Penis itu dihisap-hisap sampai Jono merem-melek keenakan. Virna sendiri sebenarnya merasa mulutnya kepenuhan dengan penis sebesar itu, namun dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi.
“Uuhh…enak Sus, enak banget !” erang Jono sambil meremas-remas rambut Virna.
Tubuh Jono bergetar menahan nikmatnya dioral suster itu terlebih ketika lidah itu menjilati kepala penisnya yang bersunat. Tidak ingin orgasme terlalu dini, diangkatnya tubuh Virna hingga berdiri dan digiringnya ke arah ranjang dorong tadi.
Virna duduk di tepi ranjang sementara Jono berdiri diantara kedua belah pahanya. Bibir mereka beradu dan berciuman dengan penuh gairah. Tangan kasar Jono bergerilya menjamahi punggung, payudara dan pahanya. Di tengah percumbuan nan panas itu Jono menarik lepas sanggul Virna sehingga rambutnya indahnya yang hitam legam itu tergerai hingga sebatas dada atas.
“Aaahh…pelan-pelan Pak !” desah Virna ketika satpam itu melesakkan penisnya ke vaginanya.
Penis satpam itu lebih besar dan keras dari milik Pak Maman sehingga walaupun vagina Virna sudah becek tetap saja ada rasa nyeri waktu benda itu memasukinya.
“Sshh…tahan yah Sus, sempit sekali nih, uuuhh !” eragnya sambil terus mendorong masuk penisnya.
Setelah masuk setengahnya, didesakkannya penis itu dalam-dalam hingga masuk semua. Virna menggeliat dan mendesah menerima sodokan itu. Jono mulai menyetubuhi Virna yang duduk di ranjang sambil berdiri. Ukuran penisnya yang besar itu memberi rasa nyeri pada Virna terutama ketika gerakannya kasar. Kesesakannya justru menyebabkan gesekan dengan dinding vagina dan klitoris lebih terasa. Lama-lama Virna pun sudah melupakan sakitnya dan hanyut dalam kenikmatan.
“Oh…Pak…terussshh…!” mulut Virna menceracau
Di tengah dinginnya malam dan hujan yang sudah tinggal rintik-rintik tubuh mereka malah berkeringat karena bergairahnya percintaan itu. Mereka bagaikan,
Bebek mandarin bermain di air,
Burung phoenix melintasi bebungaan.
Dengan birahi mereka berjalin bak tanaman rambat,
Tubuh mereka berpadu dalam kegairahan.
Ujung lidah sang gadis menghantarkan liur yang manis,
Pinggangnya yang seperti willow dipenuhi nafsu,
Bibirnya yang seperti ceri menghantarkan nafas berat.
Mata berbinar, butir keringat mengalir dari tubuh harumnya
Dada lembut berguncang, embun menitik di kulit sang gadis.
Sang pria merasakan kecantikan bak dewi,
Bagaikan harimau lapar menerkam domba
Sang gadis dalam buaian kenikmatan,
Bagaikan ikan haus dalam air
Tetesan air surga jatuh ke dalam dua helai kelopak teratai merah.
Menatap wajah cantik Virna yang sedang terangsang berat dengan rambut telah terurai itu menambah semangat satpam itu. Frekuensi genjotannya semakin naik membuat ranjang itu bergoyang-goyang. Sambil terus menggenjot Jono dengan nikmatnya melumat payudara Virna yang membusung, sebentar saja kulit payudara itu sudah penuh dengan ludah dan bekas cupangan yang memerah.
“Oohh...saya…saya keluar Pak…aaahh…aahh !” erang Virna tanpa malu-malu.
Gadis itu memeluk erat-erat tubuh kekar si satpam sambil mengeluarkan cairan orgasme dari vaginanya yang menyebabkan penis pria itu semakin lancar menyodokinya. Tubuhnya terlonjak-lonjak seperti kesetrum dan mulutnya mengerang nikmat. Virna sangat puas dan lemas sekali setelah orgasme panjang itu, namun pria itu masih terus memompa vaginanya. Hingga lima menit setelah orgasmenya, Virna belum merasakan tanda-tanda pria itu akan klimaks, dia begitu perkasa baginya sehingga gairahnya kini mulai naik lagi. Jono mengajaknya berganti gaya, disuruhnya suster itu menungging di atas ranjang lalu ia memposisikan diri di belakangnya untuk melakukan doggie style. Diarahkannya penis itu pada vaginanya yang sudah penuh dengan cairan yang meluber membasahi daerah selangkangan dan paha dalamnya. Kali ini dia tidak terlalu sulit melakukan penetrasi berkat bantuan cairan itu. Setiap kali Jono menggenjot terdengar bunyi tumbukan yang timbul dari beradunya pantat gadis itu dengan selangkangannya.
“Enak…terus...iyah gitu terus !” Virna mendesah sambil ikut menggoyangkan pinggulnya sehingga penis itu menancap makin dalam.
Ketika sedang asyik menunggangi Virna, tiba-tiba pintu membuka dan masuklah Pak Maman yang nafsunya bangkit lagi dan minta jatah sekali lagi.
“Itu diluar gak ada yang jaga gimana ?” tanya Jono.
“Jam segini udah sepi banget disini, tenang aja, lagian cuma sebentar kok, gua ngaceng lagi nih !” katanya.
Karena ranjang itu tidak muat untuk tiga orang terpaksa mereka turun ke lantai. Jono meneruskan genjotan doggie stylenya sementara Pak Maman duduk di sebuah bangku dengan celana sudah dipeloroti. Virna sambil bersandar pada paha Pak Maman mengoral penis itu sesuai yang dimintanya. Tangan Jono terus saja menggerayangi tubuh Virna, kadang diremasnya payudara atau pantatnya dengan keras sehingga memberi sensasi perih bercampur nikmat bagi gadis itu. Sedangkan Pak Maman sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Virna terkadang gelagapan.
“Gila nih duaan barbar banget sih” kata Virna dalam hati.
Walau kewalahan dithreesome seperti ini, namun tanpa dapat disangkal Virna juga merasakan nikmat yang tak terkira. Tak lama kemudian Jono mencabut penisnya lalu berpindah ke depan. Virna kini bersimpuh di depan kedua pria yang senjatanya mengarah padanya menuntut untuk diservis olehnya. Virna menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani kedua penis itu hingga akhirnya penis Jono meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya.
Sperma si satpam langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Pak Maman pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Virna, cairan itu mengenai wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Virna pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma yang berceceran.
“Sus hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh” puji Jono ketika beristirahat memulihkan tenaga.
“Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe” goda Pak Maman.
“Iya Non, gimana mau kan sering-sering main sama kita ?” tanya Jono sambil meremas pantat Virna yang berkaca dan menata kembali rambutnya.
Virna tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “Kenapa nggak, saya puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi kalian”
Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu setengah jam. Virna pun berpamitan pada mereka setelah memakai jaket pinknya. Sebelum berpisah ia menghadiahkan masing-masing sebuah ciuman di mulut. Jono membalas ciuman itu dengan bernafsu, dipeluknya tubuh langsing itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.
“Nakal yah, ok saya masuk dulu yah !” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.
Lelah sekali mereka setelah menguras tenaga dengan perawat cantik itu sehingga selama sisa waktu itu agak terkantuk-kantuk. Setelah pagi mereka pun pulang dan tertidur di tempat masing-masing dengan perasaan puas.
###
Sore harinya jam lima, ketika sedang bersantai di sebuah warung sambil menikmati pisang goreng dan kopinya, Jono terperangah melihat berita sore di televisi.
“Seorang perawat bernama Virna Darmawan, berusia 24 tahun, ditemukan tewas mengenaskan di kamar mandi kostnya. Tubuhnya ditemukan dalam keadaan telanjang bulat di bawah siraman shower, kematiannya disebabkan oleh arus listrik yang bocor saat sedang mandi. Jenazah korban baru saja ditemukan pagi ini jam delapan oleh seorang teman kostnya. Sementara waktu kematiannya diperkirakan kemarin sore sekitar jam tujuh atau delapan. Jenazah saat ini telah dibawa ke….”
Tubuh Jono seperti mati rasa dengan mulut melongo saat gambar di televisi memperlihatkan foto korban yang tidak lain adalah gadis yang semalam bercinta dengannya. Jantungnya serasa berhenti berdetak dan mulutnya tidak sanggup berkata apa-apa.
“Jo…Jo, kenapa lu, emang lu kenal sama tuh cewek ?” tanya Bu Parti sang pemilik warung melihat reaksi Jono.
“Ehh…ii-iya…iya itu kan suster di rumah sakit saya” jawabnya gugup, “ka-ka-kasian yah, masih muda gitu”
Jono buru-buru membayar tagihannya dan meninggalkan warung itu.
Berita tentang kematian perawat itu menjadi bahan pembicaraan di rumah sakit itu.
“Kasian yah, padahal hari ini dia baru mau masuk kerja disini”
“Kos-kosan jaman sekarang payah, masa keamanannya ga terjamin gitu sih, ini jelas kesalahan pihak kost”
“Masih muda, cantik lagi, tapi nasibnya kok kaya gitu, ck..ck…ck”
Itulah sebagian pembicaraan para dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit yang didengar Jono ketika tiba di tempat kerjanya hari itu jam tujuh. Jono semakin ketakutan dan pucat mendengar semua itu, berarti yang semalam itu siapa, manusia atau bukankah itu, seribu satu pertanyaan berkecamuk di benaknya. Hal yang serupa pun dirasakan oleh Pak Maman, ia baru mendengar berita itu ketika tiba di rumah sakit sore itu. Walaupun sudah sering mengalami kejadian-kejadian aneh selama bertugas namun belum pernah menghadapinya secara langsung apalagi sampai bermain cinta seperti kemarin itu.
“Jadi siapa yang kemarin malem main sama kita itu ?” tanya Jono pada Pak Maman di tempat yang sama seperti kemarin.
“Mana gua tau, yang pasti sekarang gua jadi gak enak, gimana kalau dia datengin kita lagi…lu inget kan terakhir dia omong apa” wajah Pak Maman tersirat rasa ketakutan.
Malam itu jam sepuluh ketika mereka bertugas, obrolan mereka masih didominasi kejadian semalam dan kematian perawat muda bernama Virna itu. Angin yang berhembus membangkitkan bulu kuduk apalagi mereka masih dibayang-bayangi kejadian itu.
“Pak nggak sebaiknya kita cari orang pintar aja, saya takutnya ada apa-apa” kata Jono.
“Yah, gimana yah, gini aja…” Pak Maman mendadak menghentikan kata-katanya karena dia merasa ada yang memegang pergelangan kakinya di bawah meja sana.
Jono juga merasakan hal yang sama, mereka terpaku saling memandang satu sama lain, nafas serasa berat dan jantung seakan berhenti berdetak. Pelan-pelan mereka mengarahkan bola matanya ke bawah sana. Virna, sang perawat itu telah berada di sana dengan seragam kerjanya. Rambutnya kini terurai, sebagian menggantung di wajahnya yang pucat. Dia tersenyum pada mereka, namun senyum itu bukanlah senyum semanis kemarin, senyumannya yang sekarang begitu menakutkan, matanya yang merah dengan lingkaran hitam disekelilingnya seperti itu menatap dalam-dalam seolah menembus sampai ke tulang.
“WHUUAAA…!” mereka berteriak bersamaan dan berlarian tunggang langgang.
-
Cerita Dewasa ini terjadi sekitar setahun yang lalu, tahun kedua-ku bersekolah di luar negeri. Aku sedang mandi dan mempersiapkan diri untuk...
-
Inilah cerita seks sedarah antara ibu dan anak, bercinta dengan anak kandung ataupun bercinta dengan ibu kandung memang menjadi hal yang tak...
-
Keluarga Calvin pamitan pada Antonius, Ali, Bayu, dan Made setelah cukup lama ngobrol dengan Dion dan saudara-saudaranya. Besok pagi mere...
Search This Blog
Blog Archive
-
►
2021
(300)
- ► December 2021 (12)
- ► November 2021 (26)
- ► October 2021 (15)
- ► September 2021 (3)
- ► August 2021 (2)
- ► April 2021 (1)
- ► March 2021 (16)
- ► February 2021 (54)
- ► January 2021 (127)
Powered by Blogger.
Find Your Happiness Within Yourself Quotes
Find Your Happiness Within Yourself Quotes . Web find peace within yourself.” “seeking happiness outside ourselves is like waiting for sunsh...

Labels
- 69
- Abang Angkat
- Air Mani
- Ajudan
- Amput
- Anal
- Askar
- Asrama
- Awek
- Ayah
- Ayam
- Bapa Saudara
- Bas
- Batang Besar
- Batang Kuda
- Bawah Umur
- Beastillity
- Bercuti
- Blowjob
- Bogel
- Bontot
- Boyfriend Orang
- Butuh
- By Budak Adli
- By Denco
- By EddieAmir
- By Jimbob
- By Man
- By Mr Cadd
- By Nicholas
- By Niclit
- By Nur Atikah
- By pangeran212
- By Wanxxx
- Cerita Dewasa
- Cikgu
- Cina
- Daun Muda
- Dildo
- Download
- Driver
- Driver Lori
- Duda
- Emak
- ExBoyfriend
- Fan Fiction
- Foursome
- Glory Hole
- Handsome
- Hensem
- Hetero
- Hisap
- Homo
- Horor
- Hotel
- Housemate
- Ibu Mertua
- Incest
- Indian
- Indonesia
- Interracial
- Isteri Orang
- Jawa
- jiran
- Jubur
- Kampung
- Kebun Teh
- Kisah Cinta Dua Marhalah
- KL&L
- Konek
- Kontol
- Kontol Gede
- Kuli
- Lancap
- Liwat
- Love Story
- Maktab
- Malaysia
- Mat Salleh
- Mature
- Melanau
- Melayu
- MOTNES
- Muscle
- Negro
- News
- Ngentot
- Novel
- Orgy
- Outdoor
- Pakcik
- Pemerkosaan
- Pensyarah
- Pertama
- Polis
- pondan
- Remaja
- Rogol
- Roomate
- Sarawak
- Satpam
- Sedarah
- Sekolah
- Selingkuh
- Serial Andre dan Calvin
- Sesama Wanita
- Siswa
- Skodeng
- Sport
- Suami
- Suami Isteri
- Suami Orang
- Tentera
- Tetek
- Threesome
- Toilet
- Tukar Pasangan
- Umum
- Uncle
- Universiti
- Video